Vante baru saja sampai di kantor dan mengecek ponselnya. Ia membaca pesan dari orang rumah bahwa ada Nenek dan paman nya Rachel yang sudah datang dari desa. Vante menarik nafas dan tidak membalas pesan itu dan memasukan Kembali ponsel nya di dalam kantong celana nya. Vante tidak peduli dengan kabar itu, ia sudah memberitahu bibi untuk memberitahu pesanku pada orang-orang rumah jika aku sedang bekerja.
"ada apa dengan wajah itu?" Leo datang sambil membawa beberapa dokumen di tangan nya.
"Marah, kenapa? kau masalah?." Jawab Vante ketus. Ia lalu meninggalkan Leo yang sedikit terkejut melihat wajah Boss nya itu yang kelihatan tidak baik-baik saja.
Leo menyusul Vante yang hendak memasuki lift, ia menyengga pintu lift yang hendak tertutup menggunakan kaki nya lalu masuk ." Aku ada kabar tentang, Vera…"
-
-
-
Vante mengingat Kembali beberapa pertemuan terakhir nya Bersama Vera sebelum Wanita itu menghilang. Mereka selalu membicarakan tentang pernikahan impian. Lalu, Vante menenang Kembali bagaimana awal mereka bertemu, Ketika Vante sedang dalam keadaan terpuruk karena masalah bisnis nya dan hampir saja mengalami kebangkrutan. Di saat itu lah dirinya merasa dunia nya hancur karena kegagalan pekerjaan nya.
Vante selalu mengingat kejadian itu sebagai salah satu takdir terbesar dalam hidupnya, takdir di mana ia akhirnya menemukan sosok Vera yang mampu menyemangati nya dalam situasi sulit. Dimana saat itu teman-teman Vante menjauhi nya saat sedang mengalami masalah, Vera lah yang meulurkan tangan untuk vante untuk bisa bangkit lagi.
Vera adalah orang pertama yang memberikan energi kedua setelah keluarga nya pada Vante dengan membuat nya bisa bangkit. Meyakinkan, dan juga menyemangati. Begitu banyak hal yang terjadi, begitu banyak topik yang selalu mereka bahas berdua, membicarakan banyak hal mengenai Dimana mereka akn menikah, makan-makanan apa yang akan mereka makan saat berkencan dan tentu nya hal yang paling di senangi oleh kedua nya adalah bekerja. Mereka gila akan pekerjaan mereka.
Beberapa bulan yang lalu—sebelum Vera menghilang, Vante sudah membayangkan bagaimana ia akan duduk berhadap-hadapan dengan kekasihnya, menatap wajah cantik Wanita nya sambil memohon untuk selalu ada Bersama nya. Vante membayangkan, bagaimana ia akan mengecup lembut pipi tembem milik kekasihnya itu.
Namun, bayangan itu tiba-tiba sirna karena Vante harus menerima kenyataan jika Vera menghilang tanpa ada kabar.
"Ya, Vante." Panggil Leo.
"Hm,"
"Halsey tidak menemukan apapun, ia sudah bekerja keras untuk menemukan kekasihmu itu, tim Sudah Lelah mencari nya dan tidak ada bukti lagi yang mereka dapatkan. bahkan Halsey sendiri sudah turun tangan untuk mencari Vera di berbagai tempat di negara ini. tetap saja mereka tidak menemukan Vera…"
"Apa kau tidak berpikir jika Vera melarikan diri karena tidak ingin menikah dengan mu? Semua nya sangat jelas terlihat." Sahut Leo yang sedang memainkan sebuah bola kecil di tangan nya. ia tidak menatap Vante yang menatapnya tajam kini setelah mengatakan sesuatu mengenai kekasihnya itu.
"Kenapa kau menatapku seperti itu? aku mengatakan hal yang benar pria bodoh. Kau harus menikmati hidupmu untuk calon isterimu nanti. Berhentilah membuang waktu untuk mencari seseorang yang bahkan membuatmu terluka."
"Fokus lah dengan masa depan—berubah lah, aku tidak bisa menahan semua ini lagi, berfikirlah untuk melupakan nya---
"Kau banyak bicara, Leo, Aku tidak tertarik dengan wanita lain" Sahut Vante sambil meneguk wings. Ia Kembali meletakan gelas kaca itu di atas meja dan meminta seseorang untuk menuangkan nya Kembali.
