Pagi hari di apartemen,Aaram terbangun karena suara alarm yang berasal dari ponselnya. Jam menunjukkan pukul lima pagi,ia segera bergegas untuk melaksanakan ibadah sholat subuh. Setelah melaksanakan kewajibannya Aaram mengaji sebentar.
Aaram yang masih mengenakan baju koko dan sarungnya keluar kamar setelah selesai mengaji,dia melirik ke arah kamar Sandra yang bersebelahan dengannya. Apakah dia sudah bangun? Aaram sangat ragu untuk mengetuk pintu kamar Sandra.
Tok… Tok..
Beberapa kali pintu diketuk tetap sama tidak ada jawaban. Ketika Aaram ingin memegang handle pintu untuk membukanya ia mendengar suara rintihan dari dalam kamar.
"Sandra,kamu kenapa?San,aku masuk ya."
Aaram langsung membuka pintu kamar Sandra dan ia terkejut melihat Sandra yang sedang merintih kesakitan. Aaram mendekat ke arah ranjang tempat tidur Sandra.
"Kamu kenapa,San?" tanya Aaram dan tangannya terulur ke arah kening Sandra.
"Tidak panas atau demam"
ucap Aaram dalam hati
"Sandra,apakah ada yang kamu rasakan?apa yang sakit?katakanlah jangan membuatku kuatir."
Aaram kembali bertanya karena ia tidak merasakan demam di tubuh Sandra.
"Per-perutku sa-sakit,Ar" rintih Sandra sambil memegang perutnya yang sakit.
"Apa kamu memiliki riwayat asam lambung?"
Sandra menggeleng dengan cepat "aku,ba-ru da-tang bu-lan,Ar"
Aaram melongo dan kemudian menepuk keningnya dan tertawa kecil. "Aku kira kamu kenapa,San. Kalau gitu aku akan membuatkan sarapan untukmu agar kamu bisa minum obat pereda nyeri untuk meringankan rasa sakitnya." Aaram segera berlalu menuju dapur dan membuatkan Sandra sarapan.
Sambil memasak Aaram menghubungi asistennya Arga.
"Halo,Ga. Maaf aku tidak bisa ke kantor hari ini,karena istri sedang sakit. Kamu kirimkan saja semua lewat email."
"Baik bos,saya akan kirim berkas-berkas yang harus bos tandatangani lewat email."
"Ok,thank's Ga."
Aaram menutup panggilan tersebut dan kembali fokus ke masakannya. Kali ini Aaram memasak sup ayam,Aaram begitu pandai dalam hal memasak. Itulah yang membuat Sona begitu ingin memiliki Aaram bahkan tega menyakiti hati sahabatnya Dira demi mendapatkan Aaram. Tapi,yang namanya jodoh di tangan tuhan,bahkan dari mereka tidak ada yang menyangka kalau Aaram dan Sandra menikah.
Masakan pun akhirnya matang,Aaram langsung menuangkan sup ke dalam mangkuk dan juga menyendokkan nasi ke dalam piring. Tidak lupa juga ia menyiapkan buah-buahan sebagai makanan penutupnya. Aaram kembali ke kamar Sandra dan membangunkannya untuk segera makan.
"San,ayo bangun kamu harus makan habis itu minum obat pereda nyerinya." Ucap Aaram membangunkan Sandra dengan menggoyangkan bahu Sandra.
Sandra bangun dari tidurnya dan menyandar ke kepala sandaran tempat tidurnya dengan dibantu oleh Aaram. Aaram berniat menyuapini Sandra,tapi ditolak oleh Sandra. "Aku bisa makan sendiri,Ar" ucap Sandra sambil mengambil sendok yang dipegang oleh Aaram.
"No,biar aku saja." Tolak Aaram,ia tahu kalau Sandra makan sendiri pasti hanya kuahnya saja yang dihabiskan.
"Ar-"
"Tidak ya tidak,biar aku saja" paksa Aaram dan mambuat Sandra pasrah karena ia malas berdebat dalam kondisi seperti ini. Dengan terpaksa Sandra makan dengan disuapi oleh Aaram,dan jangan ditanya bagaimana perasaan Aaram saat ini. Aaram sangat bahagia karena dapat berdekatan dengan Sandra walaupun dengan kondisi istrinya seperti ini.
"Sudah ya,Ar. Aku sudah sangat kenyang." Tangan Sandra mencegah tangan Aaram untuk menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.
"Ya sudah,kalau gitu tunggu lima menit ya untuk minum obatnya."
Sandra hanya menganggukkan kepalanya,ia benar-benar begitu lemas dan perutnya seperti sedang di remas saat ini. Setelah lima menit Aaram memberikan obat pereda nyeri kepada Sandra. Setelah minum obat Sandra pun tertidur kembali.
