Alex tertawa melihat wajah Karin yang lucu, Sebenarnya iya tak ingin membuat wanitanya marah.
"Duduk, Kamu mau kemana?"
"Mau pulang, Dan lanjut tidur!" balasnya dengan jutek.
"Gak baik nyia-nyiain makanan seperti itu, Duduk dan makan lagi makanan kamu!" Dengan sedikit nada tegas.
Karin pun duduk kembali dengan wajah masam.
"Makan yang benar, Kalo kamu gak makan akan aku tinggal di sini!"
"Iya, Ini aku makan, Galak amat jadi orang?" dengan perasaan dongkol Karin memakan makanannya
Diam diam Alex tersenyum melihat tingkah Karin.
"Aku berharap kamu adalah wanita terakhir yang menjadi pengisi hatiku, Aku tak akan membiarkan siapa pun mengambil kamu dariku, Kamu adalah miliku dan akan terus begitu," Alex berbicara dalam hatinya. sambil terus saja menatap karin yang ada di depan nya.
skip
"Terima kasih Dan sampai berjumpa besok," Karin langsung meninggalkan Alex yang ada di dalam mobilnya, Bahkan barang belanjaannya pun tak iya bawa
"Cek dasar iya cewe, Kalo ngambek susah buat sembuh," Alex menggelngkan kepalanya.
di dalam rumah Karin.
"Loh ko cemberut sih, Bukannya seneng ya, Jalan sama pacar, Ko ini malah datang-datang cemberut sih?"
"Gak tau ah, sebel." Karin masuk ke dalam kamar dan meninggalkan Maya Yang ada di ruang tamu
Maya hanya bisa menggelengkan kepalanya saja saat melihat tingkah Karin.
tok. tok tok pintu rumah Maya di ketuk dari luar. Dan Mayapun langsung menghampirinya.
"Iya siapa?" Sambil membuka pintu, Dan..
"Maaf sudah mengganggu kamu, ini saya cuman mau memberikan belanjaan adik kamu yang tertinggal,"Alex menyodorkan beberapa bingkisan
"Oh iya Pak, maaf sudah merepotkan," Maya mengambil alih belanjaan yang ada di tangan Alex.
"Kalo gitu saya permisi terlebih dahulu, Mari,"
"Iya, Mari Pak," Sesegera mungkin Maya menutup pintu rumahnya dan langsung berlalri ke dalam kamar.
"Heh, Bangun tuh belanjaan kamu ada di ruang tengah!" sambil menepuk pantat Karin,
"Duh sakit tau ka, Biarin aja lah, Aku males tau gak sih, Coba Kaka bayangin tiba-tiba si Alex itu bilang, ko bisa sih aku suka sama kamu, Padahal kan kamu itu beda jauh sama tipe aku, Gitu katanya ka, Kan aku jadi sebel,"
"Hahahahh oh hanya karena itu, Kamu pulang-pulang ngambek, Lagian, iya kali yang di omongin sama Pak Alex itu bener, Ko bisa bisanya iya Pak CEO kita suka sama cewe culun kaya kamu?"
"Ih Kaka mah, Tau lah aku mah pokonya aku mau marah sama Kaka dan Alex," Karin membelakangi Maya.
"Ets jangan dulu ngambek, tuh urusin dulu belanjaannya, Lagian kamu ini, Belanja ko kaya mau ngabisin isi mall aja sih?"
"Itu bukan aku beli dan pilih, tapi Alex tuh yang beli,"
"Masa? Wah kamu itu harus bersyukur Rin, Di luar sana banyak para wanita berebut untuk menjadi kekasih pak Alex, Bahkan untuk makan bersama pak Alex pun mereka pada ribut."
"Bodoh ah, aku gak perduli!"
"Iya sudah kalo gak perduli mah, biar aku kasih aja itu belanjaan kamu ke orang lain," Maya akan beranjak dari duduk nya dan langsung di dahului oleh Karin.