"Kau tahu betul aku bagaimana, Leo—jangan membuatku kesal sekarang, Semakin kau mengingatkan ku untuk melupakan nya. semakin aku bersikeras untuk menemukan nya…" vante menatap Leo tersenyum samar.
"aku ingin menayakan banyak hal dengan nya.. ". Sambung nya lagi degan tatapan lesu. "Mengapa dia melakukan ini padaku, Hanya itu."
Leo bisa melihat dari mata sahabatnya ini, ada rasa sakit yang di sembunyikan nya dan rasa sakit itu berasal dari Vera, Wanita itu membuat luka di hati Vante setelah menyembuhkan nya. Leo tidak tega melihat sahabat nya ini di perlakukan seperti ini. amaka dari itu ia menyuruh Vante untuk memulai hidup baru dengan menikah dengan Wanita lain.
"Leo, A-apa kau tahu?." Tanya Vante yang sudah tidak sadarkan diri karena pengaruh alcohol. "Wanita i-itu..dia ternyata cantik." Gumam Vante sambil tertawa.
Leo mengkerutkan alis nya bingung, siapa yang di maksud oleh pria mabuk ini? Vera? Atau Wanita lain?.
"Wanita yang di jodohkan dengan ku… s-sepertinya ada yang tengah menyukai nya."
Oh, ternyata rachel yang di maksud Vante sekarang ini. Leo menarik senyuman di wajah nya setelah tahu sipa yang di maksud Vante. Ia baru saja mengatakan rachel cantik, dan tentu saja itu pertanda bagus untuk masa depan Vante yang akan berubah dan akan melupakan Vera.
"Menyukai nya, ya? Ini kabar yang bagus." Gumam Leo mengusap dagu nya.
Baru saja Vante mengatakan tidak menyukai Wanita lain, sekarang ia membahas Wanita selain kekasihnya itu, ralat. Mungkin akan menjadi mantan.
"Aku ingin pulang, antar aku." rengek Vante yang masih setengah sadar. Leo membantu Vante berdiri dan keluar dari mobil. "Akh! Pinggang ku!." teriak Leo memegangi pinggang nya yang hampir remuk setelah mengangkat tubuh Vante yang di penuhi dengan otot itu.
"Menyebalkan!,"
Plakkk
Leo memukul wajah Vante yang sakarang masih setengah sadar. Ia tertawa puas melihat dendam nya hari ini terbalaskan dengan sebuah tamparan di wajah boss nya itu.
"Kau, berani sekali kau memukul wajahku.." gumam Vanter yang tidak bisa melakukan apapun. Leo hanya tertawapuas sambil memasukan tubuh pria itu ke dalam mobil.
"Seharusnya kau minum saat malam saja! menyusahkan sekali sore-sore sudah mabuk, apa yang akan ku katakan dnegan Ibu mu nanti.." kesal leo smabil mengumpat.
"Jangan, jangan ke rumah. Bawa aku ke apertemen saja."
Brakkk
"Menyusahkan," Ia menutup pintu kencang dan memutar mobil untuk masuk ke dalam kuris pengemudi. Mobil nya ia tinggalkan dan memakai mobil Vante dan akan menguruh ornag untuk mengambil.
"Besok kau libur, aku mengosongkan jadwal untuk besok agar kau berisitrahat,---"
"berisik! Cepat jalan!." Teriak Vante menutup telinga nya dan memegangi pipi nya yang panas akibat di tamparan Leo.
Leo menarik nafas, ia menyalakan mesin mobil nya dan meninggalkan tempat yang di sebut klub itu, Leo sesekali tersenyum sambil mengirimkan pesan ke seseorang. "Kau akan menyukainya, kami akan membantumu jatuh cinta lagi, untuk orang yang baru…."
Leo diam-diam sedang merencanakan sesuatu utnuk membuat Vante melupakan Vera, meskipun sulit. Leo akan membuat Vante bisa mencintai orang baru yang akan masuk dalam hidup nya.
Meskipun tau, Jika membuat Vante bisa berubah dan mencintai wnaita lain akan sangat sulit karena vante yang masih saja mencari keberadaan Vera. pria ini begitu obsesif dan akan terus mencari nya sampai kapanpun.
akankah Vera kembali?
akankah Vante mencintai Rachel?
Apakah rachel sudah tahu semua nya?