Entah kenapa sedari tadi Karin terus saja tersenyum sendiri, Seperti orang yang sedang kasmaran.
"Eh kamu itu kenapa sih Rin, ko dari tadi Kaka liat kamu senyum senyum sendiri aja?" Maya menepuk pundak karin
"Ih kepo iya?" sambil pergi dari kamar.
"Awas iya kamu, Coba cerita sama Kaka?" Maya mengikuti langkah Karin
"Gak ah, Nanti Kaka malah gak percaya lagi!"
"Mangkanya cerita dulu nanti baru tau aku percaya atau gak,"
"Em sebenarnya Karin sudah jadian sama pak Alex ka," Sambil menutupi wajahnya dengan telapak tangan
"Hei serius itu, Wah selamat iya Rin," Maya memeluk tubuh Karin dan di balas oleh Karin.
"Tapi iya ka, Tadi malam itu situasinya sungguh mengerikan, Udah kaya yang di sinetron sinetron gitu,"
"Maksudnya? Aku gak ngerti Rin,"
"Tadi malam tuh, Di rumah Alex ternyata akan di adakan acara pertunangan Alex sama Tasya, Kaka tau kan Tasya mantan pacarnya Alex?"
"Tunggu kamu sekarang udah berani manggil bos kita cuman pake nama doang nih, Cie?" Sambil menyenggol bahu Karin.
"Ah Kaka, Gak usah kaya gitu ih, Kan Karin malu tau," Wajah Karin memerah.
"Terus terus gimana lagi ceritanya Rin?"
"Iya gitu deh, Acaranya jadi kacau karena di kacauin Sama Alex, Dan mamahnya Alex pingsan kena serangan jantung,"
"Wah, Hebat juga iya kamu Rin, Gadis lugu seperti kamu, Bisa buat kegaduhan besar di antara keluarga ternama di kota ini,"
"Iya, Tapi Karin sedikit agak takut ka, Soalnya keluarganya Tasya pada marah besar gitu,"
"Sudah kamu tenang aja, Kan sekarang udah ada Alex yang jagain kamu,"
"Iya sih, Oh iya ka nanti sore kita jalan jalan yuk, Karin bosen di rumah terus,"
"Ok, Tapi kasih PJ iya!"
"Pj itu apa, Ka?" Dengan muka cengonya.
"Pj itu pajak jadian oon," Sambil menoyor jidat Karin, Dan Karin pun mengusap nya
"Ih ngeselin." Karin memonyongkan bibirnya
Di kediaman Alex
"Puas kamu hah, Puas kamu udah bikin Mama malu hah Alex puas kamu?"
"Sudah mah tenang, Inget kamu itu masih sakit!" Ucap ayah yang ada di sampingnya.
"Gak bisa yah, Mamah malu yah, Bagaimana ini pah?" Hiks hiks mamah menangis di dekapan ayah Alex
Alex maju mendekati mamahnya.
"Mah, Maaf Alex, Tapi perasaan Alex tak bisa di bohongi mah, Ada sesuatu yang tak mungkin jika Alex dan Tasya bersatu,"
"Apa? Apa alasan nya Lex?"
"Mamah tak perlu tau, Cukup Alex saja yang mengetahuinya,"
"Omong kosong, Sana kamu pergi mama tak Sudi melihat wajah kamu!"
"Baik lah, Alex akan pergi, Alex harap mamah bisa mengerti dan bisa menerima kenyataan yang ada,"
"Sudah Lex kamu pergi dulu iya biar ayah saja yang menjaga mamah,"
"Iya yah," Alex meninggalkan kamar orang tuanya itu
Sedangkan di kediaman Tasya, Tasya tak henti hentinya menangis meraung Raung.
"Hiks hiks hiks aku tak terima jika di giniin aku mau balas dendam pokonya!"
"Iya sayang nanati kita balas dendam sama Alex, Iya pikir kita akan diam saja setelah apa yang iya perbuat terhadap kita!" ibu nya Tasya menenangkan anaknya itu.
