"Manusia?" Bayangan yang menyerupai wujud manusia itu menolehkan kepalanya ke belakang ke arah Rey yang terjatuh, menatap tajam pada Rey dengan matanya yang berbeda warna.
"!!!" Rey yang merasa sangat terkejut hanya bisa membuka-menutup mulutnya tanpa suara. Dan dia menyadari kalau dia baru saja melihat wajah yang sangat mengerikan yang belum pernah dilihat selama hidupnya.
Semuanya terjadi dalam sekejap, membuat perhatian Rey lengah hingga akhirnya dia dicekik dan tubuhnya terangkat dari tanah oleh bayangan itu.
Di bawah cahaya bulan, sosok separuh manusia dan separuh serigala yang berukuran dua kali lebih besar daripada ukuran manusia pada umumnya muncul di hadapan Rey. Manusia serigala itu memiliki bulu berwarna abu-abu. Wajahnya memiliki moncong yang terlihat ganas dengan taring yang bergerigi tajam. Cakarnya yang terlihat mematikan itu mencekik lebih kuat leher Rey hingga hampir membuatnya .pingsan sebelum bisa memberikan perlawan.
Tepat sebelum Rey merasa hampir mati karena sesak napas, manusia serigala itu melepas cengkeramannya, hingga membuat Rey jatuh ke tanah layaknya sebuah boneka yang sudah rusak.
"Sudah lebih dari seribu tahun lamanya... Siapa yang mengira kalau seorang manusia akan muncul lagi..." Tatapan manusia serigala itu menunjukkan rasa dendam pada Rey saat dia melempar Rey ke pundaknya dan menuju ke istana tua.
Jauh di dalam aula utama istana tua itu terdapat tempat tidur kayu yang desainnya sederhana.
Di atasnya tempat tidur itu tergeletak beberapa mayat serigala betina.
Manusia serigala itu dengan sebelah tangannya menyingkirkan mayat-mayat itu di pojokkan tempat tidurnya dengan rasa jijik dan melemparkan Rey ke atas tempat tidur menggantikan mayat-mayat itu.
Sebelumnya, dari waktu ke waktu manusia serigala itu akan menangkap serigala-serigala betina ini untuk melepaskan hasratnya. Dan pada saat dia selesai melepaskan hasratnya kepada mereka, dia akan membunuh mereka semua dengan kejam.
Bagi manusia serigala itu, melepaskan hasratnya pada serigala betina hanyalah keterpaksaan karena keadaan yang sedang dia alami ini.
Dan pada saat ini adalah hari di saat-saat puncak hasratnya. Dia menjilati bibirnya dengan rasa puas ketika dia memperhatikan tubuh manusia lemah yang berada di bawahnya.
"Bagus. Manusia... Aku tidak akan membiarkanmu mati dengan mudah..." Katanya dengan senang.
Seakan merasakan bahaya yang mengancam menghampirinya, Rey perlahan-lahan sadar dari pingsannya dan sialnya dia harus menemukan dirinya berada dalam posisi yang mengerikan.
Manusia serigala raksasa itu menunjukkan taringnya ketika dia dengan pelan mempersempit jarak di antara mereka.
"AHHHH!!!" Jerit Rey dengan kengerian yang bisa dia rasakan. Rey merangkak ke tepi tempat tidur, namun sayangnya kembali di tarik dengan mudah saat manusia serigala itu menarik pergelangan kakinya untuk kembali ke posisi semula.
Manusia serigala itu dengan mudah dan cepat merobek-robek pakaian Rey. Sikap yang ditunjukkan Rey kepada manusia serigala itu telah membangkitkan hasrat kejamnya.
'Koyak dirinya! Pukul dirinya! Hancurkan dirinya!!!' Suara-suara yang muncul di kepala si manusia serigala terus-menerus terucap membangkitkan hasrat kejamnya.
Tubuh manusia serigala itu bergetar dalam kegembiraan hingga dia tidak bisa menahannya lagi. Dia dengan kejam menancapkan kukunya yang setajam silet ke dalam lubang bawah tubuh Rey.
"TIDAK!!! AHHH—" Jerit Rey. Jeritan penuh kesakitan Rey memenuhi istana tua itu. Bersamaan dengan tusukan kuku manusia serigala itu, darah segar mengalir secara terus-menerus dari lubangnya Rey.
