Chereads / Reinkarnasi (Mengubah Takdir) / Chapter 18 - Bab 18. Tidak Ada Anak Tangga yang Sejajar

Chapter 18 - Bab 18. Tidak Ada Anak Tangga yang Sejajar

Saat Pangeran Lie Qingang sedang mengambil peralatan perang untuk Pangeran Fei Hung, di dalam Ruangan Kaisar, terlihat Fei Hung yang sangat senang. "Aku sungguh tidak percaya dengan semua ini, untuk pertama kalinya Kaisar memintaku untuk pergi dengannya, dan terlebih lagi Lie Qingang akan memberikan perlengkapan perang kepadaku! Hahahah, bagus." Dalam benak Pangeran Fei Hung yang sedang termenung.

Kaisar Lie Qing San hanya terdiam ketika melihat Wajah Fei Hung. Kemudian, Pria itu menatap ke arah Pintu gerbang yang terbuka lebar. Tidak lama kemudian, Pangeran Lie Qingang telah kembali dengan membawa perlengkapan perang miliknya.

Melihat tatapan dari Kaisar, Fei Hung segera memalingkan Wajahnya ke arah belakang. Dia melihat di Tangan Pangeran Lie Qingang sudah ada beberapa perlengkapan perang miliknya, "aku sangat tidak sabar, semua itu akan menjadi milikku!" Dalam benak Pangeran Fei Hung yang terlihat begitu senang.

Pangeran Lie Qingang segera menghentikan langkahnya ketika sudah berada disamping Pangeran Fei Hung. "Aku serahkan semua ini kepadamu, ingat! Jaga Kaisar dengan baik, lalu selesaikan dengan sempurna!" Ucap, Pangeran Lie Qingang yang sedang menatap Wajah Pangeran Fei Hung dengan sangat tegas.

Pangeran Fei Hung tersenyum kecil ketika mendengar ucapan dari Lie Qingang, lalu dia segera mengambil perlengkapan perang yang berada di atas kedua Tangan Pangeran Lie Qingang. "Kau tidak perlu risau, aku pasti akan kembali dengan membawa kemenangan," sepasang Mata merah milik Pangeran Fei Hung terus menatap tajam ke arah perlengkapan perang milik Pangeran Lie Qingang.

"Baguslah," kata Pangeran Lie Qingang yang segera memalingkan tubuhnya untuk dapat melihat diri Kaisar, mereka saling bertatapan. "Kapan kau akan pergi Ayah?" tanya, Pangeran Lie Qingang yang kembali berbicara kepada Kaisar Lie Qing San.

"Siang ini juga, apakah kau sudah siap Fei Hung?" tanya, Kaisar Lie Qing San yang segera menatap Wajah Fei Hung.

"Tentu saja, saya tidak akan membuat Anda lama menunggu, saya akan segera memakainya." Kata, Pangeran Fei Hung dengan suara tegas dan lantang kepada Kaisar Lie Qing San.

Kaisar hanya terdiam, kemudian dia bangkit dari duduknya, lalu berjalan untuk dapat menghampiri Pangeran Lie Qingang. Kaisar menepuk perlahan Bahu kanan Pangeran Lie Qingang. "Kau pasti sudah tahu bukan apa yang aku maksud?" Kaisar Lie Qing San berbicara dengan nada pelan kepada Pangeran Lie Qingang.

"Emh." Pangeran Lie Qingang segera menganggukkan Kepalanya dihadapan Kaisar Lie Qing San.

Di depan Kamar Putri Qiaofeng.

Saat Wanita itu sedang berjalan untuk dapat masuk ke dalam Kamarnya, dia tanpa sengaja mendengar suara rintihan seseorang dari dalam Kamarnya. "Apa itu?!" Ucap, Qiaofeng dengan suara pelan kemudian dia berjalan dengan sedikit cepat untuk dapat memasuki Kamarnya.

Saat sudah berada di dalam, Qiaofeng dibuat terkejut dengan Mingmei yang sedang terjatuh di Lantai, sambil merintih kesakitan. "Mingmei! Apa yang terjadi kepadamu?!" Ucap, Qiaofeng dengan panik, segera dia berjalan dengan cepat untuk dapat menghampiri Mingmei.

