Sudah hampir dua minggu Rei di Singapore dan Nao belum juga mendapat kabar dari keluarganya, kak Ica yang menjadi sumber informasinya pun hilang bak di telan gunung. Sesekali Nao berpikir mengapa semua keluarganya tidak ada yang memberi tahu tentang perkembangan Rei kepada pihak sekolah ataupun teman-temannya.
Nao berpikir untuk sekali lagi menghubungi kak Ica dan jika tidak di balas juga berarti memang ada sesuatu yang terjadi disana. Nao menelpon ke nomer kak Ica yang pernah ia berikan dan nada sambung berdering membuat hatinya langsung berdebar.
"Hallo," ucap suara perempuan dari balik layar telepon itu.
Nao yang mendengar bahwa panggilan suaranya mendapat jawaban sangat senang dan seperti tidak percaya.
"Kak Ica. Ini Nao," ucap Nao tergesa-gesa.
"Oh, iya dek! Maaf aku nggak ngabarin kamu dari kemarin," jawab kak Ica meminta maaf karena merasa bersalah tidak mengabari Nao.
"Iya, kak. Gimana keadaan Rei?," tanya Nao.