Radit memeluk erat Afifah, air matanya juga masih terus mengalir seperti halnya air mata Afifah.
"Aku takut Mas," lirih Afifah. "Aku takut hamil, aku takut Bapak marah Mas," ucap Afifah lagi.
Radit memutar tubuh Afifah hingga sekarang tepat berhadapan langsung dengannya. Dia mengusap air mata di pipi Afifah dengan lembut.
"Jangan takut sayang," ucapnya. "Ada Mas, Mas siap bertanggung jawab. Mas pasti akan nikahin kamu kalau sampai iti terjadi," ujar Radit lagi.
Afifah melihat keraguan di mata Radit, dia melihat ada kebohongan dan juga dilema tengah menyelimuti pria itu.
"Aku gak apa-apa, kalau Mas mau ninggalin aku. Aku gak apa-apa, aku akan rawat sendiri, tanpa harus ada Mas. Aku sanggup," tukas Afifah sedikit gugup.
"Sayang, sayang!"pekik Radit, dia memegang kedua pipi Afifah agar pandangannya tepat ke arahnya. "Jangan bicara seperti itu! Mas sayang sama kamu, Mas gak akan lari dari tanggung jawab!" ucap Radit meyakinkan.