Setiap orang itu akan melalui proses belajar, salah satunya adalah belajar memaafkan kesalahan orang lain.
Kemarahan membuatmu lebih kecil, sementara memaafkan memaksamu untuk berkembang melampaui dirimu sebelumnya. Memaafkan orang yang sudah menzalimi dan menyakiti kita adalah menolong diri kita sendiri biar kita bisa melepaskan diri dari rasa marah, kecewa, benci, dan dendam. Tidak perlu bersusah payah untuk membalas dendam, cukup maafkan setiap kesalahan. Karena memaafkan adalah pembalasan yang terbaik.
Richard masih berada di rumah Amira,ia sangat betah berada di rumah itu. Rasa nyaman begitu merasuk ke hatinya ketika mendapat perlakuan dari Amira yang mau menerima dirinya dan memaafkan kesalahan kedua orang tuanya. Richard bergulung dalam pikirannya kalau rumah ini memang bukanlah rumahnya,tapi Richard merasa dirumah ini ia dapat menemukan cahaya didalam kegelapan. Richard benar-benar merasakan nyaman dirumah ini. Bahkan Richard merasa lebih baik rumah sederhana yang dipenuhi dengan kegembiraan dan sukacita daripada istana yang dingin dan tidak ada kegembiraan satupun disana.
Kini Richard dan Amira sedang berada di meja makan,setelah menunaikan ibadah sholat dzuhur Richard dan Amira makan siang bersama. Amira sangat senang sekarang ia tidak merasa kesepian ketika makan siang tiba.
"Apakah kamu akan terus menetap di Indonesia,nak?"
"Iya bu,tapi sebulan sekali aku akan ke London untuk menjenguk mereka disana." Yang dimaksud dengan mereka oleh Richard adalah Ramon dan Laura.
Richard sudah menceritakan semuanya kalau Ramon dan Laura sudah mulai menetap di London.
"Ibu senang mereka baik-baik saja dan ibu sangat bangga padamu,karena di usia muda kamu sudah menjadi CEO dan mampu membangun perusahaan hingga sebesar itu. Ibu juga senang kalau kamu masih berada di Jakarta. Ibu harap ketika jam makan siang kamu bisa makan disini dan menemani ibu makan dirumah. Kamu kan tahu sendiri Sandra sehabis kuliah dia harus bekerja part time di restoran."
Richard tersenyum "tentu bu,aku akan sering kesini di jam makan siang,atau kita makan siang bersama di luar. Aku akan menemani ibu ketika Sandra tidak ada dirumah."
Mereka menghabiskan waktu bersama sampai jam menunjukkan pukul tiga sore. Richard harus kembali ke apartemennya karena Justin sudah tiba disana. Justin adalah sahabat sekaligus asisten Richard,karena Justin dan ayahnya lah Richard bisa berada di rumah Amira. Ya,ayah Justin adalah asisten Ramon yang sudah bekerja dengannya cukup lama,kini kemampuannya diturunkan kepada Justin. Sejak saat itu Amira dan Richard menjalin suatu hubungan antara anak dan ibu tanpa sepengetahuan Sandra. Setiap Amira meminta Richard untuk bertemu dengan Sandra,Richard selalu menghindar dan menolak dengan alasan takut dan malu jika bertemu dengan Sandra. Akhirnya Amira menyerah,ia membiarkan Richard sendiri yang akan menemui Sandra. Jika waktunya sudah tiba mereka pasti akan bertemu.
Flashback off
******
Di Sabtu pagi Aaram dan Sandra bangun pagi sekali,mereka sengaja bangun pagi untuk melakukan jogging di taman apartemen. Mereka sudah berada di taman dan Aaram sedang berlari mengitari jalan di taman apartemen sementara Sandra hanya berjalan-jalan saja. Sandra yang masih datang bulan tidak ikut Aaram berlari mengitari taman,karena jika ia melakukan olahraga lari dan kelelahan itu akan membuatnya pusing dan berkunang-kunang. Sandra sedang duduk di bangku taman dan Aaram menghampirinya,Sandra memberikan botol air minum kepada Aaram.
"Terima kasih istriku sayang" goda Aaram
Sandra melirik Aaram "ini masih sangat pagi,Ar. Rayuanmu tidak mempan untukku"
Aaram terkekeh dan segera melanjutkan jogging nya,tapi sebelum mulai berlari dia mencuri ciuman di pipi Sandra. Sontak itu membuat Sandra terkejut dan melempar botol minum yang dari tadi dipegang olehnya.
"Aaraaammm gilaaa…" teriak Sandra dan semua orang yang berada di taman pun memusatkan perhatian mereka ke Aaram dan Sandra.
