Chereads / Kezira: Sungai Amazon / Chapter 6 - Bab 6

Chapter 6 - Bab 6

Kezira tersenyum smirk, ia tau jelas siapa orang yang baru saja menelponnya. Rasa rindu dan kecewa menyatu kembali ketika ia mengingat masalalu kelam.

"Siapa yang nelpon, Kez? " tanya Naya yang baru saja menghampiri Kezira dengan segelas air.

"Siapa? Bukan siapa-siapa. " ujar Kezira.

Singkatnya kini Kezira sudah berada di dalam kamar. Ia tengah termenung sambil sedikit mengingat cowok yang menolong dia, bukan menolong tapi cowok pembawa masalah. Sebenarnya apa yang dia lihat dari diri Kezira hingga cowok itu mau mengorbankan nyawanya hanya untuk melindungi Kezira. Cinta? ah itu sangat menyebalkan.

Kezira berdecak sebal " Sudah tau kan apa yang akan kalian dapat ketika berhadapan dengan Kezira Dirazkenia, MATI!" jelas Kezira sambil menatap pantulan wajahnya di kaca.

Iya, Kezira hanya memberikan pelajaran saja agar mereka tidak bermain dengan api yang kapan saja akan membakar tanpa sisa. Walau tidak seberapa.

"Pengecut!" gumam Kezira, kemudian ia merogoh ponselnya.

"Pesan dari penipu." gumamnya kembali, tanpa membuka pesan itu ia langsung melempar ponselnya ke sembarang tempat.

***

Cahaya matahari menerobos masuk dari jendela kamar Amazon dengan cahayanya yang menyorot tepat di wajah Amazon membuat ia menyipitkan matanya karena silau.

Perlahan mata Amazon terbuka, dengan lusu ia bangkit dari tidurnya. "Sakit!" ringis Amazon ketika ia duduk menyila di atas ranjangnya.

Seharusnya Amazon di rawat di Rumah sakit tapi Amazon menolaknya dengan cuma-cuma karena ia tidak mau melewati hari ini hanya untuk beristirahat karena ia sakit.

"Mama!" panggil Amazon yang sedang menuruni anak tangga untuk menghampiri ibunya dengan seragam sekolah yang sudah ia kenakan dengan rapih.

"AZRA!!" panggil Arini menghampiri Amazon yang sedang menuruni anak tangga dengan perlahan-lahan, kakinya sedikit pincang tapi ia berusaha untuk tetap berdiri tegak walau sedikit sulit.

"Mama kan udah bilang kalau kamu enggak boleh sekolah, kata Mama juga apa kamu harus di rawat di Rumah sakit, bandel sih. Ini mau kemana? Sekolah?Ayolah Zra kamu lagi sakit, jangan maksain diri kamu kalau lagi sakit ginih." omel Arini kepada anak sulungnya yang keras kepala ini, perlahan Arin memopoh tubuh Amazon yang tampak lemah.

"Main judo, Ma." ujar Amazon bercanda, namun Arini malah menatap mata anaknya itu sinis.

"Bercanda lagi, Mama potong lidah kamu." ancam Arini dengan mata nanarnya.

Amazon mengidikkan matanya "Ampun, Mama jago...." ujar Amazon sedikit terkikik melihat ekspresi Arini.

"Bandel kamu, enggak di bandung enggak di jakarta sama aja. Sama-sama bikin Mama khawatir, pulang -pulang kamu babak beluk kek tomat ginih merah-merah, kapan kapoknya sih Zra? " omel Arini yang tidak habis pikir dengan kelakuan Amazon dari dulu hingga sekarang.

Bukannya menuruti ibunya untuk sarapan dulu, Amazon malah menolaknya dengan alasan bahwa dia tidak mau menyia-yiakan waktunya pagi ini.

"Azra berangkat dulu ya Ma." pamit Amazon menyalimi punggung tangan Arini yang terheran-heran dengan tingkah Amazon belakangan ini.

"Sarapan dulu." ujar Arini menarik tangan Amazon.

"Di sekolah aja Ma, soalnya pagi ini Azra mau.." Amazon sedikit berfikir dengan bibir yang tersenyum rekah.

"Ada deh," sambung Amazon terlihat malu karena pipinya berubah menjadi merah padam.

"Cewek!" sergat Azka seraya mengangkat sebelah alisnya.

"Betul, anda benar sekali Adik kesayanganku." ujar Amazon tersenyum menggoda.

"Hihiii..doa-in Azra ya Ma, biar ceweknya mau nerima Azra ." ujar Amazon tersenyum.

