Hari ketiga berlayar diatas Kapal Pinisi, Haris dan Maya memutuskan untuk menjelajahi kepulauan Raja Ampat amat yang terkenal akan pesona baharinya dengan eksistensi biota laut yang unik nan cantik. Salah satunya, ubur-ubur tak bersengat yang terdapat di Danau Lenmakana, Pulau Misool.
Mereka berdua beserta beberapa pasang tamu lainnya ikut serta mengekspor keindahan Danau Lenmakana itu menggunakan boat. Maya dan Haris beserta tamu lainnya sudah tidak sabar untuk melihat ubur-ubur. Ada dua jenis ubur-ubur yang menjadi daya tarik wisatawan yang mengunjungi Danau itu, moon jellyfish (Aurelia aurita) yang seperti piring transparan dan Mastigias papua yang berwarna oranye.
Maya sudah ingin merasakan sensasi berenang bersama ubur-ubur itu, yang mana ubur-ubur ini kehilangan sengat karena berevolusi terhadap habitatnya yang kekurangan predator. Mereka relatif tidak berbahaya dan cukup ramah terhadap manusia.
"Mas, nanti aku pengen banget di foto bersama mereka!" seru Maya seperti anak kecil yang menginginkan sesuatu.
"Baiklah istriku yang cantik ... aku akan mengambil banyak foto kamu nanti bersama para ubur-ubur itu. Setidaknya kami bisa memposting di sosial media kamu bahwa kamu bisa berteman dengan ubur-ubur layaknya Spongebob!" ucap Haris menggoda istrinya.
"Mas Haris ...." rengek Maya manja.
Haris hanya tersenyum melihat ekspresi Maya yang justru menggemaskan.
Setelah tiba di pinggiran Danau. Mereka semua harus menaiki bukit yang cukup terjal. Karena tempatnya memang sedikit lebih menantang. Namun semua akan terbayar jika sudah berada di sana. Dimana surganya ubur-ubur berhabitat. Tak ada keluh kesah dari Haris ataupun Maya, mereka berdua bersemangat untuk segera tiba di lokasi. Sedangkan pasangan lain beberapa kali harus berhenti karena kelelahan. Ada juga yang menyerah dan memilih kembali ke Kapal.
"Sebentar lagi kita akan sampai!" seru leader yang merupakan salah satu kru Kapal.
"Ahh ... akhirnya!" ucap salah seorang anggota lainnya.
Akhirnya mereka semua kembali melanjutkan perjalanan. Tidak beberapa lama kemudian tibalah mereka semua di Danau Lenmakana. Semua mata tertuju pada Danau itu, terlihat jelas ubur-ubur yang bertaburan didalam sana. Rasa lelah seketika hilang saat melihat pemandangan ratusan ubur-ubur tengah berenang lincah kesana kemari.
Sebelum masuk kedalam air, semua diberi pengarahan terlebih dahulu. Salah satunya kita tidak diperbolehkan memegang ubur-ubur dengan kasar atau kuat karena bisa membunuh mereka. Semua mendengarkan arahan dari leader. Maya, Haris dan semua yang masih stay dibarisan segera berganti baju. Namun rata-rata semua sudah prepare dari Kapal menggunakan setelah renang yang di rangkap kaus, sehingga saat mereka tiba tinggal melepaskan kaus yang mereka pakai.
Maya dan Haris yang sudah bersiap segera turun ke Danau, air yang biru jernih membuat mereka excited untuk berenang bersama para keluarga ubur-ubur itu. Mengabadikan momen melalui lensa kamera yang sudah mereka persiapkan sebelumnya. Maya terlihat bahagia, sifat kekanak-kanakan begitu saja muncul saat bermain bersama makhluk menggemaskan itu. Haris hanya tersenyum tipis karena melihat ulah istrinya yang tidak lebih dari anak TK.
"Mas, coba kamu lihat ini!" seru Maya bersemangat ketika tangannya memegang salah satu ubur-ubur.
Haris yang berada di samping Maya merespon ucapan istrinya yang bersemangat.
"Mas, lucu banget ini! Pengen bawa pulang satu ...." ucap Maya pada Haris.
Mendengar ucapan istrinya, Haris hanya mengerutkan dahinya. Ia tidak menyangka bahwa istrinya akan mengatakan hal konyol.
