Kedua mata itu terbuka dan terasa berat seperti berhari-hari belum terbuka, kedua mata coklat lembut itu menatap sekeliling dengan sayu. Seorang gadis muda yang melihat nya langsung berteriak entah senang atau terkejut melihat wajah pucat nya.
"Putri tidak apa?" Tanya gadis itu sebelum Lihua sempat menjawab gadis langsung bergegas pergi keluar menemui seorang pria berpakaian prajurit. Tak lama beberapa orang datang menyesaki ruangan itu.
"Putri Lihua apa anda merasakan sesuatu di tubuh anda?" Tanya seorang pria muda yang tubuh nya berbau obat-obatan herbal.
"Aku baik, tapi siapa kalian? Namaku memang Lihua tapi aku bukan seorang Putri." tanya Lihua keheranan. Apakah saat ia tenggelam tengah ada festival china sehingga orang-orang yang monolong berpakaian kuno?
Pria yang tadi bertanya hanya diam dan melihat jika kedua mata lihua sama sekali tidak mengenali siapapun di dalam ruangan ini, pria itu beralih pada pria paruh baya yang masih terlihat tampan.
"Sepertinya tenggelam di danau membuat kepala Putri mengalami trauma."
"Hal konyol apa ini?" batin Lihua kesal dengan drama kolosal yang ia rasa sangat fasih dengan nya dan pada detik itu dunia Lihua terasa runtuh, ia adalah seorang penulis dan saat itu ia sedang menulis sebuah cerita berjudul Empress Zhilan kebetulan ia menggunakan namanya sendiri untuk menjadi tokoh utama dalam ceritanya.
"I-ini zaman 1450 masehi bukan? Anda adalah Kaisar Dozai.. Da-dan anda adalah kakakku Pangeran Lijuan." dua orang yang namanya disebutkan oleh Lihua langsung mengangguk.
Benar Lihua terperangkap di ceritanya sendiri, dikisahnya Lihua adalah gadis anti sosial yang tidak memiliki teman berakhir menyedihkan. Itu ending! Lihua baru selesai menulis ending dari ceritanya tapi ia lebih dulu tenggelam di kolam karena di dorong oleh seseorang. Aku akan membunuhnya nanti janji Lihua dalam hati, kedua tangan nya mengepal menahan amarah.
.....
Lihua duduk ditepi kolam memperhatikan ikan koi yang mengerumuni nya. Kalau aku terjun ke dalam kolam ini mungkinkah aku akan kembali ke duniaku? Padahal aku baru saja merencanakan sebuah liburan di pantai eksotis. Pikir Lihua.
"Kau tidak berfikir untuk lompat kembali ke dalam kolam yang dalam itu kan adik?"
Lihua menoleh dengan cepat tapi kaki nya tergelincir diatas bebatuan hingga ia tercebur dan berusaha berenang dengan panik, pangeran Lijuan langsung menarik tangan Lihua panik lalu membawanya kedaratan.
"Baru sehari aku berada disini, sudah banyak kesialan yang menghampiri." gumam Lihua lalu menangis merengek meratapi nasib nya yang akan menderita.
Pangeran Lijuan terlihat makin panik saat Lihua malah menangis setelah terbatuk-batuk.
"Hei sudah tidak apa-apa. Maafkan kakak Lihua."
Lihua terdiam sebentar lalu melanjutkan tangis nya saat merasakan tubuh nya berbau amis dan ia benci dengan amis ikan. "Huaaa amis tubuhku bau ikan!"
Pangeran Lijuan dibuat kalang kabut menghadapi sikap Lihua yang berbeda, dulu Lihua adalah gadis paling sinis dan tidak mau berdekatan dengan siapapun termasuk dirinya, dan kini adiknya menangis merengek padanya hanya karena tubuhnya terkena amis ikan? Pangeran Lijuan hampir tertawa kalau tidak ingat hal itu akan membuat Lihua bertambah histeris.
Pangeran Lijuan menepuk kepala Lihua dengan lembut ia melepaskan jubah luarnya untuk menutupi tubuh Lihua yang mulai menggigil. Pangeran Lijuan juga menggendong tubuh Lihua masuk kembali kedalam kediamannya. Mencelupkan tubuh Lihua kedalam bak yang telah disiapkan oleh para dayang.
Lihua masih sesunggukkan saat Pangeran Lijuan mengkeramasi rambutnya. Lihua sadar ia berbalik untuk menghadap pangeran Lijuan yang masih membasuh rambut hitam panjang nya.
"Kakak sadar kalau kakak masuk kedalam kamar mandiku? Dan memandikan ku?" tanya Lihua dengan mata bulat nya.
Pangeran Lijuan hanya mengangkat bahu nya acuh. "Memang kenapa? Kau adikku dulu sebelum kau berubah sinis padaku aku sering mencuci rambutmu."
"Maaf."
"Basuh tubuhmu sendiri, kakak akan menunggu diluar."