Qiaofeng menyentuh Tubuh Mingmei dengan kedua Tangannya, lalu dia mulai menatap Wajah Mingmei yang lemas dan pucat. "Siapa yang telah melakukan ini Mingmei?!" Tanya, Qiaofeng dengan tegas, kemudian dia mulai menggendong Tubuh kecil Mingmei, Qiaofeng bangkit dari tempatnya dan berjalan untuk mendekati Kasur besar miliknya, dia segera membaringkan diri Mingmei dengan perlahan di atas Kasur putih itu.

Mingmei hanya mampu merintih kesakitan, tanpa enggan untuk berbicara. Qiaofeng kemudian mulai memalingkan Wajahnya, dia menatap ke arah Keranjang Pakaian miliknya yang berada di Lantai. Sepasang Mata biru miliknya sedikit menyipit. Lalu, Qiaofeng melihat bubuk putih didalam Pakaiannya itu. "Shuwan! Kau sangat kelewatan!" Dalam benak Qiaofeng yang kembali menatap diri Mingmei.

"Bertahanlah sebentar saja, aku pasti akan menyembuhkan dirimu." Kata, Qiaofeng sedang memperhatikan Wajah Mingmei yang terlihat malang.

Qiaofeng bangkit dari duduknya, kemudian dia bergegas keluar dari dalam Kamar. Qiaofeng memperhatikan sekitar, lalu dia melihat Shuwan yang masih berada didepan Istana.

Segera Qiaofeng menghampiri Wanita itu, dengan langkah yang cepat. Qiaofeng mendorong Tubuh Shuwan, sampai Wanita itu hampir saja terjatuh.

"Ah?!" Shuwan terkejut dengan apa yang telah dilakukan oleh Putri Qiaofeng kepada dirinya.

"Apa yang telah kau lakukan kepada Mingmei?!" Ucap, tegas Putri Qiaofeng sambil terus menatap Wajah Shuwan dengan dingin.

Segera Shuwan memalingkan tubuhnya untuk melihat Qiaofeng yang sudah berdiri tegap dibelakangnya. "Beraninya kau mendorongku!" Shuwan kembali mendorong Tubuh Qiaofeng dengan keras.

Saat melihat Tangan Shuwan yang telah menyentuh Tubuhnya, Qiaofeng menatap ke arah Tangan Wanita itu, "Jangan sentuh tubuhku dengan Tangan kotormu ini!" Qiaofeng mencengkeram dengan erat pergelangan Tangan kanan Shuwan. "Jika tidak aku akan membuatnya tidak berada ditempatnya lagi! Hei, hina! Cepat katakan." Kata, Qiaofeng dengan nada bicara yang tinggi.

Shuwan yang kesakitan karena pergelangan Tangannya sedang dicengkeram kuat oleh Qiaofeng. Segera, Wanita itu mengeluarkan sinar hijau pada telapak tangan kanannya.

Qiaofeng yang melihat hal itu, segera dia berbicara kepada Shuwan. "Lakukan saja! Dengan begini, kau telah menghancurkan dirimu sendiri! Ingat ini adalah wilayahku," Qiaofeng menatap tajam Wajah Shuwan, sedikit pun Wanita itu tidak peduli dengan apa yang ingin dilakukan Shuwan kepada dirinya.

"Hmmh! Kau pikir aku takut padamu? Kau hanya mencoba untuk menggertakku, seharusnya aku melakukan ini sejak lama, kau pantas untuk mati!" Tangan kanan Shuwan mulai mengarah pada Leher Qiaofeng.

Dan Qiaofeng masih terlihat tenang dengan apa yang akan dilakukan Shuwan kepadanya, Bola Mata biru itu menatap tajam dan dingin dihadapan Shuwan.

Srat! Sinar putih mulai mengarah pada diri Shuwan, sehingga melukai Tangan kanannya. Qiaofeng dan Shuwan terlihat sangat terkejut tal menyangka dengan hal itu. "Siapa?!" Dalam benak Qiaofeng yang segera memalingkan Wajahnya ke arah samping kiri. Dia melihat Burung Merpati putih yang sedang terbang ke arah Qiaofeng. "Lie Qingang?!" Dalam benak Qiaofeng yang terlihat senang ketika melihat Burung Merpati putih itu.

