"Aish, gila.." pekik Kezira sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal melainkan kesal.
"GUE ENGGAK SUKA SAMA LO!" teriak Kezira tanpa menoleh ke belakang.
"Kenapa gue harus ketemu sama cowok aneh kayak dia, astaga gila gue. Sejauh manapun lo ngejar gue, gue bakalan tetap nolak lo ." batin Kezira.
"KEZIRA!!" teriak Amazon berlari menghampiri Kezira.
"Gue anter lo pulang, walau lo enggak suka sama gue setidaknya biarin gue ngelindungin lo. Gue enggak mau lo nerima gue dengan keterpaksaan, karena gue mencintai lo tulus tanpa mau balasan. Walau gue mau kalau lo juga cinta sama gue, tapi gue enggak mau maksa lo." jelas Amazon.
Kezira memutar bola matanya "Oke." ujarnya datar, kemudian Amazon tersenyum rekah. "Oke, tunggu." ujar Amazon berlari mundur dengan senyum yang tidak pernah pudar.
Amazon senang, sangat senang walau ada sedikit paksaan agar Kezira mau menerima tawarannya. Tapi ia akan tenang jika Kezira pulang bersamanya dari pada Kezira pulang sendirian.
"Ayo." ujar Amazon menyodorkan helm nya kepada Kezira, tentu Kezira menerimanya tapi dengan wajah datar.
Di sepanjang jalan Amazon terus mengoceh tentang inilah-itulah, tentang martabak pun ia menyamainya dengan Kezira yang manisnya tidak terkalahkan.
Tidak lama, sebuah motor menghadang perjalanan mereka membuat Amazon berdecak sebal karena perjalanannya terganggu.
"Hallo Zra." panggil pengendara motor di depan Amazon dengan tangan melambai tepat kearah dia.
Amazon melepas helm nya, berjalan menghampiri pengendara itu."Masalah lo apa?" tanya Amazon nyolot.
"Wissh, lo enggak kenal gue lagi Zra?" ujar pengendara itu kemudian membuka helm nya.
Amazon berdecak sebal ketika ia melihat jelas wajah pengganggu itu "Mau apa lagi?"
"Bunuh lo." ujar pengendara itu tepat di lubang telinga Amazon.
"BACOT!"
BRUG!
BRUG!
BRUG!
Mereka berdua berkelahi dengan Kezira yang masih bingung dengan situasi yang ia lihat di hadapannya.
"Kenapa Zra? Lo enggak mau nginget masalalu lagi?" tanya lelaki itu dengan senyum miring.
BRUG!
BRUG!
Tak lama dari perkelahian mereka sejumlah genk motor datang dan mengeroyok Amazon secara bersamaan.
Kezira menghampiri, hendak membantu Amazon dengan ilmu beladirinya yang tidak kalah hebat dengan atlit bela diri.
"Jangan ke sini Kez, gue mohon. Lebih baik lo pergi, lo bawa motor gue aja Kez ." ujar Amazon dengan tangan yang memegang perutnya yang sakit karena terkena pukulan yang bertubi.
"Jangan khawatirin gue, lebih baik lo pergi, PERGI!!" teriak Amazon mendorong tubuh Kezira agar gadis itu pergi dari tempat perkelahian.
"Tap.." ucapan Kezira terpotong karena Amazon menempelkan telunjuknya di bibir Kezira.
"Gue mohon.." lirih Amazon diiringi dengan ringisan kesakitan.
"Hohoho, ternyata ini cewek lo Zra?" tanya seseorang yang Amazon kenal sebagai Aran, ketua dari genk Taiger.
"Sentuh dia, lo mati." tegas Amazon.
BRUG!
Sehebat- hebatnya seseorang dalam ilmu beladiri pasti ia akan kelabakan kalau musuhnya banyak, apalagi Amazon hanya sendirian kalau di bandung mungkin Aran yang akan kalah.
"ZON!!" teriak Kezira.
Ada dua orang anggota Taiger yang menyeret Kezira pergi, namun gadis itu bisa menanganinya.
Amazon hanya tersenyum ketika Kezira memanggil namanya, ini kali pertama Kezira manggil namanya. "Aku mencintaimu," gumam Amazon.
Entah ada energi apa, Amazon bangkit dan memukuli mereka satu- persatu hingga babak belur.
"Tunggu pembalasan gue Zra!" ancam Aran, kemudian mereka semua pergi dengan Amazon yang terpaku di tempat.
"AWAS LO RAN!" teriak Amazon, tubuhnya ambruk seketika.
"Sialan, sakit juga." pekik Amazon mengusap wajahnya dengan kasar.
