Chereads / Pelatihan Mimpi : Sang Juara / Chapter 17 - Lewandowski

Chapter 17 - Lewandowski

"Ambillah," Aspint menyerahkan bola pada Kazuki. Sebelumnya Aspint adalah penendang penalti pertama di tim Southampton u-23 namun Aspint berbaik hati untuk memberikan kesempatan itu pada Kazuki, walaupun memang Kazuki lah yang menciptakan penalti ini.

Kazuki menerima bola itu dengan senang hati. Ia kemudian berkata pada Aspint, "Terima kasih."

Ini adalah pertama kalinya ia menendang penalti di permainan resmi semenjak ia pindah ke Inggris. Lawan Kazuki pun adalah penjaga gawang yang telah berpengalaman. Tentunya ini akan menjadi tantangan bagi Kazuki.

Setelah peluit dibunyikan, Kazuki berlari pelan lalu menendang bola dengan kuat ke sudut kanan gawang. Penjaga gawang Everton telah menebak arah dengan benar, tetapi tendangan Kazuki terlalu cepat untuk dihentikan.

Sorakan para pendukung Southampton bergema. Setelah mencetak goal Kazuki berlari ke sudut lapangan dan berseluncur di atas rumput. Rekan-rekannya juga mengikuti Kazuki. Mereka merayakan goal dibawah sorakan para pendukung setia the Saints.

Southampton u-23 unggul 3-1 dari Everton u-23 dengan tendangan penalti yang berhasil di eksekusi dengan baik oleh Kazuki.

Pertandingan berlanjut, Everton mencoba menyerang berkali-kali, membombardir pertahanan Southampton tetapi Southampton bertahan dengan baik.

Pada menit ke 60 Rustan di ganti setelah terlalu banyak berlari dan kelelahan. Dengan ditariknya Rustan, serangan Everton semakin menjadi-jadi, mereka tidak takut serangan balik Southampton setelah Rustan keluar.

Pada menit ke 75, Kazuki di tarik diganti oleh seorang gelandang bertahan. Di satu sisi dia sudah kelelahan, di sisi lain, ini adalah strategi Elen untuk memperkuat pertahanan Southampton. Jelas Elen ingin mempertahankan kemenangannya.

Strategi Elen berhasil. Walaupun Everton menciptakan banyak peluang terutama di akhir babak kedua, tetapi hingga babak kedua usai, skor tidak berubah sedikitpun. Southampton u-23 menang 3-1 dari Everton u-23.

Debut Kazuki di tim Southampton u-23 berhasil dengan lancar. Tetapi MVP pertandingan kali ini adalah Rustan. Tanpa kemampuan Rustan untuk menerobos pertahanan lawan, tidak akan ada celah yang bisa Kazuki manfaatkan. Ditambah lagi Kazuki beruntung Nkuku harus diganti pada awal babak kedua sehingga Kazuki relatif bebas. Tentu saja Elen masih puas dengan penampilan Kazuki pada pertandingan kali ini.

***

"Bukankah sudah saatnya bagiku untuk meningkatkan skill dan teknik yang kumiliki?" Pada pertandingan kali ini Kazuki benar-benar merasakan ketidakberdayaannya dalam menerobos lawan. Jika ia bisa menerobos Nkuku sendiri, Kazuki tidak akan perlu mengumpan pada Rustan, dan sosok yang menjadi MVP mungkin akan menjadi dirinya.

GM menatap Kazuki dengan datar. Ia membuka mulutnya dan berkata, "Jangan serakah. Aku pernah bilang padamu bukan? Kau harus menguasai peranmu dengan sempurna sebelum mencoba meningkatkan aspek lain."

"Tidak ada yang salah dengan belajar teknik dan skill, ada banyak pemain tengah yang memiliki teknik yang bagus. Mempelajari hal-hal seperti itu akan meningkatkan nilai ku sebagai penyerang tengah." Kazuki tetap ngotot menyatakan keinginannya pada GM.

GM menghela nafas melihat sifat keras kepala Kazuki.

"Tugas striker adalah mencetak goal. Urusan apakah bola itu sampai ke kakimu adalah tugas gelandang."

Kazuki membantah argumen GM dengan mengatakan, "Pada kenyataannya, striker seperti itu sudah ketinggalan zaman, sepakbola sekarang pemain yang hanya menunggu datangnya bola telah ketinggalan zaman. Lihatlah klub-klub top eropa, Barcelona menggunakan false nine, Manchester United Ron memiliki teknik dan kecepatan yang bagus, striker Real Madrid Beneva hanya pelayan bagi winger mereka, Liverpool Sisinho juga pelayan bagi Ahmed. Striker yang hanya menunggu datangnya bola hanya digunakan oleh klub-klub menengah dan kecil."

GM merenung sebelum berkata, "Begitu kah, di dunia ini orang itu sepertinya tidak ada. Hmm, kurasa ini saatnya bagimu untuk mengalami mode [Pengalaman] kembali."