"Akan aku habisi nyawa gadis kampungan itu, Aku tak rela jika posisiku di gantikan olehnya, Aku pun tak Sudi jika dia menjadi istri Alex mah, Aku tak terima!"
"Iya sayang mamah ngerti, Mamah akan lakukan apa pun untukmu nak." mamah Kelin memeluk tubuh Tasya dengan tulus.
Ibu mana yang tega melihat anaknya di permalukan, Dan di sakiti hatinya.
Alex sekarang berada di apartemennya, sebenarnya iya tak tenang hati dan pikiran, Iya takut jika Karin akan dalam bahaya atas ulah dirinya sendiri.
"Aku harus menghubungi Karin, Aku tak tenang jika belum mendengar kabarnya,"Alex mengeluarkan hp nya dalam saku
Tut Tut beberapa kali Alex menghubungi Karin tapi tak di respon.
"Kemana gadis ini, Kenapa susah sekali di hubunginya, Gak tau apa kalo saya ini lagi resah mikirin dirinya?" Alex tak berhenti berjalan kesana kemari sambil menghubungi kekasih hatinya itu.
"Tak bisa di biarkan, Enak saja dirinya tak menghiraukan panggilan teleponku, Aku harus ke rumahnya," Alex menyambar kunci mobil yang ada di meja ruang tamu
Di dalam perjalanan sial nya Alex terkena macet, Iya maklum saja, Hari ini adalah hari Minggu jadi jalanan sedikit macet karena banyak orang uang berlalu lalang dengan kendaraannya.
Tin tin tin Alex menekan kelakson mobilnya berkali kali, Agar mobil yang di depannya menyingkir.
"Ahk sial kenapa harus macet segala sih, Mana sedari tadi hpnya gak di angkat angkat lagi," Alex terus saja memperhatikan hanpone yang ada di sampingnya
Ternyata Karin sedang tertidur nyenyak di dalam kontrakan nya, Hpnya sengaja iya diamkan, karena tak ingin di ganggu jika sedang tidur siang.
"Nah kaya gitu ke dari tadi, Kalo kata gini kan enak jalannya," Alex mendumel sendiri, Entah kenapa semenjak dirinya bertemu dengan Karin, Pribadinya menjadi berubah, Yang awalnya dirinya begitu dingin dan cuek, Kini dirinya berubah menjadi lelaki yang lemah lembut.
Tin tin tin Alex sengaja menekan kelakson mobilnya dengan kencang agar Karin yang ada di dalam kontrakannya bisa mendengar.
"Duh Rin, Itu mobil siapa sih yang dari tadi bunyi, Berisik tau gak sih?" ucap Maya kesal, Yang posisinya berada di samping Karin.
"Gak tau, Coba aja Kaka lihat sana!" Dengan mata yang masih menutup rapat.
"Iya sudah Kaka mau lihat dulu," Maya pun bergegas bangun dari tidurnya dan berjalan ke arah pintu"
Tin tin tin Alex terus saja menekan kelaksonnya. Para tetangga pada keluar dari rumahnya masing masing, Karen a merasa terganggu dengan suara itu.
"Waduh ko tetangga pada kumpul di depan semua iya, Lebih baik aku bangunkan Karin dulu lah!"
"Rin bangun Rin, Tetangga udah pada ngumpul di depan rumah tuh,"
"Emm biarin aja sih ka, Mungkin mereka lagi main kali,"
"Dih, Bangun dulu Napa, Lihat tuh mobil yang ada di depan rumah!"
"Ah Kaka ini,"Karin bangun dari tidurnya dengan mata masih merem
"Hah astaga kenapa orang orang pada di depan sih, Terus ko itu mobilnya kaya yang aku kenal iya ka?" Karin dan Maya mengintip di jendela.
"Iya tentu kenal lah, Itu kan mobil pacar kamu,"
"Hah masa ka, Awas ka Karin mau keluar dulu!"
cklek suara pintu rumah kontrakan Karin di buka dan ketika Karin baru menonggol kan kepalanya mata para tetangga sudah pada melotot semua.