Chereads / Jodoh Dadakan / Chapter 10 - perayaan

Chapter 10 - perayaan

"Waw keren iya pak?" Karin memperhatikan dekorasi yang ada di rumah alex.

Alex melihat Susana rumahnya itu seketika mengepalkan tangannya, Untungnya iya sudah mengatasinya terlebih dahulu.

Di dalam rumah, Semua orang sudah menunggu kedatangan Alex, Di dalam sana sudah ada keluarga dari Tasya dan Alex dan beberapa tetangga.

"Tan itu Alex sudah datang, Ayo kita sambut ucap Tasya dengan antusias.

"Selamat malam semuanya, Ada apa ini? Kenapa kalian semuanya ada di sini?"

"Ayo masuk dulu Lex nanti mamah jelaskan!" Mamah menghampiri Alex tapi malah iya terkejut dengan apa yang iya lihat.

"Loh kok kamu bawa wanita ini sih Lex?"

"memangnyaa kenapa mah, Di rumah ini kan lagi ada acara jadi wajar dong kalo Alex membawa calon istriku?"

"Tapi Lex, Ini kan malam kamu sama Tasya,"

" Sudah mah jangan ribut dulu, ayo kita masuk kasihan tuh tamunya semuanya pada nungguin ucap Alex santai."

"Hay sayang, Kamu habis dari mana aja sih, ko baru Dateng lihat tuh para tamu sudah nungguin loh dari Tadi?" ucap Tasya manja sambil bergelantungan di tangan Alex.

Dengan kasar Alex malah melepaskan tangan Tasya.

"Jangan sok akrab iya sama saya!" Alex datar.

"Tante ini gimana?" bisik Tasya.

"Sudah kamu tenang saja, Baik perhatian semuanya, Karena semuanya telah berkumpul mari kita segerakan pertunangannya." ujar mamah Alex sambil memegang mic

Tasya di samping mamahnya terus saja tersenyum bahagia, Sedangkan Karin yang tak tau apa apa iya hanya bengong saja di samping alex.

"Buat Alex anakku dan Tasya sayang kemari Nak!" mamah memanggil alex

Tasya tentunya maju dan Alex pun maju, Tapi iya tak sendirian iya menggandeng tangan Karin erat. Tasya yang melihat itu pun tak suka.

"Alex kamu kenapa malah gandeng wanita udik itu sih Lex, Aku kan malu tau di lihatin para tamu?"

"Bukan urusanku, Awas minggir kamu, aku mau memperkenal kan calon istriku."

"Tes tes perhatian semuanya, maaf telah mengganggu obrolan kalian, Di sini saya ingin menyampaikan jika wanita yang ada di sebelah saya ini adalah calon istri saya!"Alex melirik Karin yang ada di sebelah kanannya.

"Perayaan ini sebenarnya di teruntukan untuk merayakan dan memperkenalkan calon istri saya, namanya Karin." Semua orang yang ada di situ serentak kaget.

mamahnya Alex pun langsung menyerobot mic yang ada di tangan Alex

"Maaf semuanya, Ini terjadi kesalahan, perayaan ini untuk merayakan pertunangan Alex anak saya dan Tasya dan bukan untuk memperkenalkan wanita udik ini."

"Mah sudah lah, Mumpung ini di depan semua orang dan kedua orang tua Tasya, Alex tegaskan sekali lagi jika Alex tak ada hubungan apa apa dengan Tasya, Dan Alex tegaskan sekali lagi, Jangan pernah memaksa Alex untuk bersatu dengan Tasya, Karena Alex sekarang sudah memiliki Karin sebagai calon istri Alex."

Jper pipi Alex di tampar dengan begitu kerasnya oleh Tasya. Dengan berlinang air mata.

"Tega kamu Lex tega kamu bikin aku dan keluargaku malu!"

orang tuanya Tasya maju.

"Saya harap hubungan di keluarga ini cukup sampai sini, Dan buat kamu jeng Sinta, Terimakasih atas perayaannya, Kami permisi!" Tasya di bawa turun panggung oleh orag tuanya.

