Aaram menganggukkan kepalanya begitupun dengan Arga.
"Jangan lupa diminum lagi obat pereda nyerinya kalau perutmu masih terasa sakit." Aaram mengingatkan Sandra agar tidak lupa dan dijawab dengan anggukan oleh Sandra.
Sandra kini sudah berada di kamarnya,ia mengingat kejadian diruang tamu ketika Aaram mencium bibirnya dengan sangat singkat. Tangan Sandra terulur menyentuh bibirnya itu,ciuman pertamanya sudah Aaram curi. Dulu ia pernah berjanji pada dirinya sendiri kalau ia akan menyerahkan seluruh yang ada di tubuhnya itu untuk suaminya seorang. Kini ciuman pertamanya sudah diambil oleh suaminya sendiri. Senyum terbit di wajah Sandra,ia berguling-guling diatas kasurnya,kakinya dihentak-hentakkan ke atas kasur dan wajahnya ditutup oleh selimut. Sandra begitu merasa malu terhadap dirinya jika mengingat peristiwa ciuman pertamanya.
Siang pun menjelang kini Aaram dan Sandra sedang melaksanakan ibadah sholat dzuhur. Seusai melaksanakan sholat,mereka makan siang bersama hanya berdua saja sedangkan Arga sudah kembali ke kantor satu jam setelah Sandra masuk ke kamarnya. Ada rasa sedikit canggung diantara mereka,Aaram sesekali melirik ke arah Sandra dengan memfokuskan penglihatannya tepat ke arah bibir Sandra yang selalu menggodanya. Aaram menggelengkan kepalanya,Sandra yang melihat Aaram seperti itu pun merasa heran dengan tingkah pria itu.
"Kamu kenapa?sakit?" tanya Sandra kepada Aaram
Aaran menatap Sandra dan menggelengkan kepalanya "tidak" jawab Aaram singkat.
Sandra yang memang sangat cuek dan tidak pernah peduli dengan apa yang dilakukan Aaram pun melanjutkan kembali makannya.
"Mmm,San. Apakah nanti malam kamu ada acara?"
Sandra berfikir sejenak "tidak ada,memangnya kenapa?kamu mau lembur di kantor?"
"Tidak,aku hanya ingin mengajakmu keluar untuk membeli beberapa kebutuhan kita,lihatlah isi kulkas sudah mulai berkurang."
Sandra kembali berfikir lagi "mmm,tidak bisa malam ini aku ada janji"
Aaram mengerutkan dahinya "janji dengan siapa?" tanya Aaram yang benar-benar kepo dengan istrinya itu.
"Dengan gunting kuku ku" jawab Sandra santai sedangkan Aaram membulatkan matanya dengan mulut yang sedikit terbuka,ia tidak menyangka istrinya akan menjawab seperti itu.
"Cih,apa sebegitu pentingkah gunting kukumu itu?"
Sandra menghentikan makannya dan menatap Aaram dengan garpu yang masih ia pegang. Sandra menunjuk Aaram dengan garpu itu "benda itu sangat penting bagiku untuk tetap mempercantik kuku ku ini" dengan senang Sandra membanggakan kukunya yang bersih dihadapan Aaram sambil memainkan jari-jari nya.
"Aku lagi malas keluar,Ar. Bisakah hari Sabtu saja?" lanjut Sandra yang memberitahukan kalau dirinya sangat tidak ingin kemana-mana malam ini.
"Hahh,baiklah. Nanti hari sabtu kita akan belanja kebutuhan selama satu minggu."
Tidak ada jawaban dari Sandra lagi,ia hanya mengangguk dan menyatukan jari telunjuk dan jempolnya sehingga membentuk huruf O.
*
Di bandara Soekarno Hatta wanita paruh baya baru tiba di sana,ia segera keluar dari bandara dan masuk ke mobil yang sudah menunggu kedatangannya.
"Bagaimana kabar anda nyonya Laura Alvaro?"
"Aku baik" jawab Laura singkat
(Sedikit mengenal Laura Alvaro)
Laura Alvaro wanita yang berusia empat puluh lima tahun ini adalah Istri kedua tuan Ramon Alvaro yang tidak lain orang tua dari Richard Alvaro dan juga ayah dari Casandra Arshavina. Laura adalah wanita yang memiliki ambisi begitu kuat,apapun akan ia lakukan untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkannya. Selama ini Laura tinggal di luar negeri selama sepuluh tahun. Tapi,kini ia kembali ke Jakarta untuk sesuatu yang membuat dirinya harus kembali. Apakah itu,tetaplah ikuti cerita novel ini.
