aku baru saja sampai dirumahku, aku memarkirkan motor digarasi rumah kemudian aku masuk dalam rumah, didalam rumah papaku Arlan menyambutku
"nak, dari mana saja kamu, kenapa jam segini baru pulang" papaku khawatir.
aku membuang nafas
"pa aku baru dari rumah teman, tadi aku nolongin anak kecil. ups. maksudnya anak SMP dia lagi nyariin kakaknya disekolah aku tapi karena kakaknya nggak ketemu aku antar dia pulang kerumahnya" aku menjelaskan ke papaku
"yah sudah kalau begitu, lain kali kalau mau main ke rumah teman atau jalan-jalan sampai lupa waktu, kamu telpon papa dulu biar papa nggak khawatir. Untung ayahmu belum pulang kerja kalau sampai ayahmu tau kamu pulang kemalaman..."
belum selesai papaku bicara aku sudah memotong pembicaraan
"pa! dia bukan ayah kandungku, lagi pula aku tidak menganggap dia sebagai ayahku, hanya papa satu-satunya keluargaku setelah ibu meninggal" aku marah, kecewa & sedih
papaku lalu memeluk dan menenangkan aku
"Adit sayang kamu jangan berkata seperti itu tentang ayahmu meskipun dia ayah tirimu setidaknya dia mau menikah dengan papa dan menganggap kamu sebagai anaknya sendiri"
papaku membelai rambut dan
punggungku
Setelah aku tenang papaku menyuruhku mandi setelah itu papaku mengajakku makan malam. Aku menuruti apa yang dikatakan papaku. Saat makan malam bersama papaku, aku hanya diam saja setelah aku menyelesaikan makan malam aku pamit sama papaku untuk istirahat dikamarku.
Ayah tiriku, Arthur baru pulang kerja saat tengah malam. Dia lalu ke kamarnya dan melihat suaminya sudah tertidur pulas. Dia mengganti baju kerjanya dengan piyama lalu tidur disamping suaminya