Chereads / Pelatihan Mimpi : Sang Juara / Chapter 53 - Peremajaan Squad

Chapter 53 - Peremajaan Squad

Setelah pertandingan, Kazuki dibawa oleh pelatih George ke konferensi pers post-match untuk pertama kalinya. Kazuki merasa gugup, meski dia memiliki sifat yang tenang, namun ini pertama kalinya Kazuki menghadapi media secara langsung. Sebelumnya, dia selalu diwakili oleh Furochi. Sementara itu pelatih Nigel Pearson juga membawa seorang pemain di konferensi pers post-match, dia membawa Maddison bukan Mahrez yang mencetak dua gol.

Setelah semuanya siap, konferensi pers dimulai.

Wartawan dari The Guardian memulai konferensi pers, "Selamat atas kemenangan Southampton atas Leicester City, Mr. George. Ini pertandingan yang sangat seru, aku sangat menikmati menonton pertandingan ini. Bagaimana pendapat anda mengenai pertandingan ini?"

George mengatur micnya, ia kemudian berkata, "Ini pertandingan yang sulit meski pada akhirnya kami menang. Di babak pertama, kami beruntung Leicester kurang efisien dalam menyelesaikan peluang mereka sebaliknya, kami bermain dengan sangat efisien. Secara keseluruhan, aku sangat puas dengan performa para pemain Southampton."

"Bagaimana denganmu Mr. Pearson?" tanya Wartawan The Guardian.

Nigel menghela nafas sambil berkata, "Kami terlalu banyak membuang peluang di pertandingan ini terutama di babak pertama. Namun, secara keseluruhan kami telah melakukan yang terbaik. Kami hanya kurang beruntung di pertandingan ini."

The Sun melirik pada Maddison, ia menyeringai dan bertanya, "Apakah kau setuju dengan pernyataan Mr. Pearson, Maddison?"

"Aku pikir daripada kurang beruntung, kami lebih seperti kurang bagus. Ketidakberuntungan hanya bisa dipakai dalam satu kondisi, namun jika kondisi itu berulang kali terjadi, maka beberapa pemain memang kurang bagus," ucap Maddison, sementara Nigel Pearson menatapnya tidak percaya.

Kata-kata Maddison lebih tajam daripada Pearson yang berusaha untuk menutupi kesalahan pemain. Nigel berdehem untuk memberi kode pada Maddison. Namun, Maddison tidak menanggapi kode tersebut.

Para reporter juga bersemangat mendengar perkataan Maddison. The Sun kembali bertanya, "Jadi kau mengatakan bahwa beberapa pemain memang tidak cukup bagus untuk bermain di Leicester?"

"Aku hanya berpikir jikr Leicester ingin menjadi lebih baik maka kami membutuhkan striker yang baik seperti dia," Maddison menunjuk pada Kazuki. Ia kemudian melanjutkan perkataannya, "Tentu saja ini hanya opiniku, semua hal tersebut adalah urusan pelatih, aku tidak bisa memutuskannya."

Reporter terus bertanya pada Maddison namun Maddison segera menjauhkan mic dan tidak menjawab pertanyaan reporter lainnya.

Setelah mereka menyadari bahwa Maddison tidak akan menjawab pertanyaan mereka lagi, reporter mengalihkan perhatian mereka pada Kazuki.

"Kazuki, kau bermain dengan baik hari ini. Baru-baru ini, kau memiliki masalah antara kau dan rekan setimmu, Denilson. Apa kau merasa dalam posisi yang benar pada permasalahan itu?" tanya Reporter The Independent.

Kazuki diam beberapa saat sebelum akhirnya menjawab, "Lihat aku, kau tahu kenapa aku ada disini?"

"Kau disini karena pelatih memilihmu."

Kazuki menjelaskan, "Pelatih telah memilihku daripada dia. Ini menunjukkan bahwa aku lebih baik daripada dia. Rekan-rekanku di Southampton tidak memiliki masalah denganku, para fans masih disana mendukungku, dengan semua itu kau masih bertanya apakah aku berada dalam posisi yang benar? Tentu saja, aku benar dalam masalah ini."

Reporter the Independen tidak menyangka Kazuki akan memberikan jawaban yang begitu percaya diri. Namun, sang reporter juga tidak bisa membantah perkataan Kazuki, karena memang Kazuki lah yang berada disini saat ini bukan Denilson.

