Chereads / Lingkaran Setan CEO Tampan / Chapter 9 - Kejahatan Ibu Surya

Chapter 9 - Kejahatan Ibu Surya

Di saat ibu Ratih dan Hana sudah beristirahat di kamar tamu. Keluarga kaya itu langsung berbincang di ruang tamu untuk membicarakan acara pernikahan dari Ditto dan Hana yang harus dilaksakan dalam waktu dekat ini untuk segera mencairkan uang itu dan mereka bisa menyelamatkan perusahaan mereka yang hampir bangkrut.

"Bagaimana acara pernikahan Ditto dan Hana Mah, apakah kita akan mengadakannya di hotel atau bagaimana?" tanya Pak Surya, ia ingin segera merencakan agenda pernikahan itu.

"Ya gak lah Pah, kita ini lagi butuh uang untuk perusahaan kita, masa ia kita akan menyewa hotel untuk pernikahan wanita kampungan itu," jawabnya dengan mata sinis, ia tidak ingin mengeluarkan banyak uang untuk pernikahan Ditto dan Hana.

"Mah, tapi ini pernikahan Ditto Mah. Ditto, anak satu-satunya yang kita miliki," tegas Pak Surya karena ia sadar ini bukan hanya membicarakan tentang Hana, tapi juga Ditto.

"Iya Pah, tapi itu jika perempuan itu bukan perempuan kampung," jawabnya dengan tetap menganggap rendah Hana dan ibunya.

Walau bagaimana Pak Surya bertahan agar pernikahan itu dilaksanakan megah, ia tetap bersikeras untuk membuat acara pernikahan seadanya yang menurutnya itu lebih cocok untuk Hana. Ia malu jika para teman-temannya tau kalau calon menantunya itu adalah Hana, seorang gadis kampung yang tidak mempunyai pendidikan dan itu lebih terlihat lagi dari penampilan Hana yang menonjolkan bahwa ia wanita kampung.

"Tapi Mah, Ditto hanya akan menikah satu kali selama hidup, dan Mama malah ingin agar pernikahan Ditto seadanya saja, Mama jahat banget sumpah," ujar Ditto, ia juga tidak membenarkan apa yang diminta oleh ibu Surya. Wajah ibu Surya tiba-tiba berubah dengan mendengar perkataan Ditto yang mengatakan kalau dirinya hanya akan menikah satu kali saja.

"Tidak! Tidak Ditto, Mama tidak mau kamu hidup bersama wanita kampung itu untuk selamanya. Setelah semua ini berakhir, kamu harus menceraikannya," sambung ibu Surya memaksakan kehendakanya pada Ditto.

"Mah, tapi kan kemarin Mama sudah setuju kalau perceraian aku sama Hana itu terserah diriku saja kan," ibu Surya langsung berdiri dan menutup mulut Ditto.

"Apa kamu sudah tidak waras Ditto, bagaimana kalau mereka mendengar perkataan kamu, itu akan membuat Hana tidak mau menikah dengan kamu dan kamu tau apa yang akan terjadi kan," ujarnya marah pada Ditto yang berbicara sangat keras, ia takut kalau rencana mereka akan gagal akan hal itu. Ditto dengan paksa langsung melepas tangan ibu Surya dari mulutnya, ia tidak setuju dengan keinginan ibu Surya yang sangat kejam itu.

"Mah, untuk saat ini aku memang belum mencintai Hana, tapi aku tidak menyangka kalau Mama itu sangat kejam terhadap dia. Apa salahnya sih kalau kita membuat semua ini sebagai keuntungan kedua belah pihak," ujar Riko dengan mengecilkan volume suaranya sehingga mustahil bisa terdengar sampai kamar tamu.

"Maksud kamu apa Ditto?" tanya ibu surya bingung dengan maksud dari kaliamar Ditto.

"Iya, jadi tuh selain kita bisa menyelamatkan perusahaan, apa salahnya juga kalau Ditto benar-benar menjadi suami yang baik untuknya, jadi perusahaan aman dan rumah tangga Ditto juga aman kan," tegas Ditto, ia masih memikirkan perasaan Hana.