"Puas kamu Lex puas hah, Dan kamu Karin puas kamu hah?" Mamah ingin menjambak rambut Karin tapi keburu di tahan oleh Alex.

"Jangan pernah menyentuhnya, Mamah tau kalo aku sudah mengetahui semuanya?"

"Ah Alex Alex dada mamah sakit," Mama Sinta menekan dadanya dan tiba-tiba pingsan.

"Mah," Ucap Alex kawatir, Saat hendak mengangkat tubuh mamahnya iya di halangi

"Tak usah Lex, Biar ayah saja, Yang kamu lakukan ini memang benar, Ayah salut denganmu."

Alex dan Karin mengikuti ayahnya yang sedang menggendong mamah ke dalam kamar.

"Pak?" panggil Karin ke Alex

"Iya, Kenapa?"

"Karin, Karin merasa bersalah atas semua kejadian ini, Coba saja jika Karin tak datang ke sini, Dan coba saja jika Karin tak menerima tawaran bapak," Ucap Karin sedih dan menunduk.

"STT, sudah kamu tak usah sedih, Ini memang harus terjadi dan saya harap kamu akan terus berada di samping saya apapun keadaannya!"

"Maksudnya, Pak?"

"Maksudnya kamu mau kan jadi istri aku yang sesungguhnya, Jujur sedari awal aku mengenal kamu aku sudah tertarik kepadamu?"

"Tapi pak, Karin Karin tak pantas bersanding dengan anda, Lihat saja sekarang Pak, Kita itu terlalu beda!"

"Tidak ada yang beda di antara kita, Saya mau kamu jadi pacar saya sungguhan dan saya mau kamu jadi calon istri saya sungguhan, saya harap kamu tak akan menolaknya!" sambil menggenggam tangan Karin lembut.

"Iya Karin mau Pak," Sabil mengangguk kan kepalanya, Seketika Alex pun memeluk tubuh mungil Karin

"Terimakasih, Aku janji akan menjaga kamu dengan segenap hati," Karin hanya mengganti malu dalam dekapan Alex.

"Hem Ehem dasar iya kalian gak liat situasi, Lihat tuh mamah aja belum sadar eh kalian malah bermesraan," Sindir ayah.

"Tuh kan Pak, Karin malu tau, Gara-gara bapak sih!" Karin mencubit perut Alex

"Yah, apakah sudah menghubungi dokter?" ucap Alex serius kali ini

"Sudah mungkin sekarang sedang dalam perjalanan."

"Iya sudah aku mau mengantarkan Karin pulang terlebih dahulu karena hari sudah mulai malam,"

"Kenapa Tidak menginap saja di sini Lex?"

"Tak usah yah, Alex dan Karin belum sah menjadi suami istri jadi belum bisa tinggal seatap."

"Baik lah, Kamu hati hati di jalan iya, Dan buat kamu Karin Om percaya sama kamu, Kamu bisa menjadi menantu Om yang baik,"

"Terima kasih Om," Karin menyalami tangan ayah nya Alex dan berpamitan

Di dalam mobil semuanya hening tak ada sepatah kata pun keluar dari mereka berdua.

"Em pak, Em tadi yang bapa bilang bener gak sih?"

"Maksudnya?" Alex keheranan.

"Iya, iya tadi yang bapak ucapkan di rumah bapak serius tidak?" Sambil menatap mata Alex.

"Iya aku serius lah, Kamu kira aku bohongan dan ingat sekarang di manapun kita berada kamu harus nyebut aku sayang, Bukan bapak, Tuan atau apalah itu!"

"Em tapi Karin,"

"Tapi, apa Hem, Alex mendekati Karin dan Karin menjadi salah tingkah,"

"Emangnya bapak, Eh maksudnya sayang gak malu punya pacar cupu culun kaya Karin?"

"Tidak tuh, Siapa bilang, Tuh liat di kaca emang sekarang kamu culun cupu tidak kan, Kamu itu cantik Rin" Sambil mengusap pucuk kepala Karin dan seketika Karin tersipu malu."