Kemarahan Kazuki hilang, matanya berkilau mendengar perkataan GM. "Benarkah?"

GM mengangguk ringan. "Benar, orang ini adalah striker murni yang kau katakan ketinggalan zaman. Namanya Robert Lewandowski."

Dengan perubahan gaya bermain sepakbola masa kini, apa yang dilakukan Lewandowski adalah sebuah pencapaian monumental. mengenai fenomena kelangkaan penyerang sepakbola masa kini. Salah satu alasannya adalah tidak begitu dibutuhkannya peran penyerang tengah dalam skema permainan. Kalaupun ada, tugasnya tak lebih sebagai pemantul atau penarik bek lawan.

Salah satu alasannya karena taktik di zaman modern semakin rumit, kebebasan berkreasi sudah hilang karena semua pergerakan pemain di atur oleh pelatih.

Perkembangan taktik di sepakbola membuat peran penyerang tengah tak terlampau penting untuk dipertahankan. Untuk apa menggunakan dua penyerang dalam formasi 4-4-2, kalau lawan punya lima gelandang yang menguasai lini tengah?

Di masa lalu, penyerang tidak mesti sempurna. Dia tidak harus punya semua kemampuan seperti kecepatan, sundulan keras, punya sihir saat menggiring bola, mampu mengelabui lawan, punya tendangan keras, atau punya postur yang tinggi besar untuk menjadi pemantul. Namun, Lewandowski adalah penyerang murni paling sempurna yang pernah di lihat GM.

***

Kazuki merasakan beberapa informasi masuk ke kepalanya. Dia sekarang adalah Robert Lewandowski, dia masuk pada awal babak kedua setelah taktik false nine Bayern Munchen gagal, bahkan Bayern tertinggal 1-0 dari Wolfsburg.

Sama seperti yang dikatakan GM, Kazuki yang melihat bahwa Lewandowski tidak terlalu menonjol dalam proses serangan Bayern Munchen. Sampai pada menit 51, Lewandowski lolos tak terjaga dan hanya dengan satu sentuhan, dia mencetak goal.

Kemampuan Lewandowski dalam memanfaatkan ruang dan celah tidak kalah dengan Inzaghi yang juga pernah Kazuki alami. Namun, Kazuki berpikir ini hanya keberuntungan, karena selanjutnya, pertahanan Wolfsburg pasti akan menjaga Lewandowski dengan ketat.

Baru satu menit, Lewandowski kembali mencetak goal setelah melihat ruang tembak, Lewandowski langsung melesahkan tendangan kuat dari luar kotak penalti. Ini adalah kejelian Lewandowski sebagai striker top.

Kazuki masih tidak mau mengakui Lewandowski, ia berpikir ini adalah goal keberuntungan, goal ini tidak menunjukan bahwa striker murni masih bisa bertahan di sepak bola modern.

Seolah-olah Lewandowski mendengarkan pemikiran Kazuki, tiga menit kemudian pada menit ke 55, Lewandowski kembali mencetak goal. Goal ketiga ini hampir mirip prosesnya dengan gol pertama, di mana Lewandowski mendapat ruang dan tak terkawal. Sempat gagal dalam dua kali tendangan, pada yang ketiga ia berhasil mencetak gol.

'Pertahanan Wolfsburg sangat bodoh, mengapa mereka terus membiarkan Lewandowski berkeliaran' pikir Kazuki.

Pada menit ke 57, Lewandowski kembali mencetak goal, ia seperti tahu ke mana arah datangnya bola. Pergerakannya seperti melakukan ancang-ancang untuk menembak, padahal bola belum diumpan.

Kali ini Kazaki terdiam, ia tahu bahkan pertahanan Wolfsburg tidak menduga gola ini akan muncul. Perasaan saat Lewandowski mencetak goal hanya bisa dikatakan sebagai 'sangat tepat waktu dan sangat mengejutkan.'

Pada menit ke 60, goal kelima tercipta, proses gol kelima mirip dengan gol keempat di mana Lewandowski tak terkawal di dalam kotak penalti. Anehnya dalam kedua gol tersebut bola-lah yang seolah mendekati kakinya.

Dia tidak mencari peluang, dia mengubah semua keadaan menjadi peluang. Dia adalah Robert Lewandowski.

'Mulai sekarang, kau adalah salah satu idolaku Lewandowski,' pikir Kazuki sambil tersenyum. GM benar, perjalanannya menguasai menguasai posisi striker masih panjang.

Adegan tidak berhenti disitu, Kazuki mengalami berbagai pertandingan Lewandowski. Kemampuan menembaknya, pemahamannya tentang ruang dan celah. Pergerakannya yang tak terduga.

Kazuki merasa apa yang dia pelajari dari Lewandowski jelas lebih banyak daripada yang ja pelajari dari Inzaghi.