George Eastgate melihat papan skor Southampton u-23 vs Swansea u-23. Southampton membantai Swansea 5-0, dan masih ada babak kedua bagi Southampton. Walaupun intensitas pertandingan liga premier 2 sangat kurang dibandingkan liga premier tetapi pembantaian seperti ini jarang terjadi bahkan di liga premier 2.
Awalnya ia kesini untuk melihat permainan Kazuki secara langsung tetapi saat ini ia melihat lebih daripada itu. George melihat bahwa kualitas Southampton u-23 juga sangat bagus. Mungkin ini berkaitan dengan pelatih Elen Sharen.
Ada banyak faktor yang menyebabkan Swansea bermain buruk, tetapi yang paling utama adalah karena agresifitas Southampton di awal babak dan efisiensi Southampton u-23 mencetak gol benar-benar hebat.
Jika Southampton u-23 gagal mencetak goal atau hanya mencetak 1 goal dalam 20 menit maka Swansea tidak akan begitu tertekan karena mereka akan berpikir bahwa pertandingan ini masih bisa dimenangkan. Tetapi dengan memasukan 3 goal dalam waktu kurang dari 20 menit, membuat Swansea City u-23 kacau balau. Sistem taktis mereka gagal, para pemain jelas kebingungan dengan situasi ini.
Siapa yang paling berjasa dalam 3 goal awal Southampton u-23? Hal ini dapat diperdebatkan. Ryan Jr memiliki kontribusi yang besar dalam mengatur serangan dan membantu Southampton menguasai lini tengah. Kecepatan Rustan juga menjadi awal dari goal pertama dan goal ketiga.
Namun George akan memilih Kazuki. Orang-orang yang melihat Kazuki bermain mungkin akan berpikir seperti ini, 'Dia beruntung memiliki rekan yang bagus, striker itu hanya perlu menerima bola dan memasukannya.'
George akan menampar orang yang berpikiran seperti itu. Lihatlah keadaan tim utama Southampton, berapa banyak peluang yang sering dibuang oleh pemain depan Southampton? Menjadi striker tidak semudah membalikkan telapak tangan.
"Kemampuan berlari tanpa bola, kemampuan membaca arah serangan, mampu mengambil keputusan dalam sekian detik, memiliki teknik menembak dan umpan yang bagus, dan ketenangan di depan gawang," George menggumamkan daftar kemampuan Kazuki yang George lihat dalam pertandingan ini.
Liga premier dan liga premier 2 adalah hal yang berbeda tetapi sebagai seorang pelatih tugas George adalah memberi kesempatan, apakah Kazuki bisa bersinar atau tidak itu tergantung pada pemain itu sendiri.
Setelah memutuskan untuk memanggil Kazuki ke tim utama. George memutuskan untuk pergi. Tidak ada yang bisa ditonton lagi dari pertandingan ini. Jelas, Swansea city akan kalah, satu-satunya yang jadi perdebatan adalah berapa banyak Southampton u-23 akan mencetak goal.
***
Setelah dijatuhkan lawan, Rustan dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Setelah babak pertama berakhir, Kazuki dan rekan-rekannya segera menghampiri Elen dan menanyakan kabar mengenai Rustan.
"Dia mengalami cedera pada otot kakinya, dibutuhkan waktu sebulan sebelum dia sembuh. Kalian bisa menjenguknya setelah pertandingan selesai. Untuk saat ini fokus pada pertandingan."
Kazuki dapat menyimpulkan cedera yang di derita Rustan tidak terlalu parah. Walaupun cedera tersebut tidak terlalu parah, bukan berarti cedera itu tidak akan berdampak apa-apa pada Rustan. Dalam segi mentalitas, Rustan mungkin akan takut untuk bermain agresif lagi, karena dia takut mengalami cedera. Dalam aspek fisik, cedera itu bisa membuat kecepatan Rustan menurun, Rustan adalah pemain yang sangat mengandalkan kecepatan, ketika kecepatannya menurun maka nilai Rustan bagi tim juga akan menurun.
Hal yang paling tidak diinginkan adalah ketika Rustan harus menjadi pemain yang rawan cedera. Ada banyak pemain berbakat yang kehilangan sinarnya karena cedera yang terlalu sering. Pemain-pemain seperti itu cukup bagus ketika tampil sebagai pengganti tetapi tidak bisa diandalkan untuk tampil sebagai pemain utama.
Tentu saja, Kazuki berharap bahwa Rustan akan pulih sepenuhnya.
