dalam rangka merayakan keberhasilanku lolos seleksi pemain futsal tingkat nasional, keluargaku mengadakan acara makan malam dirumah kami, papaku memintaku mengundang keluarga bunda (ibunya si kakak dan si adik) untuk datang ke rumah kami
aku membantu papaku memasak didapur dan menyiapkan hidangan makan malam diatas meja. Kata papaku ayahtiriku tadi telpon dan bilang kalau dia sedang dalam perjalanan pulang kerumah dan terjebak macet
setelah membantu papaku aku segera kekamar mandi untuk mandi dan kekamarku untuk ganti baju kemudian aku pergi ke meja makan dan melihat papaku sedang mengecek apa saja kurang lalu bell pintu berbunyi
"mungkin itu Bella dan Ade" kata aku
"aku akan membuka pintu untuk mereka" aku hendak berdiri dari kursi tapi papaku melarang
"biar papa saja yang buka" kata papaku
lalu papaku berjalan menuju pintu depan untuk membuka pintu itu
aku bosan menunggu kenapa papaku lama sekali kalau itu bunda dan anak-anaknya kenapa papa tidak langsung menyuruh mereka masuk. Lalu aku pun segera menyusul papaku ke depan. Ketika aku berjalan menghampiri papaku aku mendengar papaku sedang berbicara dengan seseorang, ketika aku sudah didekatnya papaku terdiam lalu aku mulai angkat suara
"pa, pa apa tamunya sudah datang" aku yang bicara
papaku pun tersadar
"eh iya tamunya sudah datang" kata papaku
"kenapa nggak disuruh masuk" tanya aku lagi
"eh iya ayo silahkan masuk" papaku mempersilahkan tamu mereka masuk kedalam rumah
Bunda, si kakak adik masuk kedalam sambil mengikuti aku dan papaku sampai diruang makan
"Ayo silahkan duduk" kata papaku
kami pun duduk dikursi masing-masing, hidangan sudah tersedia dimeja makan
"wah banyak yah makanannya om, bisa buncit perut Ade kalo kebanyakan makan" kata si adik sambil melihat-lihat hidangan yang ada didepannya
"Ade yang sopan yah kalau bicara dirumah orang" bundanya mengingatkan
"ha, ha, ha" tawa papaku
"nggak apa-apa kok namanya juga anak-anak" papaku tidak keberatan
"maaf meskipun masih anak-anak tapi harus diajarkan sopan santun sejak dini" ralat bunda
"maaf om, ayah dimana maksud saya om Arthurnya dimana yah" kata si kakak keceplosan
aku memicingkan mataku menatap si kakak, kenapa dia memanggil ayahtiriku dengan kata "ayah"
aku melihat Bunda terkejut mendengarnya.
(mencurigakan)
"oh suami saya maksudnya mas Arthur masih dijalan mungkin terjebak macet" papaku melirik ke bunda
"sebelum kita makan, terlebih dulu kita berdoa, dan yang memimpin doa adalah Aditya karena ayahnya tidak ada" kata papaku melihat kearah akut, begitu juga bunda, si kakak adik melihat ke arahku
"baiklah kalau begitu, kalau sudah siap kita bisa mulai doanya" aku memimpin doa
mereka menundukkan kepala, menutup mata kemudian aku mengucapkan doanya sedangkan si adik masih membuka matanya melihat apa yang mereka lakukan dan menirunya
"Doa selesai" ucapku
"Ayo silahkan nikmati makanannya" kata papaku mempersilahkan
papa dan bunda terlebih dahulu mengambil nasi, sayur, laukpauk, dan ikan kemudian disusul aku, si kakak dan terakhir si adik
"Ade pelan-pelan makannya" bunda menasihati si adik
"om ikannya enak s'kali Ade suka, pingin nambah" kata si adik
"makasih Ade ayo silahkan kalau mau nambah" sahut papaku
"Ade dihabisin dulu makannya yang ada dimulut Ade, baru Ade boleh bicara" tegur bunda
"maaf Bunda" kata si adik
si kakak dan Aku hanya melihat sekilas kearah bunda dan si adik lalu meneruskan makan kami
Sementara kami sedang menikmati makan malam, handphone papaku berbunyi
"maaf permisi sebentar" papaku meninggalkan meja makan dan menuju keruang tamu
papaku pun kembali keruang makan sambil menangis. Aku melihat hal itu dan aku bertanya kepada papaku
"pa ada apa, apa tadi ayah yang telpon?" tanya aku
"Adit ayah kamu, ayah kamu kecelakaan" papaku menangis
"apa ayah kecelakaan!" kata aku dan si kakak bersamaan
aku melihat kearah si kakak, kenapa dia memanggilnya ayah. Aku melihat si kakak menundukkan kepalanya
"ayo nak kita kerumah sakit" kata papaku sambil menarikku
"dirumah sakit mana ayah dirawat kata" aku bertanya pada papaku
"Rumah Sakit Bintang Mulia" kata papaku
"Bisakah saya dan anak-anak ikut apalagi saya bawa mobil sendiri" bunda menawarkan diri
"baiklah, tunggu sebentar saya mau mengambil surat-surat kesehatan mas Arthur dulu" kata papaku
"biar aku bantu, pa" kataku menolong papaku
"Aku dan anak-anak akan menunggu dimobil" kata bunda kepada papaku
Setelah papaku dan aku mengumpulkan semua surat-surat kesehatan ayahtiriku, kami pun segera bergegas keluar dari rumah tak lupa mengunci rumah kami dan masuk kedalam mobil bunda kemudian kami semua menuju kerumah sakit tempat ayahtiriku dirawat