Wajahnya lebam-lebam, sudut bibirnya mengeluarkan darah segar membuat Kezira merasa bersalah. "Zon!" panggil Kezira menghampiri Amazon yang terkampar di jalanan dengan tangan yang meremas perutnya yang sakit akibat tonjokan tadi.
"Lo enggak apa -apa?" tanya Kezira menyentuh perut Amazon. Bukannya membalas pertanyaan Kezira, Amazom malah tersenyum rekah.
"Bisa tolong katakan lagi!" ujar Amazon dengan mata yang sedikit terpejam, tapi masih bisa melihat wajah Kezira yang terlihat khawatir.
"Zon,"
"Yang lengkap." pinta Amazon.
"Amazon. " ujar Kezira, perlahan tangan Amazon menggenggam kedua tangan Kezira.
"Jangan bikin gue khawatir lagi Zira, gue rela kehilangan nyawa gue buat ngelindungin lo." ujar Amazon tersenyum.
"Gila!"pekik Kezira memukul perut Amazon sampai lelaki itu meringis kesakitan.
"Seseorang akan merelakan segalanya hanya untuk melindungi orang yang dia cintai." jelas Amazon. Perlahan matanya mulai terpejam karena terlalu banyak pukulan yang mengenenai tubuhnya, hingga rasa sakit itu menjalar, dan Amazon tidak kuat untuk menahannya sampai ia tidak sadarkan diri.
"ZON!"
***
Tok!..Tok!..Tok!..
Terdengar suara ketukan pintu dari luar membuat Naya menghentikan aktifitasnya.
"Sebentar!" teriak Naya dari dalam.
Naya membuka pintu utama dengan senyum mengembang karena ia tau kalau yang datang itu Kezira.
Namun raut wajah Naya berubah ketika ia melihat penampilan Kezira yang acak-acakan. Terdapat bercak darah di baju putih Kezira dengan sudut bibir yang mengeluarkan darah segar, membuat mata Naya terbelalak karena terkejut. "Astagfirullah." pekik Naya yang memeluk tubuh Kezira.
"Ih pengap!" pekik Kezira berusaha melepaskan pelukan Naya.
Naya menatap intens wajah Kezira yang babak belur." Kamu berantem lagi? Jelasin apa yang terjadi? Katanya kamu mau beli buku Kez, jelasin." ujar Naya mencengkram bahu Kezira.
Kezira memalingkan wajahnya "Udah deh jangan dibawa pusing, cuman berdarah doang lebay amat." ujar Kezira, kemudian ia meninggalkan Naya yang terpaku ditempat.
"Kez, jelasin!" pekik Naya.
"GUE BUNUH ORANG!" teriak Kezira.
"Serius?" tanya Naya menghampiri Kezira yang tengah meneguk air.
"Ngapain gue bohong!" pekik Kezira dengan mata yang tajam.
"Pindah kota," ujar Naya datar, kemudian ia pergi dari hadapan Kezira.
"Maksud lo?" tanya Kezira dengan mata yang terbelalak.
Naya menghentikan langkahnya "Tante enggak mau kalau kamu ginih lagi, ayolah Kez. Pokoknya besok kamu pindah sekolah, sekalian kita pindah ke Bandung." ujar Naya kemudian ia masuk ke kamarnya.
"WOY!!, GUE ENGGAK MAU!!" teriak Kezira, namun Naya tidak menggubrisnya.
"Kalau enggak mau, yaudah jangan kayak ginih lagi. Besok kamu enggak boleh bawa motor, naik angkot." ujar Naya dari balik kamar.
"Lah, tadi juga gue enggak bawa motor, dodol." gumam Kezira dengan senyum miring.
"Enggak ada motor, enggak ada mobil!" pekik Naya dari balik kamar, membuat Kezira mengolok-olok Naya dari belakang dengan bibir menuruti ucapan Naya.
"Besok kamu enggak boleh bawa motor, naik angkot, sebel." gumam Kezira dengan bibir menye-menye seperti meledek Naya dari belakang.
Dari pada Kezira harus terkena semprot kembali oleh ocehan Naya yang tidak ada habisnya, maka Kezira memilih untuk naik ke lantai atas agar ia bisa membersihkan tubuhnya yang lengket.
Tapi sebelum Kezira benar-benar masuk kedalam kamarnya, tidak sengaja ia mendengar telepon rumah berbunyi. Alhasil Keziralah yang harus mengangkatnya.
"Hallo.. " terdengar suara lirih seorang wanita paruh baya dari sebrang sana.
Tubuh Kezira terpaku, bola matanya terbelalak dan suhu tubuhnya mulai memanas.
"Maaf salah sambung! " Kezira langsung menutup telepon.