*
Di Lain tempat di sebuah taman belakang rumah yang sangat besar seorang wanita paruh baya sedang menikmati sarapan paginya sambil memandangi taman yang begitu indah. Seorang berbadan tegap dengan pakaian serba hitam menghampirinya.
Pria itu menunduk hormat "selamat pagi nyonya" ucap pria bertubuh tegap itu.
"Bagaimana?apakah kamu sudah mendapat info dimana mereka tinggal?" tanya wanita itu.
"Sudah nyonya" jawab pria itu sambil menyerahkan amplop coklat berisikan data seseorang yang sedang mereka cari selama ini.
Wanita itu membuka amplop yang diberikan oleh orang suruhannya ini. "Jadi mereka selama ini tinggal di Jakarta,dan lihatlah anak itu sudah menikah ternyata" wanita itu segera memasukkan kembali berkas-berkas yang tadi ia lihat.
"Siapkan penerbangan hari ini,aku akan kembali ke Indonesia. Untuk menemui Amira dan putrinya Sandra." Perintah wanita itu memerintahkan anak buahnya itu untuk segera melaksanakan perintahnya. Pria yang diperintahkan segera menunduk dan pergi dari taman itu.
"Kita akan bertemu lagi Amira,aku akan membuat kalian tidak akan pernah bahagia. Seperti apa yang aku rasakan,hahaha."
Wanita paruh baya itu segera pergi untuk mempersiapkan beberapa pakaian untuk ia bawa. Pagi ini juga ia akan kembali ke Indonesia,untuk menuntaskan hasrat dendamnya terhadap Amira.
*
Di apartemen Aaram sudah selesai membersihkan dan merapikan apartemen,bahkan ia juga sudah selesai mencuci pakaian Sandra dan dirinya. Sandra terbangun karena sudah agak lebih baik dari tadi pagi. Sandra berjalan keluar,ia merasa sangat bosan di dalam kamar.
Aaram yang sedang duduk didepan televisi sambil mengecek beberapa email yang dikirim oleh Arga asistennya,akhirnya menoleh karena mendengar suara langkah kaki Sandra.
"Oh,kamu sudah bangun?apakah sudah lebih baik?" Aaram bangun dari duduknya dan menuntun Sandra untuk duduk disebelahnya. Sandra merasa sangat senang dengan perhatian kecil yang diberikan Aaram untuknya.
Sandra tersenyum "aku sudah lebih baik,Ar. Terima kasih kamu sudah mau repot-repot membuatkan aku sarapan pagi ini." Ucap Sandra tulus dengan senyum yang masih terbit di wajahnya.
"Itu sudah tugasku sebagai suamimu,San."
Sandra tersenyum kecut "maaf"
Aaram mengernyitkan dahinya "maaf untuk apa?memangnya kamu berbuat salah?" tanya Aaram bingung
Sandra menggeleng dan tersenyum "aku minta maaf karena sebagai istrimu aku belum bisa melayanimu semaksimal mungkin. Jujur saja sebenarnya aku pun ingin sekali memulai semua ini dari awal bersama mu. Tapi,entah kenapa bayang-bayang itu yang membuat diriku ragu selalu datang menghantuiku. Bantu aku Ar,bantu aku agar aku bisa memulainya bersamamu, Aku akan berusaha untuk itu semua." Ucap Sandra yang masih menatap Aaram
Aaram tersenyum mendengar ucapan sang istri yang ingin mencoba membuka hatinya. "Aku senang mendengarnya,aku harap kamu benar-benar mau membuka hatimu untukku dan memulainya dari awal bersamaku."
"Apakah kamu mau mendengar cerita tentang diriku,Ar?" Sandra bertanya seperti itu karena ia ingin Aaram tahu satu hal kenapa ia sulit membuka hatinya untuk pria mana pun.
Aaram terdiam dan terus memandang wajah istrinya itu. "Ceritalah aku akan mendengarkannya." Ucap Aaram tersenyum.
Kemudian Sandra menceritakan apa yang terjadi kepada dirinya dan juga ibunya. Sandra memberi tahu awal dari kebencian Sandra terhadap seorang pria yang tak lain adalah ayahnya sendiri. Tidak ada satupun yang ditutupi oleh Sandra,Aaram terus menyimak semua cerita tang Sandra ucapkan. Seketika Aaram mengingat sesuatu,tentang toko kue yang berada di kota K.
"Tunggu,San" Aaram menghentikan pembicaraan Sandra.
Sandra menatap bingung kearah Aaram "ada apa?"
"Tadi kamu bilang toko kue langganan kamu dan ibu di jalan xx kota K?" tanya Aaram dan dijawab anggukan oleh Sandra