"Oh jadi karena ini kamu mau sekolah, karena cewek. Terus kamu mau nembak dia dengan wajah pusat pasi kek mayat hidup ginih gituh Zra, bukannya nerima kamu mungkin dia bakalan takut sama kamu, ada-ada aja anak sekarang." ujar Arini menggelengkan kepalanya pelan.

"Dia kan aneh," sergat Azka sembari menyuap suapan terakhirnya.

"Azka berangkat dulu," pamit Azka bangkit dari duduknya, kemudian ia menyalimi punggung tangan Arini.

"Bareng Azka ya, Zra ." ujar Arini ikut bangkit, untuk mengantarkan kedua anaknya itu kedepan.

"Yah, kok sama dia sih. Naik motor aja Ma, atau aku bawa mobil aja Ma." ujar Amazon menolak, karena ia kapok jika semobil dengan Azka.

"Mau Mama pites kaki kamu, huh. Bareng Azka, mau naik motor? Mobil?, Mama jual kalau kamu mau pake itu." ujar Arini mengancam.

Azka terkikik "Rasain! "ujar Azka kemudian ia pergi lebih dulu.

"Ayolah, Ma." rengek Amazon seperti anak kecil.

"Nurut apa kata Mama." ujar Arini menatap manik mata Amazon tajam.

"Iya deh." pasrah Amazon mengalah.

***

"Lo mau sekolah cuman demi cewek? Narsis." gumam Azka tapi masih bisa di dengar jelas oleh Amazon.

"Iyalah, dari pada lo jomblo." ledek Amazon tanpa menoleh kearah Azka yang tengah memainkan game online.

Suasana di dalam mobil kembali tegang, apalagi Azka tidak mau di ajak bicara oleh Amazon hanya meledek Amazon lalu menghentikan ucapannya walau Amazon nyerocos.

"Ka, lo punya pacar enggak?" tanya Amazon kepada Azka sambil menoleh kearah Azka.

"Enggak."

"Masa sih?" ledek Amazon mencolek pipi Azka.

"Diem deh. Gue enggak kayak lo yang hobinya mainin hati cewek sampai mereka nangis-nangis karena lo, pengecut. " ujar Azka serius dengan mata menatap tajam kearah Amazon.

Serasa tersindir Amazon hanya memalingkan wajahnya. "Lo pikir gue se bejad itu?" tanya Amazon sambil menatap keluar jendela mobil.

"Iya." ujar Azka datar.

Sepuluh menit berlalu akhirnya Amazon sampai di sekolah dengan langkah yang sempoyongan karena tubuhnya yang masih lemah.

"Zon!" panggil seseorang dari belakang.

"Gue enggak mau liat ke belakang, leher gue sakit." ujar Amazon, kemudian melanjutkan langkah lunglainya.

"Zon!" panggil orang itu sekali lagi.

"Woy!!" teriak dia di depan telinga Amazon.

"Anjir kaget gue, bisakan lo jangan ngagetin gue Ger." pekik Amazon.

Bukannya membalas ucapan Amazon, Gerin malah menatap intens wajah Amazon yang memar."Habis tarung dimana lo Zon?" tanya Gerin yang menyentuh wajah Amazon yang lebam.

"Sakit njir, jangan di sentuh." ringis Amazon menepis tangan Gerin.

"Maaf, maaf." ujar Gerin cengengesan.

"Bantuin gue, Ger." ujar Amazon meminta pertolongan.

Dengan senang hati Gerin memopoh tubuh Amazon." Hayukk.."

Amazon menghentikan langkahnya tepat di depan kelas Kezira, terlihat seorang cewek tengah meringkuk di bangkunya.

"Mau kemana lo?" tanya Gerin ketika Amazon pergi meninggalkannya.

"Nyamperin, Bebeb." ujar Amazon tersenyum menggoda.

"Setres. " gumam Gerin, kemudian ia melanjutkan langlahnya dan meninggalkan Amazon yang tengah memasuki kelas Kezira.

"Hey! " panggil Amazon, ia duduk di depan Kezira namun cewek itu masih meringkuk dengan nyaman.

"Zira." panggil Amazon mencoba membangunkan Kezira dari tidurnya.

"Zi." panggil Amazon kembali.

"Zira!"

"Kezira!"

"Kekez!"

"Zizi, Rara!!"

"Kezira"

"Kez!"

"Bisakan lo jangan banyak bacot, lo liatkan kalau gue lagi tidur, buta lo?" pekik Kezira yang masih meringkuk.

"Panggil nama Azon dong!" rengek Amazon tersenyum rekah.

Ada seorang cewek yang memperingati Amazon, agar Amazon tidak mengganggu tidur Kezira dengan kode- kodenya.

"Gue suka sama lo." bisik Amazon di depan telinga Kezira.