*
Di apartemen Aaram sudah merasa sangat bosan karena tidak melakukan apapun. Pekerjaan semua sudah ia selesaikan tadi bersama Arga.
"San,jalan yuk. Bosan nih" ajak Aaram kepada Sandra,tapi Sandra hanya fokus ke layar televisi yang menampilkan drama korea kesukaannya yaitu happiness.
"Ssst,diamlah,Ar. Drama ini benar-benar membuatku tegang."
Aaram kembali mm menoleh ke arah televisi "aish,judulnya saja happiness,tapi isinya tidak happiness" ucap Aaram sambil cemberut.
"Tapi,aku suka sama Hyung Sik oppa."
Sandra menjawab dengan wajah imutnya itu dan kedua tangannya berada di bawah dagunya.
"Cih,gantengan juga aku."
Sandra mendelikkan matanya "terserah dirimu saja,Ar."
Kini Aaram pasrah dengan keadaan,mau tidak mau ia mengikuti Sandra untuk menyaksikan drama korea kesukaan istrinya itu.
Di Lain tempat seorang pria gagah berjalan memasuki mansion keluarga Alvaro. Ya,dia adalah Richard Alvaro yang datang karena mendapat kabar kalau sang mamah kembali ke Indonesia. Semua para pelayan menyambut kedatangan Richard,semua menundukkan kepala sebagai rasa hormat mereka kepada majikannya.
"Selamat datang putra tampan ku" Laura datang dari arah tangga dan ia menyapa putranya yang baru saja tiba di mansion mereka.
Richard tak bergeming bahkan ia tak menjawab sapaan Laura. Wajah dinginnya kembali ia tampakkan untuk ibunya itu,ia sangat hafal bagaimana perangai wanita di hadapannya ini. Richard harus benar-benar selalu waspada,karena wanita dihadapannya ini selalu bertindak sesuka hatinya dan tanpa memikirkan perasaan orang lain. Terutama Richard harus memperketat pengawasan untuk Sandra dan ibunya. Ya,pria yang selama ini menjaga Sandra dan ibunya secara diam-diam adalah Richard sendiri,tanpa sepengetahuan orang lain. Hanya dia dan para pengawalnya yang mengetahui hal ini.
"Selamat datang kembali di Indonesia,mom." Ucap Richard yang masih berdiri tanpa melakukan apapun.
Laura tersenyum menatap putranya "apakah kamu tidak merindukan mommy?apakah kamu tidak mau memeluk mommy?" Laura merentangkan kedua tangannya agar Richard mau memeluknya.
Dengan perasaan malas dan terpaksa Richard menghampiri mommy nya dan menyambut pelukan itu. Pelukan yang Richard tidak rindukan,ia hanya rindu pelukan dari Amira.
Flashback on
Sekitar pukul sebelas siang,seorang pemuda tampan dengan setelan kantornya berdiri dengan sangat gagah setelah turun dari mobilnya. Pemuda itu menatap pintu rumah Amira. Dengan perasaan ragu pemuda itu mengetuk pintu rumah Amira. Sebenarnya ini bukan yang pertama kali ia ke rumah Amira,semenjak Richard mengetahui kebenaran mengenai gadis yang pernah bertemu dengannya beberapa tahun lalu di depan toko kue di kota K dan memanggil daddy nya dengan sebutan ayah beberapa bulan lalu. Sejak saat itu juga ia berusaha mencari tahu keberadaan ibu dan adik tirinya itu,serta mencari tahu latar belakang Amira dan Sandra. Ketika ia sudah menemukan keberadaan ibu dan adik tirinya itu hampir setiap hari ia berada di sekitar perumahan yang Amira tempati. Kini Richard dengan kesiapan dirinya untuk menemui ibu dan adik tirinya pun sudah bertekad meminta maaf mewakili kedua orang tuanya.
Tok… Tok…
"Ya,tunggu sebentar" jawab Amira dari dalam rumah dengan sedikit berteriak agar sang tamu mendengar ucapannya.
Pintu terbuka lebar dan disana Amira melihat seorang pemuda yang seumuran dengan putrinya Sandra.