Reporter Southampton Daily mengangjat tangannya, dia bertanya pada Kazuki, "Kau telah mencetak gol 10 gol dalam 9 pertandingan. Apakah kau punya rahasia tertentu yang membuatmu dapat mencapai hal tersebut?"

Kazuki menjawab, "Tidak ada formula khusus tentang bagaimana seseorang bisa menjadi striker yang bagus."

"Apakah kau tidak melakukan pelatihan khusus atau semacamnya?"

Kazuki menjelaskan secara perlahan, "Tebak, apa manurutmu aku berlatih ki atau chakra? Tidak satupun. Setiap orang tahu untuk menjadi striker yang baik kau harus melatih tendanganmu, kemampuan berlari, kemampuan fisik, dan lainnya. Ratusan striker di seluruh dunia berlatih dengan cara tersebut setiap hari termasuk aku. Namun, kenyataannya hanya beberapa strike top yang dikenal di seluruh dunia. Itu karena mereka berbakat dan beruntung. Begitu juga denganku, kau tanya padaku kenapa aku bisa mencetak 10 gol dalam 9 pertandingan? Jawabannya karena aku berbakat."

Setelah wawancara tersebut, konferensi pers berjalan dengan lancar. Para pemain Southampton memasuki bus dan pergi dari stadion King Power.

Sementara itu, perkataan Maddison di konferensi pers ramai dibicarakan. Topik tersebut menggantikan pembicaraan mengenai Kazuki dan Denilson yang telah beredar selama beberapa hari terakhir.

Performa Mahrez juga menjadi diskusi. Namun, diskusi tersebut tidak terlalu hangat, karena Mahrez terbukti tidak bisa mempertahankan performanya dalam setiap pertandingan, berbeda dengan Kazuki. Diskusi mengenai Mahrez mungkin akan meningkat jika dia mampu mempertahankan penampilan yang baik di setiap pertandingan seperti Kazuki.

Sementara itu Denilson tidak pernah pergi ke tempat latihan lagi, agennya juga tidak menyudutkan Kazuki lagi. Mereka berdua seolah hilang begitu saja. Semua orang bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi? Sementara itu, para pemain Southampton tahu bahwa Denilson telah memutuskan untuk pindah di jendela musim panas nanti. Southampton dengan jelas meminta Denilson untuk minta maaf pada Kazuki, jika tidak maka Denilson harus menyetujui untuk transfer ke klub lain pada musim panas nanti. Denilson lebih memilih untuk pindah daripada meminta maaf pada Kazuki.

***

Setelah Denilson tidak pernah datang mengikuti pelatihan harian, George memutuskan untuk memanggil Rustan ke tim utama. Kenapa George memanggil Rustan yang seorang pemain sayap ke tim utama daripada pemain lainnya? Karena Hugo dan Ryan adalah pemain fleksibel, kedua pemain tersebut bisa mengisi posisi yang ditinggalkan oleh Denilson. Sementara itu Rustan bisa fokus untuk bersaing dengan pemain lain di posisi sayap.

Setelah Rustan pulih dari cedera perfoma dia di tim cadangan cukup baik. Sekarang, Rustan tidak hanya mengandalkan kecepatan saja, dia juga telah melatih umpan dan kemampuan menendangnya.

Dengan kedatangan Rustan maka pemain depan Southampton dalam formasi 4-4-2 adalah Kazuki, Osmund, Crage, Ryan, Anthony. Sementara itu posisi sayap kiri akan diisi oleh Kounde, Wright-Phillips, dan Simmic. Wright-Phillips juga bisa bermain di tengah menggantikan Rudolf atau Simone. Posisi sayap kanan akan diisi oleh Hugo dan Rustan.

Meski Southampton masih kekurangan tipe striker target man, namun sejauh ini kemampuan Kazuki mencetak gol dalam menghadapi tim yang bertahan masihlah bagus. Di sisi lain, posisi sayap dan depan Southampton diisi oleh para pemain yang memiliki skill individu yang mumpuni seperti Hugo, Kazuki, Ryan, Wright-Phillips, dan terakhir Crage. Rustan dan Osmund kurang dalam hal skill daripada yang lainnya, mereka kedua pemain ini lebih mengandalkan kecepatan.

Dengan masuknya para pemain seperti Kazuki, Ryan, dan Rustan, maka Southampton mulai mengalami peremajaan squad. George sebagai pelatih, harus mampu membimbing para pemain muda ini sebaik mungkin.