Keesokan harinya, Kazuki datang ke tempat pelatihan tim utama. Asisten James Ward, membantu Kazuki berkeliling untuk melihat-lihat tempat pelatihan yang biasa digunakan oleh tim utama. Kazuki diberi nomor punggung 28 dan sebuah locker ruang ganti paling pojok. Hal ini menunjukkan status Kazuki di ruang ganti adalah yang paling rendah.
Kazuki menerima itu tanpa protes, ia tahu cepat atau lambat hal ini akan berubah. Kazuki juga berteman baik dengan Hugo, Vicente dan Dean Smith. Ketiganya adalah teman Endo, tetapi setelah Kazuki pindah ke tim utama makan hubungan Kazuki dengan ketiga orang ini adalah teman langsung, tanpa perantara Endo.
Pada hari pertama, Kazuku juga menjalani mini games bersama tim utama.
Jika ada satu hal yang selalu menjadi kelemahan Kazuki, Itu pasti aspek taktik. [Dream Training] yang selalu menjadi tempat berlatih Kazuki memiliki kekurangan yang fatal. [Dream Training] tidak bisa meniru aspek taktik. Karena itu setiap kali Kazuki mensimulasikan pertandingan premier league, aspek taktik seolah hilang.
Ketika Kazuki berlatih bersama tim pertama, ia merasakan kekuatan taktik. Kemampuan Kazuki dalam mengeksploitasi ruang benar-benar terhambat karena celah dalam formasi lawan hanya terjadi dalam waktu yang singkat. Itulah masalahnya, dalam waktu yang singkat artinya tidak hanya Kazuki harus memanfaatkan celah itu secepat mungkin tetapi orang yang membawa bola juga harus memberikan umpan dengan timing yang pas.
Karena ini pertama kalinya Kazuki berlatih dengan tim utama, rekan-rekannya kesulitan untuk menyesuaikan umpan dengan timing yang pas untuk Kazuki. Umpan itu kadang-kadang terlalu lambat sehingga Kazuki telah berada dalam posisi offside. Ada juga umpan yang terlalu cepat, akibatnya Kazuki tidak bisa mengejar bola dan peluang itu terbuang begitu saja.
Dalam pertandingan pelatihan itu, Kazuki yang gagal menyesuaikan diri dengan rekan-rekannya ditarik keluar oleh Goerge. Tidak ada yang kecewa dengan performa buruk Kazuki di hari pertama pelatihannya bersama tim utama. Karena pada dasarnya, mereka tidak pernah berharap banyak pada Kazuki. Pemain-pemain di tim utama memiliki kebanggan tersendiri, mereka berpikir bahwa Kazuki hanya akan menjadi pemain tambahan daripada pemain inti.
Setelah ditarik keluar dari pelatihan pertandingan, Asisten James Ward mendekati Kazuki.
"Apa kau kesulitan beradaptasi dengan taktik tim utama?" tanya James.
Kazuki mengangguk, "Aku merasa tidak ada orang yang bisa mengerti pergerakanku."
Berlari tanpa bola selalu menjadi kemampuan utama Kazuki. Untuk memanfaatkan kemampuan ini sebaik mungkin, rekannya harus tau kapan Kazuki memutuskan untuk menerobos, kapan Kazuki memutuskan untuk memantulkan bola, dan lain-lain.
"Mereka terbiasa dengan kehadiran Belliand sebagai target man, karena itu striker tipe sepertimu kesulitan dengan umpan dan strategi yang dilakukan oleh Southampton. Kazuki, aku tahu kemampuanmu, karena itu aku akan membantumu menyesuaikan diri dengan tim ini."
Menyesuaikan diri artinya Kazuki juga harus belajar bagaimana menghadapi pertahanan yang ketat ketika tidak ada celah yang bisa dimanfaatkan olehnya. Di [Dream Training] Kazuki telah melatih ini berkali-kali tetapi bagaimanapun tanpa kemampuan fisik yang kuat sulit bagi Kazuki untuk bertarung dalam pertahanan tanpa celah.
Tetapi ini saatnya bagi Kazuki untuk secara serius merubah gaya permainannya yang lebih seperti striker poacher, kepada gaya bermain striker tradisional. Dalam pertandingan liga tingkat atas, diperlukan pergerakan khusus seluruh tim untuk menciptakan celah dalam formasi lawan. Tanpa hal itu maka celah tidak akan muncul. Sayangnya, untuk saat ini Southampton tidak bisa menggunakan taktik rumit seperti itu. Oleh karena itu sebagai striker, Kazuki harus bisa bertarung tanpa terlalu mengandalkan celah.
