"Maaf aku kehilangannya ... Ya ya aku akan segera mencarinya, aku akan menanyakan pada pihak Manchester United ... Selamat malam." John menutup handphonenya dengan perasaan tertekan.
Kemarin, dia menonton pertandingan Manchester United u-18 lagi, tetapi masalahnya adalah Kazuki tidak ada dalam daftar pemain yang dibawa Manchester United u-18 pada laga itu. Hal ini membangkitkan rasa curiga pada benak John. Akhirnya John menanyakan hal itu pada pemain Manchester United u-18 lainnya. Akhirnya ia mengetahui bahwa ternyata kontrak antara Manchester United u-18 dengan Kazuki telah usai. Kazuki juga telah pergi entah kemana.
Tentunya sebagai objek pengamatan Southampton, Kazuki memiliki beberapa hal yang telah diakui oleh pelatih u-23 dan pelatih utama Southampton musim ini. Beberapa video pertandingan Manchester United telah John kirim pada klub Southampton, dan staff kepelatihan Southampton setuju bahwa Kazuki memiliki kemampuan dan potensi yang mumpuni. Setidaknya, Kazuki layak dilatih oleh Southampton.
Justru karena itu John yang kehilangan jejak Kazuki secara tiba-tiba merasa tertekan. Bagi seorang pengintai, sangat sulit untuk menemukan anak berbakat yang tidak menarik perhatian klub lain dan juga punya potensi untuk dilatih. Dengan kemajuan teknologi dan semakin berkembangnya sistem pemandu, membuat setiap remaja berbakat pasti akan masuk dalam radar banyak klub.
Klub top eropa mungkin hanya menunggu pemain yang telah membuktikan dirinya di liga senior tetapi bagi klub-klub kelas menengah dan kecil mereka banyak berjudi pada pemain-pemain muda yang belum membuktikan dirinya di panggung senior. Sebagai salah satu klub yang sering berjudi pada pemain muda yang belum memulai karir senior, Southampton memiliki beberapa kriteria yang digunakan untuk menilai apakah pemain itu bisa beradaptasi dengan liga tingkat senior atau tidak.
Dari penilaian John, jelas Kazuki memiliki kesempatan 75% untuk beradaptasi dengan liga championship dan 49% beradaptasi dengan liga Premier. Data ini tidak selalu akurat tetapi bisa membantu Southampton dalam membuat keputusan.
John merenungkannya, harus pergi ke mana dia untuk mencari Kazuki.
"Apakah dia menjalani trial di klub lain?"
Jika Kazuki benar-benar menjalani trial di klub lain maka kesempatan Southampton untuk mendapatkan tanda tangannya akan semakin kecil. Bagaimanapun klub lain juga bisa melihat keunggulan Kazuki.
Bagi seorang pengintai, semakin banyak pemain yang mereka rekomendasikan terpakai oleh klub maka semakin tinggi pula reputasinya. Ada kemungkinan gaji pengintai tersebut akan naik. Dengan beratnya persaingan saat ini, John berpikir bahwa jika dia berhasil membujuk Kazuki untuk menjalani trial di Southampton maka ada kemungkinan besar klub akan menandatanganinya. Kemudian, John sendiri merasa klub akan menyetujui permintaan gaji yang ia ajukan.
Satu minggu John mencari petunjuk mengenai keberadaan Kazuki, hasilnya nol. Ia tidak menemukan petunjuk apa-apa. Setelah seminggu akhirnya Southampton menyerah mencari Kazuki.
John kemudian menerima telepon bahwa dirinya akan menjadi perwakilan Southampton untuk menghadiri Ujian Penilaian LFE yang akan dilaksanakan di Birmingham. Tentu saja John senang kegagalannya dalam mengawasi Kazuki tidak membuat para petinggi klub berpikir bahwa dia tidak kompeten.
Dengan penuh semangat John pergi menggunakan menuju kota Birmingham 2 minggu sebelum acara itu berlangsung.