Manusia serigala itu menarik kembali jarinya, menempelkan jarinya di mulutnya untuk merasakan darah Rey. Dia menunjukkan senyum yang terkesan kejam sebagai jawaban kepada Rey.
Rey berjuang untuk bernapas dengan rasa sakit yang seolah-olah dia telah di tusuk oleh pisau yang sangat tajam di bagian tubuh bawahnya.
"Ini baru permulaan..." Manusia serigala itu berkata tanpa perasaan. Dia mengangkat tubuh Rey, memposisikan Rey di bawahnya saat dia dengan santai mendorong batang miliknya yang ukurannya tidak normal ke dalam lubang Rey.
Rey mengeluarkan teriakan yang sangat melengking saat lubangnya dipaksa membuka dengan lebar oleh batang milik manusia serigala itu. Rey seperti merasa kalau lubangnya sedang ditancapkan pada tongkat besi yang berukuran sangat besar.
Lubangnya robek besar dengan darah yang keluar sangat banyak dan kemudian mengalir pada kaki si manusia serigala.
Tubuh Rey menelan batang milik manusia serigala itu dengan cengkeraman kuat manusia serigala itu. Setiap inci yang Rey terima, manusia serigala itu semakin mengoyak bagian dalam tubuh Rey dengan sangat kejam tanpa mempedulikan kondisi Rey.
Manusia serigala itu menyukai reaksi menyentak dari tubuh Rey setiap kali dia menyodok batang miliknya ke dalam lubang Rey dan ekspresi menderita yang tercampur dengan rasa tersiksa dari Rey sungguh disukainya. Batang miliknya baru separuh yang masuk ke dalam lubang Rey dan itu sudah mencapai batasnya.
Dia membaringkan Rey, dan menggunakan darah segar yang mengalir dari lubang Rey sebagai pelumas pada batangnya, manusia serigala itu lalu menggunakan seluruh kekuatannya saat dia dengan kejam menyodokkan seluruh batangnya ke dalam lubang Rey.
"....!!!" Rey hanya bisa membuka mulutnya, berteriak tanpa suara.
Manusia serigala yang buas itu tidak mengijinkan Rey untuk mengambil napas sedikitpun, bahkan dia terus-menerus menyodok ke dalam lubang Rey dengan kecepatan dan kekuatan yang tidak lazim dapat dimiliki oleh manusia. Tubuh Rey tersentak dengan keras bersamaan dengan setiap sodokan kasar si manusia serigala. Tempat tidur kayu yang besar itu juga berderit dengan keras karena tekanan dari mereka berdua.
Perasaan yang menyakitkan ini telah terjadi berkali-kali di dalam mimpi Rey. Bedanya kali ini adalah perasaan menyakitkan ini terjadi secara nyata dan terjadi pada fisiknya secara menyakitkan.
Kesadaran Rey mulai menipis dan pupil matanya melebar. Meskipun begitu, Rey masih bisa merasakan sodokan manusia serigala itu di lubangnya semakin dalam dan semakin cepat. Darah Rey bercampur dengan cairan tubuh milik si manusia serigala menyembur kemana-mana.
Manusia serigala itu benar-benar berniat untuk membunuhnya saat itu juga.
Di tengah-tengah ajalnya itu, Rey merasa bahwa kematian akan lebih mudah daripada penyiksaan tiada akhir seperti ini... Tapi sebuah nama memegang erat alam bawah sadarnya sehingga Rey masih tetap sadar sampai saat ini.
Ruangan itu dipenuhi dengan aroma s*ks yang tercampur dengan bau darah segar milik Rey. Bau itulah yang menggairahkan si manusia serigala untuk tetap melakukannya tanpa henti.
'Darah... Darah... Aku ingin lebih banyak darah... Bunuh mereka semua... Koyak wajah-wajah menjijikkan itu... ' Pikiran manusia serigala itu perlahan berubah menjadi obsesi dan mulai melepaskan rasa benci yang tiba-tiba muncul di benaknya kepada Rey.
Niat membunuh yang ada pada manusia serigala itu semakin meningkat sehingga dia membuka mulutnya dan menggigit langsung ke leher Rey!
Tiba-tiba!