Chereads / Reinkarnasi (Mengubah Takdir) / Chapter 19 - Bab 19. Bersilat Lidah

Chapter 19 - Bab 19. Bersilat Lidah

Qiaofeng yang sedang berjalan untuk dapat memasuki Kamarnya, terlihat dia sedang merenungkan suatu hal, lalu dia menghentikan langkahnya ketika sudah tepat berada di depan Pintu Kamarnya. Dilihatnya Mingmei sedang menderita karena luka yang diberikan oleh Shuwan.

Qiaofeng hanya terdiam melihat hal itu, tidak lama kemudian Qiaofeng teringat akan suatu hal, "aku tahu harus pergi ke mana," kata Qiaofeng dengan nada bicara tegas, sambil terus menatap diri Mingmei.

Qiaofeng kemudian, berjalan ke arah Lemari kecil yang berada didepan Cermin, perlahan dia membukanya, dan mengambil Kain penutup Wajah berwarna putih polos. Juga, kantung hitam yang berisikan sesuatu didalam sana.

Karena tidak ingin membuat Orang yang berada didalam Istana, menjadi gaduh nantinya, Qiaofeng memutuskan untuk meninggalkan Istana melalui Kaca Jendela yang sudah terbuka dengan lebar.

Bruk! Terdengar suara alas Kaki yang menapak keras di atas Tanah. Tanpa berpikir panjang Qiaofeng bergegas untuk pergi dari sana, dan menuju ke suatu tempat yang dia percayai dapat menyelamatkan Mingmei.

Qiaofeng berjalan dengan cukup cepat, dia kini telah memasuki Pasar Kota yang ramai, banyak hiruk-pikuk dari Warga yang lalu lalang.

Dia mulai memperhatikan sekitar, dilihatnya ada beberapa Anak kecil yang tertawa dengan gembira tanpa membawa beban, mengenakan Pakaian yang lusuh dan sederhana, meskipun bukan dari Keluarga yang terpandang tapi Qiaofeng dapat merasakan sesuatu yang tidak dapat dia dapatkan didalam Istana.

Qiaofeng mempercepat langkahnya, setelah beberapa saat akhirnya Qiaofeng dapat keluar dari dalam Pasar. Kini, dihadapannya sudah ada Jalan setapak yang dipenuhi dengan berbatuan kecil.

Di tengah perjalanan, dari arah berlawanan dia melihat Bendera milik Istana Wai Tansu. Lalu, Qiaofeng mulai melihat beberapa Prajurit Kaisar, dan Pangeran Fei Hung yang sedang menunggangi Kuda. "Keluarga Kerajaan?! Ke mana mereka akan pergi," gumam Qiaofeng yang terlihat sangat penasaran, melihat para Pasukan itu akan mendekat ke arahnya, Qiaofeng dengan cepat menghindar dari tempatnya berada untuk menepi, dan bersembunyi dibalik Pepohonan.

Qiaofeng melihat dihadapannya Fei Hung, yang sedang mengenakan Pakaian Perang, milik Pangeran Lie Qingang. Terdiam curiga Qiaofeng dibuatnya. Sampai pada akhirnya Kaisar dan para Prajuritnya menghilang dari pandangan Mata Qiaofeng.

Qiaofeng segera keluar dari tempat persembunyiannya dengan perlahan, "ini aneh sekali, bukankah Kaisar meminta kepada Pangeran Lie Qingang untuk kembali, tetapi mengapa malah Fei Hung yang bersama dengan Kaisar, dan lagi sejak kapan Fei Hung memiliki Pakaian Perang?!" Qiaofeng bergumam, sambil terus melanjutkan langkahnya.

Sementara itu kembali ke Istana Wuxin. Terlihat Shuwan yang sedang menangis terisak di dalam Kamarnya, mendengar suara tangisan, dua orang Pelayan dapur terkejut karena hal itu. Segera mereka menghentikan langkahnya saat berada tepat didepan Kamar Putri Shuwan, "apakah kau mendengarnya?" tanya, salah seorang Pelayan, sambil menatap Wajah rekannya.

"Bukankah suara itu berasal dari dalam Kamar ini? Dan ini adalah Kamar yang diberikan oleh Ratu untuk ditempati Putri Shuwan." Jawab, Pelayan lain sambil menunjuk Pintu Kamar Shuwan.

"Kau benar, kita tidak berhak ikut campur dalam masalah ini, sebaiknya kita laporkan saja kepada Ratu Huanran, ayo." Pelayan itu segera memalingkan Tubuhnya untuk dapat meninggalkan tempat itu.

Shuwan segera menghentikan tangisannya yang keras itu, lalu dia mengangkat Wajahnya yang tenggelam didalam Bantal. "Bagus, Qiaofeng, kau terlalu meremehkan aku!" Ucap, Shuwan dengan tatapan dari sepasang Bola Mata hijau yang terlihat dingin dan mengerikan.