***
Keesokan harinya setelah tiba di Birmingham, John berolahraga di taman. Untuk menjaga kesehatan di usia 49 tahun John selalu berolahraga bila ada kesempatan. Ada juga keuntungan lain bagi John jika ia berolahraga di taman, yaitu ada kemungkinan John akan bertemu dengan pemuda-pemuda yang sering berolahraga di taman. Jika John beruntung maka dia akan menemukan pemain sepakbola yang sedang berolahraga. Bahkan jika John tidak menemui pesepakbola yang sedang berolahraga, ia juga bisa menikmati pemandangan gadis-gadis muda yang sedang jogging.
Setelah berlari beberapa putaran John memutuskan untuk duduk beristirahat di kursi taman. Bajunya basah oleh keringat, nafasnya juga tersengal-sengal menghirup oksigen dengan rakus.
Saat John sedang merilekskan tubuhnya, ia mengamati orang-orang yang berjalan melewatinya satu persatu. Perhatiannya kemudian tertarik oleh dua orang asia yang tengah berolahraga. John merasa familiar dengan wajah pemuda asia yang tengah berolahraga dengan seorang wanita itu.
Setelah kedua orang itu menjauh barulah John ingat siapa pemuda itu.
"Itu Kazuki! Dia di Birmingham! Sial, aku harus segera menemuinya sebelum terlambat." John segera bangun dari kursi taman dan berlari menuju ke arah Kazuki lewat.
Keberadaan Kazuki di Birmingham sudah pasti karena dia akan mengikuti ujian penilaian LFE. Klub-klub yang menghadiri LFE bukan hanya liga championship tetapi juga liga Premier, yang di dalamnya ada saingan Southampton. John tidak akan membiarkan Kazuki jatuh ke tangan klub lain. Dia harus meyakinkan Kazuki untuk menjalani trial di Southampton dan membatalkan rencana Kazuki untuk mengikuti ujian penilaian LFE.
***
Selama dua minggu semenjak ia keluar dari Akademi Manchester United, ia menjalani pelatihan sehari-hari bersama dengan Kim Song Ha di kota Birmingham. Suhu udara di kota ini perlahan menurun setiap harinya. Bagaimanapun sebentar akan ada pegantian tahun, dan seperti biasa di bulan Desember salju akan turun dengan lebat.
Kazuki khawatir jika salju turun maka ujian penilaian League Football Education akan ditunda sampai bulan january. Kazuki tidak ingin terlalu lama menunggu untuk menjalani kembali pertandingan sepak bola yang sekarang ia rindukan.
Makanan dan jadwal olahraga sehari-hari Kazuki benar-benar diatur dengan baik oleh Kim Song Ha. Kim Song Ha juga memberitahukannya latihan-latihan yang efektif untuk memperkuat otot kaki. Ia juga membantu Kazuki memperkuat kemampuan konfrontasinya tanpa pelatihan yang berlebihan sehingga keseimbangan otot dan tinggi badan Kazuki masih terjaga dengan benar. Karena jika Kazuki mengembangkan otot secara sembrono mungkin dia akan kehilangan kecepatan serta kelenturan tubuhnya yang sangat merugikan.
Kazuki dan Kim Song Ha tiba-tiba mendengar suara langkah kaki cepat menuju ke arah mereka. Kazuki berbalik dan melihat ada seorang pria paruh baya yang berlari ke arahnya. Kim Song Ha berdiri di depan Kazuki dan memasang kuda-kuda, berjaga-jaga bilamana orang yang mendekati keduanya adalah penjahat.
Pria paruh baya itu tiba-tiba berhenti melihat kuda-kuda yang dipakai Kim Song Ha, "Tunggu dulu, aku bukan penjahat. N-namaku John Remblewton aku seorang pengintai dari klub Southampton, aku disini ingin berbicara dengan Kazuki."
John mengeluarkan kartu namanya dan memberikannya pada Kazuki. Kazuki melihat kartu nama itu baik-baik sebelum mengangguk mengerti. Ia kemudian berkata pada Kim Song Ha, "Tenanglah dia aman."
Kim Song Ha menurunkan kuda-kudanya, John pun menghela nafas lega melihat hal itu.
"Kalau begitu mari kita bicara di tempat yang bagus. Aku akan mentraktir kalian berdua makan," ucap John pada Kazuki dan Kim Song Ha.
Kazuki mengangguk, ia sendiri agak terkejut ada pengintai yang mempelajarinya. Itu sendiri menunjukan bahwa ada orang yang sudah mengakui potensi Kazuki.