Nao memasuki kamarnya dengan suasana hati yang sangat sedih, hari ini seperti menjadi hari terburuk baginya karena ia tidak pernah membayangkan akan ada sesuatu yang buruk yang terjadi kepada Rei terlebih saat mereka berdua sedang tidak baik-baik saja.
Rasa penyesalan itu sangat menghantui Nao, ia terus meneteskan air matanya yang sepertinya sudah akan habis. Nafasnya sudah sesak karena ia harus menahan suara tangisannya, jika tidak pasti ibu akan mengintrograsinya dengan sangat ketat.
Baju seragam hari Jum'at yang masih ia pakai dari pagi melekat di tubuhnya hingga larut malam, Nao bahkan tidak terpikir harus membersihkan dirinya dari debu yang sudah menemaninya dari pagi.
Ia mencari ponselnya yang dari tadi sengaja di mode silent agar tidak ada yang menganggu kesedihannya di rumah sakit, saat ia membuka ponselnya ternyata sudah banyak pesan yang masuk menanyakan keadaan Rei.