"Iya, Papa setuju dengan perkataan kamu Ditto. Papa juga tidak mau berdosa dengan perlakuan buruk terhadap Hana, Mah biar bagaimana pun Hana itu adalah manusia Mah, dia juga ingin mendapatkan hal baik dari kita," ujar Pak Surya, ia setuju dengan apa yang diucapkan Ditto, tapi ibu Surya tetap tidak setuju. Ia tidak mau kalau anaknya itu harus hidup dengan wanita kampung yang gagap teknologi, ia merasa malu kalau orang sampai tau ia mempunyai menantu seperti Hana.

"Gak! Apapun alasannya Mama gak mau tau, pokoknya setelah kita mendapatkan semuanya, kamu harus menceraikan Nabila," ujarnya, yang mereka tidak tau Bibik Sun yang adalah seorang pembantu yang paling tua di rumah itu mendengar perkataan mereka. Ia langsung pergi ke dapur dan memikirkan apa yang akan terjadi pada Hana, ia merasa kasihan walaupun ia tidak mengenal Hana, ia sebagai orangtua yang punya anak perempuan merasa sangat sedih ketika mendengar hal itu.

"Tega sekali keluarga ini, mereka melakukan hal buruk pada seorang gadis yang tidak bersalah. Nak Hana semoga kamu selalu dalam lindungan Allah," ujarnya dalam hati, lalu ia melanjutkan pekerjaannya kembali, ia ingin mengatakan hal itu pada Hana, tapi ia tidak berani karena itu akan menyebabkan ia kehilangan pekerjaan.

Keesokan harinya, Ditto dan Pak Surya pergi ke kantor. Pak Surya harus ikut ke kantor untuk memantau kantor kembali sebelum keadaan kantor membaik kembali dan ia akan sangat tenang setelah itu. Ibu Surya juga langsung pergi dari rumah entah kemana ia akan pergi, tidak ada yang tau karena ia juga tidak mengatakan hal itu pada siapa pun. Hana yang baru saja keluar dari kamar melihat keadaan rumah itu begitu sepi dan hanya terdengar suara dari dapur saja, ia langsung menuju ke dapur dan melihat di sana ada Ibu Ratih dan bibik Sun.

"Ibu, dimana Mas Ditto?" tanyanya saat ia melihat ketidakberadaan Ditto di rumah.

"Ciee, anak Ibu sedang mencari calon suaminya ya," gurau ibu Ratih menggoda anaknya. Wajah bibik Sun yang sangat gelisah.

"Ih, Ibu jangan begitu, Hana malu!" ujarnya bermanja pada ibu Ratih, ibu Ratih yang melihat kegelisahan di wajah Bik Sun, ia langsung bertanya tentang itu.

"Bik, Bibik kenapa terlihat gelisah begitu?" tanya ibu Ratih, ia tidak tau apa yang sudah terjadi, namun ia bisa melihat kegelisahan itu.

"Ti … tidak Nyonya, saya hanya berfikir tentang ibu Surya yang pergi tadi, biasanya dia bilang," ujarnya pada mereka, ia mencari alasan untuk menyembunyikan apa yang ia ketahui tentang kelurga Ditto dan niat buruk mereka terhadap Hana.

"Oh, anak Ibu. Sekarang sudah bisa malu juga ya sama Ibu, ibu senang deh Nak, kalau kamu terlihat sangat bahagia di sini. Kamu nanti jadilah istri yang baik ya Nak!" pinta ibu Ratih, ia memberikan arahan baik untuk anaknya, ia mengajari anaknya kalau sudah menikah harus menjadi istri yang baik dan berbakti pada suami. Bik Sun terlihat tersenyum dengan mata yang berbinar merasa kasihan pada takdir buruk Hana.

"Semoga kamu tetap dalam lindungan Tuhan Nak," ujarnya dalam hati, ia adalah seorang ibu yang lembut. Tak lama setelah itu, terdengar suara sesuatu yang jatuh dan pecah dari teras depan, mereka sangat terkejut mendengar suara itu.

"Apa itu Ibu?" tanya Nabila dengan mengusap dadanya yang terasa sangat berdebar kencang karena terkejut mendengar suara jatuh itu.