Di dalam Ruangan Ratu Huanran, terlihat Wanita itu sedang membaca Buku dengan tenang dan nyaman. Tidak lama kemudian, Pintu yang tertutup rapat diketuk oleh seseorang, yang membuat Ratu Huanran menghentikan bacaannya.

Tuk...

Tuk...

Tuk...

"Ratu, apakah Anda berada di dalam, ini saya Tian Zhi dan Xue Fang." Kata, Pelayan itu yang sudah menghentikan ketukannya.

Ratu Huanran yang terkejut segera dia memalingkan Wajahnya ke arah kanan atas, dan melihat Pintu Ruangannya, "ada masalah apa Tian Zhi?" tanya, Ratu Huanran sambil menutup Buku yang terbuka.

"Putri Shuwan, Ratu... Saya dan Tian Zhi tidak sengaja mendengar suara tangisan didalam Kamarnya." Xue Fang segera menyambung pembicaraan.

Mendengar perkataan dari Xue Fang membuat Ratu Huanran terkejut, kemudian dia segera bangkit dari duduknya, dan tidak lupa meletakkan Buku itu di atas Meja. Lalu, Ratu Huanran berjalan untuk dapat menghampiri kedua Pelayan itu berada. Krak! Ratu Huanran membuka Pintu dengan cepat, Wajahnya terlihat cemas akan perkataan dari kedua Pelayannya itu.

"Sebenarnya apa yang telah terjadi dengan Shuwan?" tanya, Ratu Huanran sambil menatap Wajah kedua Pelayannya dengan tajam.

Kedua Pelayan itu terkejut ketika melihat reaksi yang diberikan oleh Ratu Huanran, "kami tidak tahu Ratu, saya hanya mendengarnya saja dari luar Kamar, benar kan, Xue Fang." Jelas, Tian Zhi yang segera memalingkan Wajahnya untuk dapat melihat ke arah rekannya Xue Fang.

Xue Fang hanya menganggukkan Kepalanya, Ratu Huanran yang melihat penjelasan dari kedua Pelayan itu, dia kemudian kembali berbicara. "Kalau begitu, kembalilah kalian, aku akan pergi untuk melihat kondisi Shuwan," ucap Ratu Huanran yang segera menutup Pintu Ruangannya, dan bergegas untuk menuju Kamar Shuwan. "Aku harap tidak terjadi masalah besar kepada Shuwan yang malang," kata Ratu Huanran sambil terus berjalan.

Melihat diri Ratu Huanran yang sangat cemas, membuat kedua Pelayan itu kagum dengan sikap Ratu yang penyayang. "Ratu Huanran memang sangat menyayangi Anak-anak ya," ucap Xue Fang yang masih menatap diri Ratu Huanran.

"Aku dengar, Putri Shuwan sejak kecil sudah dirawat oleh Ratu Huanran dengan sangat baik, bagiku itu adalah hal yang wajar, ah sudahlah. Ratu Huanran sebelumnya telah memerintahkan kita untuk kembali," balas Tian Zhi yang segera melambaikan Tangan kanannya dihadapan Xue Fang.

Mendengar perkataan dari Tian Zhi, Xue Fang hanya terdiam dia terus menatap diri Ratu Huanran. "Hm!" Dalam benak Xue Fang, lalu dia segera melangkah Kakinya untuk dapat kembali ke Tempatnya.

Sementara itu Ratu Huanran yang sudah berada didepan Pintu Kamar Shuwan, dia mendengar suara isak tangis dari Wanita itu. Dengan cepat, Ratu Huanran membuka Pintu, dan terlihat Shuwan sedang menangis sambil menutup Wajahnya dengan Bantal. Ratu Huanran terkejut dengan keadaan yang dialami oleh Shuwan, perlahan Wanita itu mendekati diri Shuwan. "Hei... Ada masalah apa? Mengapa kau menangis?" tanya, Ratu Huanran yang segera duduk di samping Shuwan, sambil menyentuh Lengan kirinya.

Hiks... Hiks... "Aku baik-baik saja, Ratu." Jawab, Shuwan yang masih menutup Wajahnya dengan Bantal.

"Jika kau baik-baik saja, tidak mungkin ada air Mata, katakan padaku ada masalah apa?" tanya, Ratu Huanran yang terlihat sangat lembut dan hangat kepada Shuwan.

"Aku tidak yakin, Ratu akan mempercayai aku, hiks... Hiks." Jawab, Shuwan sambil terjadi menangis.

Mendengar perkataan dari Shuwan, Ratu Huanran semakin curiga. "Mengapa kau berkata begitu? Jika apa yang kau ucapkan adalah sesuatu yang benar, mengapa harus takut untuk mengungkapkannya?" Ratu Huanran kembali berbicara kepada Shuwan, sambil terus menatap ke arahnya.

Shuwan tersenyum licik didalam Bantalnya, "aku tidak berani melihat Ratu, aku takut kau akan jijik denganku." Shuwan berbicara dengan nada yang rendah dan sedikit terbata.

