Bukan hanya terkadang, bahkan sering terjadi. Mereka yang paling menyakiti justru seakan yang paling tersakiti. Mereka sangat pandai membuat drama seolah mereka adalah korban.
Begitupun dengan mbok Lastri, setelah kejadian di pasar yang membuat malu ibu. Dia juga mengadu pada bapak, dia bercerita seolah-olah ibuku yang paling dzolim terhadapnya dan anak-anaknya.
Namun seperti biasanya, bapak hanya mengacuhkan semua ocehan mbok Lastri sembari santai menghisap cerutunya.
"Mas! kalau bukan kamu yang membela aku dan anak-anak?! lalu siapa lagi?!" hardik mbok Lastri. "Jangan diam saja! kamu harus beritahu pada istri pertamamu itu agar mau adil padaku!" ujarnya lagi dengan penuh kemarahan.