Kali ini Elen tidak memberikan perintah spesifik mengenai babak kedua. Ia membebaskan para pemainnya untuk bermain sesuka mereka. Apakah memilih untuk menyerang ataupun bertahan Elen akan menyerahkan keputusan tersebut pada pemain-pemain itu sendiri.
Mengawali babak kedua, Swansea jelas tidak berniat untuk memperkecil keunggulan mereka.The Jacks hanya ingin bertahan sehingga goal yang dicetak Southampton tidak bertambah lagi.
Tanpa kecepatan Rustan, Southampton kesulitan untuk membongkar pertahanan Swansea City. Southampton hanya bisa menguasai bola tetapi tidak bisa menyerang kotak penalti Swansea yang terus bertahan.
Kazuki tidak bisa berbuat banyak, dia dijaga dengan ketat oleh dua orang sehingga dia tidak punya ruang untuk menembak. Sesekali ia memantulkan bola pada Ryan yang berusaha menerobos ke kotak penalti Swansea, tetapi tembakan Ryan selalu bisa diselamatkan dengan mudah oleh penjaga gawang Swansea.
Pertahanan Swansea cukup berhasil sampai sampai pada menit ke 68, Kazuki berhasil membobol gawang Swansea City u-23 dengan tendangan rocket yang mengarah ke sudut jaring. Goal ini menjadi goal ke empat Kazuki dalam pertandingan ini, dan goal ke enam bagi Southampton dalam pertandingan ini.
Pada menit ke 74, Zhukovsky berhasil mencetak goal, setelah tendangan sudut Southampton berhasil membuat kekacauan di mulut gawang. Dalam kekacauan itu Zhukovsky berhasil memasukan bola pada jaring.
Pada menit ke 81, Elen mengeluarkan beberapa pemain termasuk Kazuki dan Ryan. Theodor masuk ke lapangan sebagai pengganti Kazuki. Walaupun skor telah berubah menjadi 7-0, tetapi Theodor jelas tidak ingin melewatkan kesempatan untuk mencetak goal.
Theodor berhasil mencetak goal dari sundulannya, setelah menerima crossing dari Zhukovsky. Goal Theodor kali ini menjadi goal terakhir dalam pertandingan ini.
Dalam pertandingan ini Swansea kebobolan 8 goal dan gagal memasukkan 1 pun bola ke gawang Southampton.
***
Setelah selesai mengganti bajunya, Kazuki melihat pelatih Elen memberi isyarat padanya untuk mendekat. Tanpa banyak bertanya, Kazuki mendekati pelatih Elen. Elen berkata pada Kazuki, "Tim utama telah memanggilmu, mulai besok kau akan berlatih bersama tim utama."
Kazuki tersenyum bahagia, ini adalah berita yang dia tunggu-tunggu. Panggilan dari tim utama. Akhirnya tiba saatnya bagi Kazuki untuk memulai perjalanan karir seniornya.
Kazuki membungkukkan badannya sedikit seraya berkata, "Terima kasih banyak telah membimbingku selama ini."
Elen berkata, "Tak perlu seperti itu, semua ini berkat usahamu sendiri. Jangan lepaskan kesempatan ini. Aku tidak ingin melihat kau datang lagi ke tim cadangan karena pelatih George tidak menginginkanmu."
Para pemain lain yang melihat Kazuki membungkuk pada Elen tahu bahwa sesuatu yang bagus telah terjadi. Ryan, menjadi orang pertama yang mendekati Kazuki.
"Hei, apa yang terjadi?" tanya Ryan.
"Aku akan pergi ke tim utama," jawab Kazuki seraya tersenyum.
Perkataan Kazuki di dengar oleh semua rekannya.
"Benarkah? Sangat cepat sekali! Aku ingat kau baru bergabung dengan Southampton u-23."
"Itu wajar, Kazuki bermain dengan sangat baik dalam 3 pertandingan pertamanya, lagipula sekarang Southampton kekurangan pemain depan."
"Yah, bagaimanapun selamat Kazuki, jangan lupakan kami saat kau menjadi bintang nanti."
Sementara teman-teman Kazuki lainnya memberi semangat dan ucapan selamat, Theodor bergumam dengan suara rendah, "Bintang? Paling-paling dia hanya akan duduk di bangku cadangan."
Kazuki jelas mendengar gumaman Theodor, namun pemain asal jepang itu mengabaikannya. Adalah hak Theodor sebagai pecundang untuk merasa iri. Di sisi lain, Kazuki juga memiliki hak untuk mengabaikan pecundang seperti Theodor.