Chereads / Suamiku Milik Ibunya / Chapter 24 - Chapter 24 : Danau “Cinta” Karawapop

Chapter 24 - Chapter 24 : Danau “Cinta” Karawapop

Esoknya spot selanjutnya yang wajib dikunjungi di Pulau Misool adalah Danau Karawapop. Posisinya meringkuk di balik lebatnya hutan pulau yang bernama serupa dengan danau. Keunikan Danau Karawapop terletak pada bentuknya yang menyerupai hati atau love. Karena itu, masyarakat setempat dan pelancong yang pernah datang ke sana menjuluki Danau Karawapop sebagai danau cinta, telaga cinta, atau Love Lagoon (laguna cinta).

Semua sudah bersiap untuk pergi kesana, tentunya Maya paling excited karena sebentar lagi dirinya bukan hanya bisa melihat dari sosial media, melainkan dapat melihat langsung bagaimana Danau Cinta itu dengan kedua matanya sendiri.

Seperti biasa leader yang bertugas memberikan instruksi kepada semua tamu yang ingin pergi secara detail agar perjalanan lancar tidak ada kendala yang berarti.

Telaga Cinta ini merupakan danau air asin yang diapit oleh tiga pulau besar di sebelah kiri dan kanan. Sementara satu pulau kecil di tengah lekukan. Jika diperhatikan, yang membuat danau itu bertambah adalah warna udara di bagian tengah memancarkan warna biru gelap dan di bagian pinggirnya terlihat warna biru terang. Hal ini membuat bentuk cinta semakin terlihat jelas. Tak ayal semua pengunjung yang pergi kesana terpesona dengan keindahan danau itu. Mengabadikan momen tentunya hal yang menjadi nomor satu.

Kalau ingin menikmati keindahan Puncak Love dari dekat, pengunjung harus mendaki bukit setinggi 300 meter dengan menggunakan tangga. Untuk mencapai bukit tersebut, pengunjung bisa berangkat menggunakan speed atau longboat dari kampung Yellu atau Harapan jaya di Distrik Misool Selatan. Satu lagi experience yang patut untuk dicoba bagi pecinta alam.

Setelah menempuh perjalanan panjang dan melelahkan akhirnya Maya, Haris, dan anggota lainnya tiba di Danau Cinta Karawapop. Kali ini tidak banyak mengalami kendala karena rata-rata semua orang yang ikut sudah mempersiapkan diri dengan baik, belajar dari pengalaman sebelumnya saat mengunjungi Danau Lenmakana. Medan menuju Danau Cinta ini tidak seperti Danau Lenmakana yang membutuhkan effort luar biasa. Jadi semua rombongan tiba sesuai dengan jadwal awal.

"Nyonya Clara ikut juga?" tanya Haris pada Maya yang baru menyadari jika wanita bercadar dan bertopi itu adalah istri dari pria yang dibencinya.

"Seperti yang Mas lihat. Sudahlah, Mas. Jangan dipikirkan, kita nikmati liburan yang indah ini." Maya lagi-lagi menenangkan suaminya.

Maya sendiri tidak tahu lagi bagaimana caranya agar Haris bisa santai saat berhadapan dengan tuan Davinson. Bagi Maya kecemburuan Haris berlebihan, dirinya sendiri sudah menjamin bahwa tak akan pernah berkomunikasi dengan pria itu.

Namun bukan Haris jika tidak over cemburu. Bukan kali ini saja, Haris pernah adu jotos dengan client Maya sewaktu Maya masih bekerja. Pria itu mencoba mengajak makan siang bersama setelah rapat. Demi menghormati client nya, Maya setuju dengan ajakan pria itu. Namun Haris cemburu karena melihat pria itu berusaha akrab dengan Maya sang pujaan hatinya. Dan tanpa aba-aba Haris segera mendaratkan pukulan ke wajah pria itu. Dimana pria itu berusaha memegang tangan Maya meskipun Maya sudah menolaknya. Dari kejadian itu, Haris benar-benar tidak bisa tenang ketika mengetahui Maya bersama pria lain yang tidak ia kenal.

Maya merasa dilema dengan tindakan Haris yang kadang keterlaluan jika cemburu. Namun ia tahu itu semua karena rasa cinta Haris kepadanya yang begitu besar. Dan Maya harus menerima kenyataan itu.