Teriakan Sandra tidak dihiraukan oleh Aaram,ia terkekeh dan terus melanjutkan jogging nya.
Aaram dan Sandra kembali ke apartemen sekitar pukul setengah delapan. Mereka segera membersihkan diri di kamar masing-masing.
Sandra terlebih dahulu sudah berada selesai dengan ritual mandinya dan ia keluar kamar setelah berpakaian dengan rapi. Sandra segera berlalu ke dapur,ia ingin memasak sesuatu untuk dirinya dan juga Aaram. Kali ini ia ingin membuat sarapan spaghetti bolognese saja,karena memang semua stok persediaan di kulkas sudah habis. Sandra sedang sibuk dengan kegiatannya di dapur,tanpa ia sadari kalau Aaram sudah berdiri di dekat meja makan sambil memandangi istrinya itu yang sedang memasak.
"Cantik" ucap Aaram pelan
Sandra yang sedang memotong bawang bombay pun menoleh ke belakang. Ia sedikit terkejut dengan keberadaan Aaram,tapi ia berusaha menormalkan kembali keterkejutannya itu.
"Sedang apa kamu disana?" tanya Sandra dengan ekspresi dinginnya.
"Kenapa?apakah tidak boleh menemani istriku memasak?" Aaram menggoda Sandra,entah kenapa sekarang menggoda Sandra adalah hobinya saat ini.
"Pergilah dari dapur ini,kamu akan membuat makanan ku menjadi tidak enak." Usir Sandra kepada Aaram
"Tidak mau aku mau disini menemani dan melihat istriku sedang memasak" ucap Aaram santai.
Sandra yang sedang fokus memotong pun akhirnya menatap Aaram dengan tajam. Tangan Sandra yang masih memegang pisau pun mengetuk-ngetukan pisau itu dan membuat irama yang begitu mengerikan menurut Aaram.
Aaram kesusahan menelan salivanya saat melihat Sandra memainkan pisaunya di atas meja tambah lagi dengan tatapan tajam yang diberikan oleh Sandra.
"Jika kamu masih berada disini,kamu tidak akan mendapatkan sarapan yang aku buat." Sandra mengayunkan pisau yang sedang ia pegang dan terus menatap Aaram dengan sangat tajam melebihi tatapan yang pertama.
Aaram segera memundurkan tubuhnya yang dekat dengan Sandra beberapa langkah saja. Insting untuk melindungi dirinya begitu kuat "a-apa yang kamu lakukan?"
"Memotong" jawab Sandra santai dan masih mengayunkan pisaunya. Sandra memperhatikan Aaram yang sudah merubah ekspresinya menjadi menegang dan terlihat raut wajah ketakutan di wajahnya.
Aaram membulatkan matanya dengan cepat ia menutupi tubuh bagian bawahnya. Kata-kata Sandra seketika membuat nyalinya menciut.
"Apa katanya barusan,ia mau memotong?"
ucap Aaram dalam hatinya
Dengan cepat Aaram berbalik dan langsung masuk ke kamarnya. Sedangkan Sandra tercengang karena sikap Aaram yang tiba-tiba berlari seperti itu.
"Dia kenapa?dasar pria aneh" ucap Sandra yang masih bingung dengan sikap Aaram. Lalu Sandra kembali memfokuskan kegiatannya untuk memotong bawang bombay.
Dirasa semua bahan sudah siap untuk diolah,kini Sandra memulai dengan menumis bawang bombay dan daging sapi cincang,lalu ia menambahkan air sedikit dan menuangkan saus tomat dan saus spageti kedalam tumisannya. Setelah matang semuanya Sandra menaruh spageti ke dalam piring dan menaruhnya di atas meja makan. Kemudian ia menyiapkan dua gelas susu untuk dirinya dan juga Aaram.
Sandra berjalan menghampiri Aaram dikamar "Ar,sarapan sudah siap. Ayo,kita sarapan."
Aaram membuka pintu dengan sangat hati-hati,ia takut Sandra masih membawa pisau. Sandra mengernyitkan dahinya "kamu kenapa,Ar?"
Aaram menggeleng "ti-tidak,di-dimana pisau yang tadi kamu pegang?" tanya Aaram polos.
Sandra yang bingung dengan pertanyaan Aaram hanya menjawab singkat "ada di dapur" jawab Sandra dan berlalu ke meja makan.
"Apakah kamu hanya ingin berdiam diri di depan kamar?dan tidak ingin sarapan?" tanya Sandra pada Aaram yang hanya berdiri saja.
Dengan cepat Aaram segera menyusul Sandra di meja makannya dan langsung memakan spageti yang dibuat oleh Sandra.