***
Selama satu setengah jam merasakan sensasi berenang bersama para ubur-ubur yang lucu dan menggemaskan itu. Akhirnya semua rombongan kembali ke Kapal karena hari sudah sore.
Maya terlihat sedih karena harus segera kembali, padahal ia masih ingin berlama-lama berenang bersama ubur-ubur itu. Namun Haris membujuk istrinya yang merajuk itu dengan penuh perjuangan. Untungnya Maya mau mengerti. Memang sifat Maya jika sudah seperti anak kecil Haris harus ekstra sabar.
Setelah tiba di Kapal, semua segera masuk kedalam kabin masing-masing untuk membersihkan diri dan beristirahat sebelum cara makan malam bersama.
Maya dan Haris segera membersihkan diri mereka dikamar mandi, berendam di bathtub dengan air hangat membuat tubuh mereka yang pegal-pegal terasa lebih baik. Perjalanan menuju Danau Lenmakana memang sangat melelahkan, namun jika mengingat kembali momen bersama dengan keluarga ubur-ubur dan pemandangan yang indah disana ... semua terasa sepadan.
"Kalau kamu lelah, nanti aku telepon pihak restoran untuk mengirimkan makan malam kita ke kamar," ucap Haris yang sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk.
"Nggak usah, Mas. Aku baik-baik saja. Kita makan malam di luar seperti biasa," terang Maya yang tengah merebahkan tubuhnya di tempat tidur.
"Kamu yakin?" tanya Haris ragu-ragu.
"Iya ...." jawab Maya meyakinkan suaminya.
Setelah mendengar ucapan istrinya, Haris hanya mengangguk setuju dengan keinginan istrinya. Padahal sebenarnya dia sangat khawatir dengan keadaan Maya, ia takut istrinya kelelahan karena berjalan kaki mendaki bukit dan menuruni bukit yang melelahkan.
"Kalau begitu, kamu tidur sebentar nanti aku akan bangunkan." Haris meminta Maya untuk beristirahat sementara dirinya kembali memeriksa email yang masuk dari kantor.
Maya mengikuti perintah suaminya itu. Ia segera memejamkan matanya. Maya juga tidak menampik bahwa rasa lelah mulai terasa, otot-otot kakinya seolah menegang karena kelelahan akibat perjalanan tadi.l menuju Danau. Namun ia tak ingin mengatakan apapun kepada Haris, takut suaminya itu terlalu panik dengan kondisinya. Bisa-bisa ia tidak akan bisa mengikuti kegiatan lainnya esok hari. Bagi Maya, perjalanan liburan kali ini adalah liburan terbaik yang pernah ia lakukan selama hidupnya. Salah satu experience yang luar biasa yang mungkin tidak akan pernah bisa ia rasakan lagi. Ia sadar bahwa liburan yang diberikan Haris kali ini adalah liburan super mewah dengan harga fantastis bagi mereka.
Jarum jam menunjukkan pukul setengah tujuh malam, setengah jam lagi acara makan malam berlangsung. Maya dan Haris sudah bersiap diri untuk menghadiri acara makan malam bersama dengan tamu lainnya seperti dua malam sebelumnya. Mereka segera bergabung dimeja makan dengan tamu lain. Maya yang kebetulan mendapat tempat duduk disebelah Clara merasa sedikit kurang nyaman. Bukan karena sosok Clara melainkan karena suami dari Clara, Tuan Davinson yang beberapa waktu lalu sempat menggodanya. Maya sebenarnya tidak mempermasalahkan hal itu, namun ia khawatir dengan Haris yang sudah menunjukkan ekspresi wajah tidak bersahabat dengan Davinson.
"Mas, jangan cemberut begitu. Nggak enak dilihat tamu lainnya," bisik Maya pada suaminya yang sedari tadi memasang raut wajah masam.
"Gimana harus bisa santai, sebelah ada pria gatal yang pernah mencoba menggoda istriku! Ingin rasanya aku memberi peringatan kepada pria tidak tahu sopan santun itu!" ucap Haris geram.
"Hem ... suamiku ini, terlalu cinta sama istri begini banget ...." Maya berusaha menggoda Haris dengan menyolek pinggang suaminya itu.