Terkadang hidup memang seperti ini ada beberapa hal di dunia yang dilihat dari sisi kekayaan, tahta, jabatan atau bahkan garis kemiskinan dan seolah menjadi tembok yang paling besar untuk menghalangi cinta yang tulus.
Apakah ketulusan cinta menjadi penghambat dari itu semua? Atau apakah mencintai seseorang harus dengan persyaratan di atas? Entahlah hanya orang dewasa yang mengerti mengapa semua hal itu harus terjadi, sedangkan Nao yang masih beranjak remaja hanya berpikir mengapa cintanya harus terhalang oleh itu semua.
Sesekali ia mengusap wajahnya menggunakan tangan kanannya karena air mata yang terus mengalir meskipun dirinya sudah berusaha untuk tidak memikirkan perkataan ibu semalam, tetapi ari mata yang jatuh adalah pertanda kekecewaan terberat di dalam hidupnya. Cintanya seolah di bentengi dengan perkataan ibu.
"Lo kenapa sih, Nao?," tanya Eren lagi di balik punggung Nao yang sedang menaruh kepalanya di meja lalu menghadap ke arah dinding.