Ratu Huanran terkejut dia sangat bingung, "apa maksudmu? Memangnya mengapa Wajahmu?" kembali, Ratu Huanran bertanya kali ini dia terlihat semakin khawatir dan curiga.

"Wajahku di rusak oleh Kak Qiaofeng, karena tidak sengaja memukul Wajah Pelayannya. Ini memang kesalahan Shuwan, huhuhuhu...." Shuwan menangis tersedu, tapi Wajahnya terlihat sangat senang.

"Hah?! Apa maksudmu?! Tidak mungkin Qiaofeng melakukan hal itu padamu, itu tidak mungkin Shuwan, aku mengenal Putriku." Jawab, Ratu Huanran yang terlihat semakin terkejut, Bola Mata Biru itu menatap tajam diri Shuwan.

"Ini memang kesalahanku, Ratu. Aku tidak tahu mengapa semua ini bisa terjadi, melihat Kak Qiaofeng murka seperti itu, sungguh aku pun tidak menyangka dia dapat kejam seperti ini padaku." Shuwan, terlihat kesal karena Ratu Huanran yang tidak bisa mempercayai dirinya.

"Kalau begitu biar aku lihat, apa yang telah dia lakukan pada Wajahmu." Ratu Huanran segera meraih Bantal yang menutupi Wajah Shuwan, ketika Ratu melihat Wajah Shuwan yang dipenuhi dengan luka Cakaran yang cukup dalam, membuat Bola Matanya membelalak.

"Aku tidak berdusta Ratu, ini semua adalah perbuatan dari Kak Qiaofeng, dia sangat marah. Aku tahu akan sulit bagi Anda untuk mempercayainya, tapi aku tidak berdusta. Semua memang kesalahanku, tidak seharusnya aku memukul Mingmei yang sudah berlaku kurang ajar padaku, aku yang tidak sadar diri, aku memang bukan siapa-siapa di sini, semua ini sangat pantas aku terima, mohon jangan hukum Kak Qiaofeng, dia hanya kalut saja," Shuwan terus menangis dihadapan Ratu Huanran, sambil menunjukkan Wajah kasihan dan menyedihkan.

"Tidak, bukan seperti itu. Aku hanya tidak menyangka semua ini adalah perbuatan dari Qiaofeng, dia tidak memiliki kekuatan, bagaimana mungkin dia dapat melakukannya? Aku tidak pernah menyalahkan kamu Shuwan, maafkan aku, sekarang kau tidak apa, aku akan meminta Raja untuk mencarikan Tabib yang hebat, tenangkan dirimu." Kata, Ratu Huanran yang segera memeluk dan mencium Rambut Shuwan.

"Maafkan aku, Ratu." Kata, Shuwan yang berada dipelukan Ratu Huanran.

"Nikmatilah permainanku ini Qiaofeng!" Dalam benak Shuwan yang sedang tersenyum licik, Wajahnya terpancar kepuasan.

"Aku sungguh tidak menyangka, aku sangat mengenalnya, meskipun dia Anak yang keras Kepala, dan sedikit kasar, tapi dia tidak mungkin melakukan hal semacam ini, kecuali itu adalah masalah yang besar." Dalam benak Ratu Huanran yang sedang memeluk Tubuh Shuwan, Wajahnya tampak bimbang.

Ratu Huanran segera melepaskan pelukannya itu, lalu dia kembali menatap Wajah Shuwan, "Shuwan... Kau harus istirahat, aku akan pergi untuk berbagai kepada Raja, tidak perlu khawatir, kau pasti akan pulih." Kata, Ratu Huanran yang segera memperhatikan tubuh Shuwan.

"Baik, Ratu." Shuwan dengan perlahan berbaring di atas Kasur dengan dibantu oleh Ratu Huanran.

Setelah itu Ratu Huanran tersenyum menatap Wajah Shuwan, lalu doa segera bangkit dari duduknya, dan keluar dari dalam Kamar Shuwan, tak lupa dia menutup Pintu Kamar Shuwan dengan perlahan.

Shuwan yang melihat Ratu Huanran telah meninggalkan dirinya, Wanita itu menatap dingin ke arah Pintu Kamar yang sudah ditutup kembali oleh Ratu Huanran. "Hmm! Bagaimana kau akan selamat hari ini, Qiaofeng?! Bukan hanya Ratu dan Raja saja yang harus mencintai aku, tapi semuanya, aku ingin semuanya! Kau harus menggantikan kehidupanku yang sangat menyedihkan, dan jangan halangi aku untuk bahagia!" Shuwan menundukkan Kepalanya dia tersenyum senang dengan apa yang dilakukannya hari ini, tidak lama kemudian air Mata mulai membasahi Pipinya.

{Takdir Tuhan itu pasti. Tapi, dia tidak pernah. Hanya memberikan takdir tanpa sebuah pilihan}

Related Books

Popular novel hashtag