***

Berada di atas puncak bukit cinta itu, Maya segera berpose layaknya seorang model dengan jam terbang yang tinggi. Berbagai pose nampak begitu apik ditangkap oleh suaminya melalui lensa kamera.

Rekan satu rombongan mereka justru lebih tertarik melihat Maya berpose. Mereka seperti terpikat oleh pesona seorang Maya yang memiliki tubuh bak model internasional. Dengan kakinya yang jenjang dan tubuh sintal dengan lekukan pinggang yang begitu pas membuat ia terlihat seksi dilihat dari segi manapun.

Davinson yang sejatinya mantan pria Playboy lebih tepatnya masih menjadi pria Playboy tidak bisa membiarkan kesempatan untuk memandangi Maya. Wanita yang ia coba dekati beberapa malam lalu di depan mini bar Kapal. Davinson merasa Maya adalah wanita yang luar biasa, terlihat jelas dari penolakan yang ia lontarkan kepadanya dengan sangat baik. Bahkan Maya dengan begitu santainya menanggapi rayuan yang dilontarkannya. Hal itu membuat Davinson menjadi semakin penasaran.

Sebenarnya ia tahu jika Haris, suami dari Maya tidak menyukainya. Namun bukan Davinson jika tidak berani untuk bersaing. Namun ia tidak ingin mendapat masalah bersama istrinya, Clara. Wanita yang dinikahi karena terlanjur menghamili wanita itu meskipun akhirnya Clara mengalami keguguran. Namun karena Clara dari keluarga kaya dan terhormat. Davinson tetap mempertahankan pernikahannya bersama Clara meski tanpa cinta. Bagi Davinson, Clara bisa menjadi sandaran bagi karirnya agar tetap berjaya.

"Mas, bagaimana? Bagus tidak?" tanya Maya kepada Haris tentang hasil dari jepretan suaminya itu.

"Bagus kok. Coba kamu lihat sendiri," ucap Haris seraya menunjukkan hasil tangkapan layar di kamera.

"Bagus banget Mas! Ayo kita foto bersama sekarang," pinta Maya pada suaminya itu. Akhirnya mereka berdua berfoto bersama. Namun mereka cukup kesulitan karena tidak membawa serta tripod. Melihat mereka sedikit kerepotan, Davinson berusaha memberikan bantuan kepada mereka berdua.

"Bolehkah saya bantu kalian? Saya bisa mengambil gambar kalian jika kalian tidak keberatan," ucap Davinson menunjukkan keramahan.

"Tidak perlu, Tuan Davinson!" cetus Haris menolak tanpa basa-basi.

Melihat sikap suaminya, Maya hanya bisa diam. Namun ia berusaha memberikan penjelasan kepada pria itu dengan baik agar tidak tersinggung. "Maaf, Tuan Davinson. Sepertinya kami berdua bisa melakukan sendiri," ucap Maya tetap sopan.

"Baiklah, Nyonya dan Tuan Haris. Saya hanya melihat kalian berdua sepertinya membutuhkan sedikit bantuan. Untuk itu saya menawarkan diri. Namun jika kalian berdua merasa tidak perlu, saya menghormati keputusan itu." Davinson berlalu meninggalkan Haris dan Maya.

Haris masih dengan jengkelnya, "Bisa-bisanya pria itu sok akrab sama kita," gerutunya kesal.

Maya menenangkan suaminya itu. Ia mengatakan bahwa sebaiknya tidak perlu marah-marah. Semua bisa dibicarakan dengan baik. Haris pun mulai tenang, ia meminta maaf kepada Maya atas sikapnya yang membuat suasana hati Maya tidak nyaman.

"Maaf, sayang. Aku terbawa suasana," ujar Haris menyesal.

"Tidak apa, Mas. Yang penting jangan seperti itu lagi, ya? Aku tidak ingin ada keributan saat kita liburan. Aku harap kamu bisa lebih santai. Lagipula aku dan tuan Davinson tidak ada hubungan apapun, kamu percaya itu kan?" terang Maya entah sudah berapa kali memberi pengertian kepada suaminya itu.

Tak ingin membuat Maya kecewa dan sedih, Haris berjanji untuk bersikap lebih santai kepada Davinson. Meskipun berat untuknya, namun ia ingin istrinya itu bahagia dan nyaman menikmati liburan.