Chereads / Gebetan Aku / Chapter 18 - Bab 18

Chapter 18 - Bab 18

Hari ini adalah ulang tahun papaku minggu lalu aku datang ke rumah bunda dan mengundang mereka untuk datang ke acara ulang tahunnya papa saya. Sayangnya bunda tidak bisa hadir karena lembur bekerja

waktu aku berada di teras rumah aku melihat ada kakak adik yang saling mengejek satu sama lain, si kakak tampak kesal karena si adik mengejeknya, aku mendengar si kakak memarahi adiknya sebelum perang saudara terjadi aku segera datang menghampiri dan menyapa kakak adik itu

"eh kakak adik sudah datang rupanya" aku sarkastik

"siapa yang kakak adik?" tanya si kakak tidak senang

"kalian berdua" aku menggoyangkan jari telunjukku ke arah kakak ade itu

"terserah" si kakak memutar kedua bola matanya

"ngomong-ngomong dimana tante Shintya" aku melihat kekanan kekiri

"Bunda nggak bisa ikut katanya ditempat kerjanya lagi banyak orderan dan kekurangan tenaga kerja" si kakak menjelaskan

"yah sayang ya" aku kecewa

"Oh iya Adit ini ada keik buatan Bunda untuk om Arlan, gue harap papa loe mau menerimanya" si kakak menyodorkan boks berisi keik kepadaku

"wow! trimakasih banyak pasti papa gue dengan senang hati menerimanya" aku merasa senang.

aku menerima keik yang diberikan si kakak

"Kalo begitu ayo masuk, sebentar lagi acaranya akan dimulai" ajak aku

"ayo" kakak adik serempak

"Selamat ulang tahun ya om Arlan, semoga panjang umur dan sehat selalu" si kakak memberi selamat

"S'lamat hari jadi om, moga-moga om tambah lagi momongannya" ucap si adik

mendengar hal itu papaku tertawa terbahak-bahak sedangkan si kakak bola matanya hampir keluar dari matanya

"pa ini keik buatan ibunya Bella dan Ade" kata aku

"wah! benarkah trimakasih banyak yah Bella, Ade. Sudah ngerepotin kalian" papaku senang plus terkejut

"oh iya dimana ibu kalian?" tanya papaku

"maaf om, Bundanya nggak bisa ikut, Bunda lagi lembur, lagi sibuk kerja" si kakak sesal

"oh gitu yah, kalo gitu om titip salam dan terimakasih untuk ibu kalian yah" pesan papaku

"baik om" kata si kakak

"Adit keiknya kamu taruh dikamar papa aja yah, takutnya kalo taruh diluar keiknya habis duluan" papaku ingin memakan keik itu untuk dirinya sendiri

kakak adik itu hanya senyum-senyum mendengarnya

"oke, pa" kata aku sambil membawa boks berisi keik itu kekamar papaku

kini aku sudah ada dikamar papaku, aku menaruh boks berisi keik di atas meja rias papaku lalu aku keluar dari kamar papaku dan menutup pintunya setelah itu aku bergabung dengan para tamu undangan

Sekitar setengah jam kemudian acara pun dimulai diisi dengan kata sambutan oleh yang berulangtahun disusul dengan sebuah lagu yang dinyanyikan dengan merdu oleh papaku diiringi suara piano yang aku mainkan. Aku melihat semua tamu tampak tersenyum senang begitu juga dengan kakak adik itu. Kakak adik itu pasti tidak mengira bahwa aku bisa memainkan piano begitu bagus. Setelah pertunjukkan selesai semua undangan yang hadir bertepuk tangan termasuk kakak adik itu

aku sempat mendengar kakak adik itu memuji permainan pianoku dan kagum dengan suara papaku

"wah! kak Adit bagus banget main pianonya" kagum si adik

"apalagi suara papanya Adit merdu banget" si kakak kagum

Kini tiba saatnya untuk papaku meniup lilin dan memotong kue ulangtahun tapi sebelum itu kami menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Sementara kami menyanyikan lagu itu, tiba-tiba ada suara yang menginterupsi

"maaf, maaf saya baru datang dijalan macet, apa acaranya sudah dimulai" kata suara tak dikenal

semua orang termasuk aku melihat kearah suara itu dan terkejut

"nggak apa-apa kok mas, saya ngerti" papaku pengertian

orang itu lalu berjalan mendekati papaku dan berdiri disampingnya

"maaf yah perkenalkan ini suami saya Arthur" papaku memperkenalkan suaminya ke para tamu undangan

"Kalau begitu kita mulai dari awal lagi yah" komando papaku

semua yang hadir kembali menyanyikan lagu selamat ulangtahun, aku mendengar suaranya si adik yang paling keras

Acara dilanjutkan dengan membuat permohonan, tiup lilin dan potong kue ulangtahun diiringi musik. Kemudian papaku memberikan potongan kuenya untuk suaminya, lalu ke aku anaknya. Semua undangan yang hadir bertepuk tangan, aku mendengar tepuk tangannya si adik yang paling kencang

Setelah itu dilanjutkan dengan acara ramah-tamah dan makan bersama

kakak adik itu datang menghampiriku ketika aku lagi makan kue ulang tahunnya papaku

"Adit gue dan Ade pamit dulu yah" pamit si kakak

"yah kok sudah mau pulang" cecarku

"kak Bellanya kecapean kak" sambung si adik

"elo nggak apa-apa?" aku khawatir

"eh gue nggak apa-apa kok, lagi pula dirumah nggak ada orang jadi nggak bisa ditinggal lama" si kakak beralasan

"ngimana kalo gue antar kalian pulang ke rumah" tawar aku

"makasih nggak usah, tadi gue udah pesan GoBan ntar lagi nyampe" kata si kakak

tak lama kemudian mobil yang di order si kakak pun datang

"Adit, gue dan Ade pulang dulu yah, maaf kalo gue nggak sempat pamit sama orangtua loe, sampaikan salam terimakasihku untuk papa loe" kata si kakak

"iya nanti gue sampaikan" kata aku

"kak, Ade pulang dulu yah" kata si adik

"iya Ade hati-hati dijalan yah" aku mewanti-wanti

setelah itu kami saling melambaikan tangan dan mobil mereka berjalan meninggalkan kediaman orangtuaku