Chereads / Kezira: Sungai Amazon / Chapter 4 - Bab 4

Chapter 4 - Bab 4

Bel pulang sudah berbunyi sekitar dua puluh menit lalu tapi anehnya Amazon malah terdiam di bangku yang jelas-jelas bukan kelasnya dengan setumpuk kertas origami dengan berbagai warna, tanpa letih ia terus saja melipat kertas itu satu- persatu hingga membentuk sebuah karakter seperti burung, kelinci dan kura-kura.

Amazon tersenyum rekah ketika ia sudah menyelesaikan semuanya dengan sempurna."Wah..Amazon kamu sungguh gila!" pekik Amazon dengan tatapan lurus kearah origami yang sudah terbentuk karakter-karakter hewan.

"Hihiii..kelincinya lucu kayak Kezira, gimana ya, ekspresi dia besok ?" gumam Amazon seperti berpikir dengan  ekspentasinya  karena ia yakin kalau Kezira akan menyukai hal-hal yang lucu seperti ini.

Kemudian Amazon mengambil karakter itu sambil menciuminya beberapa kali seperti orang gila. "Semoga kamu membawa keberuntungan," gumam Amazon.

Amazon memasukkan semua karakter yang sudah ia buat itu kedalam kolong meja Kezira, biasanya kolong meja anak lain akan berisikan buku-buku pelajaran tapi kolong meja Kezira tidak ada apa-apa membuat dahi Amazon mengerut."Ini semakin bagus." gumam Amazon.

Satu-persatu Amazon memasukkan karakter tersebut dengan perlahan karena ini sangat berarti untuk Amazon, tidak lupa ia juga memberikan sebuah kotak yang terikat oleh pita berwarna merah muda, bukankah wanita suka warna itu?

"Berlebihan." gumam seseorang yang masih jelas bisa di dengar oleh Amazon.

"Diem deh, demi cinta." pekik Amazon yang menoleh kearah pria yang tengah berdiri di ambang pintu dengan wajah kecut.

"Ini bukan cinta, emang lo enggak takut sama dia, udah deh nyerah aja." ujar pria itu dengan entengnya padahal Amazon yang melakukannya kenapa dia yang sewot.

"Manusia kalau udah ngenal cinta pasti bego," jelas pria itu penuh penekanan.

"Gue rela bego demi dia!" tegas Amazon.

Setelah menyelesaikan segalanya Amazon bangkit dari duduknya, ia melintasi pria itu tanpa mengucapkan sepatah kata untuk pria yang bermata sifit tersebut.

"Zon!" panggil pria itu, sontak menghentikan langkah Amazon.

"Apa?" tanya Amazon yang terpaku tanpa menoleh ke belakang.

"Dia enggak bakalan nerima cinta lo," ujar pria itu dengan sombongnya, tanpa ekpresi ataupun senyuman.

"Setidaknya gue udah berjuang demi mendapatkan cinta dia, cukup gue yang mencintai dia. Gue enggak minta buat dia balik cinta ke gue, setidaknya dia mau berteman sama gue. Karena lewat pertemanan cinta itu bakalan tumbuh." jelas Amazon kemudian ia melanjutkan langkahnya tanpa memperdulikan pria menyebalkan di belakang sana.

"Lo enggak tau masalalu dia, Zon." gumam pria itu tersenyum miring.

"COWOK BEGO!"

"BIARIN BEGO YANG PENTING GANTENG!!" teriak Amazon membalas teriakan Devon.

Sebenarnya diantara mereka masih menyimpan erat persahabatan yang terjalin dari dulu sebelum kejadian itu. Tapi, namanya juga hubungan. Tidak akan selalu baik-baik saja walaupun berusaha untuk membuatnya sempurna.

"Hahahaahaha... Pembunuh aja bangga. Emang ya, enggak tau malu." tawa Devon pecah, tapi Amazon masih berusaha untuk sabar. Membiarkan Devon berkata semaunya yang terpenting dia menyelesaikan kejutan untuk Kezira. Walau ia tau apa hasilnya nanti.

***

"Aya-aya wae," gumam Amazon sembari menggelengkan kepalanya pelan ketika ia melihat grup chat yang berisikan teman-teman gilanya di Bandung.

"Jadi sekarang gimana?" rengek seorang gadis yang tengah menantikan keputusan dari Amazon.

"Enggak." tolak Amazon gamblang.

"Zra..." rengek gadis yang bernama Aina itu dengan wajah memelas agar Amazon tidak menolaknya secara gamblang, tapi memiikirkannya terlebih dahulu baru memutuskannya.

Amazon meneguk minumannya hingga minuman itu kandas " Kalau gue bilang enggak, ya enggak. Lo budeg?"