"Ets enak aja, gak boleh, ini tuh punya Karin tau gak, kata Alex Karin harus berubah penampilannya jadi semua ini untuk Karin, Bukan orang lain," Karin langsung beranjak dari tidurnya
"Heheheh, Nah gitu dong, iya sudah ayo Kaka bantuin beresin belanjaannya iya,"
Karin dan Maya sibuk membereskan barang belanjaan Karin sampai saat tiba di bingkisan yang berisikan dalaman.
"Hahahah hahahah ini apa Karin, Ini juga di beliin sama pak Alex iya?" sambil memperlihatkan barang tersebut
"Heem iya itu di beliin sama pak Alex pacar aku, Tau gak ka, Tadi tuh Karin malu banget tau pas di toko Daleman ini, semua orang pada ngeliatin Karin, Mana tadi pas belanja pake bawa bodyguard segala lagi,"
"Ah masa, Kenapa Sampai Bawa bodigard segala Rin?"
"Karin juga gak tau, mungkin buat bantuin bawain belanjaan Karin kali. Udah ini lah, semuanya dah beres, tinggal di taruh saja di lemari,"
"Iya sudah sana kamu taruh di lemari, Dan nanti besok kamu Kaka bantuin dandan iya,"
"Siap ka, Semangat ini demi masa depan Karin," Karin menyemangati dirinya sendiri.
Di luar rumah kontrakan Maya, Ternyata alex sudah menugaskan beberapa anak buah agar menjaga Karin dan Maya.
Alex tau jika sedang ada bahaya yang menunggu karin, Sebenarnya Alex sedikit merasa menyesal karena telah mengungkapkan siapa Karin itu.
Alex takut jika keluarga dirinya dan Tasya berbuat yang tidak tidak terhadap Karin, Bagaimana pun Karin hanyalah seorang gadis lugu yang tak tau apa-apa yang telah di seret ke kehidupan Alex yang kejam ini.
"Hallo, Kalian terus awasi dan jaga kemanapun Karin pergi dan di manapun Karin berada, jangan biarkan siapapun menyakitinya!"
"Baik Tuan, Akan kamu laksana,"
Tut Tut Tut. sambungan di matikan.
Alex berjalan dengan gagahnya memasuki rumah orang tuanya, sebenarnya iya sedikit rasa enggan untuk masuk kedalam rumah ini.
"Dari mana saja kamu hah, Kenapa jam segini baru pulang, Oh mama tau pasti kamu habis jalan jalan sama wanita udik itu yah iya kan?"
Alex tak menghiraukan ucapan mamahnya dan langsung naik ke lantai atas.
"Kenapa kamu semakin hari semakin gak sopan sama orang tua, Alex mama belum selesai bicara Alex?" mamah teriak dari lantai bawah.
"Sial, Gara-gara wanita itu sekarang anakku menjadi pembangkang dan keras kepala!"
"Ada apa sih mah, ko malam malam teriak sih mah, Ini kan udah malam, Lebih baik kita istirahat di kamar!"
"Itu loh pah anak kamu, Aku lagi ngomong ko gak di dengerin malah nyelonong aja,"
"Mungkin Alex lagi cape kali, Ayo kita kembali ke kamar, Mama kan belum sehat betul," ayah menggiring Sinta ke kamar.
Di dalam kamar Alex, Setelah menyelesaikan ritual mandinya Alex membaringkan diri di kasur kesayangannya itu.
"Dia lagi apa iya, Apakah masih ngambek?" Alex menerka-nerka
" Lebih baik aku hubungi saja dia," Alex mengirimkan pesan.
"Sedang apa, Apakah masih ngambek?" pesan terkirim.
Ting suara notip hp Alex.
"Lagi tiduran, Dan mau tidur, Gak ngambek ko," Alex tersenyum membaca isi pesannya.
"Maaf kan aku iya, Aku tak menyangka jika kamu mudah marah," send
"Tidak, Siapa yang marah?" Balasan Karin.
Alex tak membalas pesan Karin lagi, iya memutuskan untuk tidur, Karena esok akan di mulai aktifitas yang sebenernya.
Di ujung sana Karin sedari tadi menunggu balasan pesan dari alex,Tapi sampai beberapa menit tidak ada balasan apapun.
"Dasar, Dia yang nge chat duluan dia juga yang ngilang!" Karin meletakan hpnya di tekad kamar