"Kurang ajar! Apa yang baru saja terjadi?! Siapa yang telah membantunya?!" Dalam benak Shuwan yang sedang menyembunyikan Tangan kanannya pada Tubuhnya. "Sial ini sakit sekali," dalam benak Shuwan yang sedang menatap Lengan kanannya.

Qiaofeng segera mengangkat Tangan kirinya, lalu Burung Merpati putih itu bertengger di Lengan kirinya. "Sakit? Hmm, itu lah yang dirasakan oleh Mingmei! Aku lihat, kau juga menampar Wajahnya, bagaimana jika aku melakukan hal yang sama padamu!" Ucap, Qiaofeng dengan tatapan dingin dan tegas kepada Shuwan.

"Apa yang ingin kau lakukan kepadaku, Kakak?! Menjauh dariku!" Shuwan terlihat ketakutan dihadapan Qiaofeng.

Qiaofeng menatap Wajah Burung Merpati putih itu dengan tegas, lalu dia mulai menganggukkan Kepalanya dihadapan Burung itu. Lalu, Burung Merpati putih segera terbang ke arah Shuwan, dia mencakar dan mencabik Tubuh Shuwan.

"Argh! Hentikan... Ini sakit sekali, cukup! Aku mohon, tolong jangan lakukan lagi," Shuwan berteriak kesakitan sambil berjalan mundur, dan mencoba untuk menghalau serangan dari Merpati putih itu. Sampai, membuat Shuwan terjatuh ke Lantai Istana.

Qiaofeng yang melihatnya hanya terdiam dingin, "hmm. Sadis juga Merpati ini, mungkin karena masih dipengaruhi oleh Lie Qingang." Dalam benak Qiaofeng yang masih memperhatikan diri Shuwan yang sangat ketakutan.

Melihat, Shuwan yang tampak kasihan dan malang, segera Qiaofeng berbicara kepada Shuwan. "Sembuhkanlah Mingmei segera, ini adalah perintah! Jika kau tidak mengindahkannya, maka aku akan membuat dirimu cacat seumur hidup!" Kata, Qiaofeng dengan tegas kepada Shuwan.

"Lepaskan aku, jauhkan dia dariku, aku tidak ingin cacat! Sejujurnya aku pun tidak tahu bagaimana cara menyembuhkannya," Shuwan menangis terisak sambil terus menutupi Wajahnya.

"Kau pikir aku akan percaya dengan ucapanmu?!" Qiaofeng masih menatap tajam diri Shuwan.

"Aku bersungguh-sungguh, aku tidak berdusta, ilmu yang aku miliki belum cukup kuat, kau bisa katakan itu kepada seseorang yang telah memiliki ilmu tingkat tinggi. Aku mohon lepaskan aku, Qiaofeng! Aku telah berkata jujur padamu." Shuwan terus menangis terisak sambil berteriak kesakitan, "tolong! Argh!" Suara tangisnya semakin memuncak.

Mendengar tangisan dan rintihan dari Shuwan, segera dia meminta tolong kepada Burung Merpati putih itu untuk menghentikannya. "Cukup! Aku tidak ingin menjadi seperti dia, lepaskan saja. Dan kembalilah ke tempatmu." Qiaofeng berkata dengan tegas kepada Burung Merpati putih.

Mendengar ucapan dari Qiaofeng, segera Burung Merpati putih itu menghentikan perbuatannya, lalu Burung itu segera menghampiri Qiaofeng. "Terima kasih, dan sampai jumpa." Kata, Qiaofeng kepada Burung Merpati putih itu.

Kemudian, Burung Merpati putih pergi untuk meninggalkan Qiaofeng seorang diri. Dan kembali Qiaofeng menatap diri Shuwan yang sangat menyedihkan. "Shuwan harusnya kau dapat berpikir tentang hari ini, ingat ini adalah sebuah peringatan yang serius! Jika kau ulangi lagi maka aku tidak akan segan kepadamu!" Qiaofeng segera memalingkan Tubuhnya untuk dapat meninggalkan Shuwan seorang diri.

Shuwan yang sedang terjatuh di Lantai, hanya terdiam sambil terisak. "Mengapa?! Itu selalu kau, Qiaofeng! Mengapa?!" Dalam benak Shuwan, dia segera menyentuh Dadanya yang sesak.

{Orang yang selalu menginginkan kebahagiaan milik orang lain, itu adalah dia yang tidak pernah mensyukuri nikmat dari Tuhannya}