Kazuki mengetahui itu, karena itu ia bersedia untuk menyesuaikan gaya bermainnya untuk Southampton. Tentu saja penyesuaian gaya bermain bukan sesuatu yang bisa dilakukan dalam 1 atau 2 hari.
Merubah gaya bermain bukan berarti membuat Kazuki kehilangan kemampuan berlari tanpa bolanya. Akan tetapi membuat Kazuki tidak terlalu bergantung pada itu. Penyesuaian gaya bermain tidak hanya dilakukan oleh Kazuki. Pemain-pemain Southampton juga mulai beradaptasi dengan gaya bermain Kazuki.
***
Keesokan harinya, Kazuki datang ke rumah sakit Southampton untuk menjenguk Rustan. Walaupun Rustan mungkin tidak akan menjadi rekannya lagi, Kazuki tidak ingin memutus tali pertemanan dengan dia.
Setelah sampai di rumah sakit tersebut, Kazuki bertanya pada resepsionis dimana kamar Rustan. Setelah mengetahuinya, ia pergi ke kamar Rustan dengan buah-buahan yang ia bawa.
Kazuki mendorong pintu kamar tempat Rustan dirawat, ia menyapa Rustan yang sedang berbaring di kasurnya.
"Siang, Rustan."
"Siang, Kazuki? Aku tidak menyangka kau akan mengunjungiku." Rustan terlihat terkejut sekaligus senang dengan kedatangan Kazuki. Mungkin, ia berpikir bahwa Kazuki akan melupakannya setelah pemuda jepang itu pindah ke tim utama.
"Tentu saja, aku tidak akan melupakanmu. Orang-orang jepang tidak akan mudah melupakan pertemanan mereka. Ngomong-ngomong, bagaimana kondisimu?" tanya Kazuki.
Rustan terdiam sebentar sebelum membuka mulutnya dan berbisik, "Aku baik-baik saja."
Kazuki menatap mata Rustan. Ia merasakan keanehan dalam ekspresi Rustan. Tetapi, Jika Rustan tidak ingin menceritakan masalahnya, maka Kazuki tidak akan bertanya.
"Di tim utama, tidak ada orang yang bisa memahamiku. Aku merindukan kehadiranmu dan Ryan. Sekarang, aku harus beradaptasi dengan tim. Jika aku tidak cepat-cepat beradaptasi, debutku akan tertunda."
Kazuki berinisiatif menceritakan masalahnya. Bukan karena ia menginginkan solusi dari Rustan. Melainkan agar Rustan tahu bahwa Kazuki menganggap Rustan sebagai teman dan berharap Rustan juga menganggap Kazuki sebagai teman.
Beberapa saat berlalu, Rustan tiba-tiba berkata, "Setiap hari, aku bermimpi buruk. Aku bermimpi bahwa suatu hari aku akan terkena cedera, kemudian aku harus pensiun dari sepakbola. Aku takut. Bagiku sepakbola adalah hal yang sangat penting. Aku tidak ingin menjauh dari sepakbola terlalu dini."
"Kau takut?" tanya Kazuki.
Rustan membalas, "Ya, aku takut."
"Apa yang kau mimpikan memang sebuah kemungkinan." Kazuki memberi jeda pada ucapannya. "Namun, jika kau berbicara tentang kemungkinan. Akan ada banyak kemungkinan di dunia ini. Kau mungkin mengalami kecelakaan saat mengendarai mobil. Kau mungkin mengalami cedera saat berjalan di tangga. Kau mungkin terjebak dalam lift. Terlalu banyak kemungkinan yang ada. Karena itu, seberapa takutnya pun dirimu, jangan menyerah. Aku akan menunggumu di tim utama."
Setelah berkata itu, Kazuki membiarkan Rustan merenung. Ia memang berharap ada rekan setimnya dari tim cadangan yang dipanggil ke tim utama. Senang rasanya jika ada orang yang bisa memahami Kazuki.
Walaupun begitu, bukan berarti Kazuki benar-benar membutuhkan bantuan. Ia dapat merasakan bahwa tak lama lagi ia akan beradaptasi dengan taktik Southampton, saat itu tiba maka debutnya juga akan tiba.
"Sebagai seorang striker, aku masih memiliki banyak kekurangan. Tapi tak masalah, kelebihan yang kumiliki sudah cukup untuk membuatku percaya diri."