"Ouh ya, jangan pernah ketemu gue lagi. Gue enggak mau liat muka lo lagi, jangan ganggu hidup gue yang udah tenang ini dengan datangnya benalu kayak lo." sambung Amazon kemudian ia beranjak dari duduknya tanpa memperdulikan Aina yang tengah meneteskan air mata.

Karena Amazon masih punya hati, terpaksa ia harus memundurkan langkahnya dan menoleh kearah Aina terlebih dahulu. " Lo berhak bahagia, jangan kejar cowok brengsek kayak gue Na." ujar Amazon, kemudian ia melanjutkan langkahnya.

"ZRA!..ZRA! Gue suka sama lo.. " lirih Aina sambil menyeka air matanya yang sudah membanjiri pipinya.

***

"Hah.." Amazon menghela nafas gusarnya ketika ia berhasil keluar dari cafe.

"Gila, ya tuh si Aina, " gumam Amazon  sambil mengelus dadanya pelan. Rasanya ia seperti di kejar-kejar oleh hantu karena kemana saja Amazon pergi ia selalu di kejar-kejar oleh Aina. Contohnya sudah sangat jelas, Aina sekolah di Bandung. Sekokah yang sama. Sedangkan kini dia sudah pindah ke Jakarta tapi dia masih mengejar Amazon. Dan Amazon tebak sebentar lagi akan ada anak baru di sekolahnya, itu pasti Aina.

Sialnya lagi, Aina mengetahui semua tentang Amazon termasuk cerita kelamnya di Bandung. Semuanya tentang dia.

Mata Amazon terbelalak ketika ia melihat seorang gadis yang sudah singgah dihatinya itu baru saja keluar dari toko buku.

"Hey!" panggil Amazon menghampiri Kezira dengan senyuman dan lambaian.

"Gila," gumam Kezira.

"Lagi apa?" tanya Amazon dengan senyum yang tidak pernah luntur.

"Lo enggak punya mata, lo juga bisa baca kan?" tanya Kezira dengan mata tajamnya menatap bola mata Amazon.

"Bisa, tapi enggak tau kenapa kalau ada Zira pasti Azon buta, enggak bisa apa- apa gituh, pake sihir apa sih, Zi?"ujar Amazon dengan manja.

"Tutup mulut lo, sebelum gue sayat sampai lo bisu!" tegas Kezira, kemudian ia pergi tanpa mengucapkan sepatah kata.

"ZIRA!! TUNGGU!!" teriak Amazon mengejar kepergian Kezira.

"Yakin enggak mau di temenin?" tanya Amazon sambil celingukan melihat kondisi sekitar.

"Banyak bacot!" sentak Kezira.

Amazon meraih pergelangan tangan Kezira tanpa sepengetahuan gadis itu." Balik bareng gue, bahaya kalau jalan sendirian malam-malam kayak ginih." ujar Amazon, tanpa menggubris ucapan Amazon,

Kezira langsung melepaskan cengkraman itu.

"JANGAN SENTUH GUE!!" teriak Kezira dengan mata yang membelalak.

"Gue mohon Kez, gue enggak mau kalau lo kenapa-kenapa di jalan. Biarin gue nganter lo sampai rumah, ayo Kez." bujuk Amazon meyakinkan Kezira, namun Kezira tidak menggubrisnya.

"KEZ!" teriak Amazon menghentikan langkahnya, tapi Kezira masih melangkah jauh dari jangkauannya.

Suasana sepi, gelap tanpa ada penerangan walaupun itu jalan kota tapi tidak terang seperti biasanya.

"Kez!" teriak Amazon, kemudian ia mencekal tangan Kezira.

Amazon mencengkram bahu Kezira "Dengerin gue. Gue enggak mau lo kenapa-kenapa, gue mohon balik bareng gue." ujar Amazon dengan wajah serius.

"Sampah!" umpat Kezira kemudian menepiskan kedua tangan Amazon yang mencengkram bahunya.

Kezira meninggalkan Amazon dengan kekecewaan yang tertampang di wajahnya. Amazon terpaku di tempat dengan wajah lusu, rasanya mata Amazon sangat panas.

"KEZIRA GUE SUKA SAMA LO, LO MAU ENGGAK JADI PACAR GUE!!" teriak Amazon dengan lantang tanpa rasa malu walau banyak orang yang lalu- lalang memperhatikannya.

Kezira menghentikan langkahnya, "Sialan!" gumam Kezira menggerutu.

"Cowok itu gila, apa gimana. Muak gue kalau liat wajah dia yang so imut!" batin Kezira menggerutu dalam hati.