Lihua menyeringai. "kakak tidak ingin memandikanku?"
Mendengar itu pangeran Lijuan langsung melemparkan handuk sutra ke wajah Lihua hingga gadis itu mengerut kesal
"Dalam mimpimu!"
***
Tadinya Lihua berfikir untuk kembali ke dunia nya tetapi ketika ia kembali teringat dengan tugas kuliah, skripsi, deadline novel. Dan lain-lain lebih baik tinggal disini mengusili pangeran Lijuan dan merecoki perkerjaan Kaisar Dozai.
"Kita akan kemana?" tanya Lihua mengikuti langkah pangeran Lijuan malas-malasan.
"Kediaman Kaisar Dozai." Jawab pangeran lijuan lugas.
"Tidak mau." Tolak Lihua lalu berbalik pergi tapi dengan sigap Pangeran Lijuan menarik kearah Lihua.
"Kenapa kau menarik kerah Lihua pangeran Lijuan." Tanya Ayah mereka yang kebetulan tengah berada tepat di halaman kediaman nya.
"Gadis bandel ini menolak untuk bertemu anda Kaisar Dozai." Jelas Pangeran Lijuan formal.
"Oh jadi begitu putriku sudah sedemikian sombong hingga tidak mau menemuiku lagi?" sindir Kaisar Dozai menyentak lengan jubah nya berpura-pura marah.
Lihua menoleh sedikit dan tertawa kering. "Ayah aku..." kedua tangan Lihua bertaut gelisah mencari alasan yang tepat. "Aku ... Aku sedang ingin berlatih memanah karena sebentar lagi akan ada musim berburu." ucap Lihua cepat-cepat saat menemukan alasan yang tepat.
Alis kaisar Dozai terangkat naik. "Begitu? Kau ingin berlatih sedangkan kau tidak bisa memanah?"
Bodoh! Lihua menepuk kepalanya saat mengingat jika Lihua dalam karakter ceritanya adalah gadis yang tidak bisa menggunakan senjata apapun. Lihua malah teringat dengan karakter Mey lian dalam ceritanya yang lain berjudul The Poisonous Flower.
Pangeran Lijuan terkekeh saat kebohongan Lihua ketahuan, lalu segera memalingkan muka ketika Lihua menatapnya kesal.
'Awas kau nanti.' ancam Lihua tersirat dari matanya.
"Kalau kau ingin belajar memanah, kau akan belajar dengan Pangeran Zhen." putus Kaisar Dozai tidak dapat diganggu-gugat.
Final! Inilah kebodohan terbesarmu Lihua! Kau membuat dirimu sendiri masuk ke dalam kandang singa setelah keluar dari mulut buaya. Sumpah serapah Lihua dalam hati meski bibir nya tersenyum manis.
"Ayah tidak perlu, jika dipikir-pikir lagi sepertinya aku tidak ingin ikut saat musim berburu." ralat Lihua berharap Kaisar mau membatalkan titahnya.
"Tidak perlu pangeran Zhen adalah tunangan mu, kau juga bisa menjaga diri jika mempelajarinya."
***
Lihua benar-benar menyesal mengapa ia harus mencipatkan karakter Pangeran Zhen dengan begitu dingin, mungkin dulu ia memang tergila-gila dengan karakter pria dingin yang cuek tapi saat mengalaminya sendiri, Lihua benar-benar ingin mengubur Pangeran Zhen ke dalam danau yang membeku.
"Tanganmu harus lurus dengan bahu, lalu tarik panah nya dengan kuat jangan gemetar seperti itu!" ujar Pangeran Zhen memberikan arahan pada Lihua.
Mencebikan bibir nya kesal, Lihua benar-benar ingin pulang sekarang dibandingkan harus menghadapi sikap Pangeran Zhen yang bertindak kejam sebagai guru. Sangat totalitas.
Lihua membidik sasaran dengan perasaan kesal yang meluap-luap. untung saja selama jadi penulis ia juga mempelajari dasar-dasar ilmu persenjataan seperti ini, hingga ia sedikit tahu teknik nya.
TAK!
tepat sasaran dipercobaan pertama nya, membuat Lihua tersenyum sombong pada Pangeran Zhen yang berstatus sebagai tunangan nya.
"Aku bisa tapi yang mulia tidak percaya, jadi kau bisa berhenti mengajariku teknik berpanah." Ucap Lihua setelah ini ia ingin bermalas-malasan di kediaman nya. Di dunia asalnya Lihua bahkan tidak tidur lebih dari 5 jam sehari karena insomnia, jadi jangan tanya kenapa.
Lihua meninggalkan tunangan nya sendirian, langkahnya terseok-seok menahan kantuk. Lihua melirik pohon sakura yang tumbuh ditepi kolam.
"Baiklah aku menyerah." gumam Lihua mendekat kearah pohon, lalu tidur dibawahnya.