Chereads / Pelatihan Mimpi : Sang Juara / Chapter 12 - Hasrat Southampton

Chapter 12 - Hasrat Southampton

"Kau adalah pemain yang berbakat," ucap John sambil menaruh kopi miliknya ke atas meja. Ia melihat Kazuki masih santai bahkan dengan pujian yang dilayangkan John. Sikap seperti itu jarang John temui.

Kebanyakan pemuda akan gugup dan senang saat dipuji oleh pengintai yang mewakili sebuah klub sepertinya. Bagaimanapun di puji pengintai artinya pemain itu memiliki kesempatan untuk di rekrut klub dibelakang pengintai tersebut. Apalagi Southampton adalah klub liga premier walaupun sering terdegradasi tetapi Southampton selalu mampu kembali ke liga premier dalam satu tahun.

Southampton adalah klub hebat, setidaknya untuk pemain muda tanpa pengalaman senior seperti Kazuki. Mayoritas pemain bagaimanapun memulai karir mereka di klub menengah dan kecil hanya sebagian kecil pemain yang langsung bermain di klub besar semenjak debut. Tapi dengan itu semua, Kazuki masih santai. Sikap ini membuat John ingin bertepuk tangan.

'Apakah itu kepercayaan diri? Kesombongan? Ketidaktahuan?' John berpikir apa yang membuat Kazuki tidak gugup.

Tentu saja itu kepercayaandirian dengan adanya Pelatihan Mimpi, Kazuki merasa tidak ada masalah baginya untuk beradaptasi pada kompetisi level senior apalagi setelah sebulan lebih Kazuki berlatih di level liga utama eropa dalam [Pelatihan Mimpi].

"Jadi, apa menurutmu kelebihan dan kekuranganku, dan apa yang Southampton lakukan untuk membantuku tumbuh?" tanya Kazuki. Jika Southampton ingin mendapatkan Kazuki maka mereka harus memberikan manfaat yang bisa membuat Kazuki tergoda untuk membatalkan ujian penilain LFE yang akan dia ikuti.

"Aku bukan pelatih dan tidak bisa mewakili klub begitu saja. Hal hal itu bisa di diskusikan dengan klub Southampton nanti. Tetapi biarkan aku menjelaskan pikiran pelatih u-23 Southampton dan juga asisten pelatih utama Southampton mengenai dirimu," Dengan tenang John mengatakan itu. John yakin Southampton tidak akan memperlakukan Kazuki dengan buruk tetapi belum jelas seberapa besar 'baik' perlakuan yang Kazuki terima nanti.

Kazuki kemudian mengangguk menyadari dia salah menanyakan hal itu pada John yang notabennya hanya seorang pengintai.

"Dari sudut pandang ku sebagai pengintai berpengalaman, aku bisa mengatakan kau berbakat dalam beberapa aspek. Pertama, kau memiliki pemahaman tentang ruang dan celah dalam pertahanan lawan dengan sangat baik. Kebanyakan Center-Forward hanya bisa memahami konsep ruang dan celah secara samar-samar."

Kazuki tersenyum mendengarnya. Ruang dan celah adalah hal yang ia pelajari dari Filippo Inzaghi, dan pemain sejenis dengan Inzaghi tidak ada di dunia ini. Mencetak satu atau dua gol menggunakan celah dan ruang bisa disebut kebetulan tetapi jika pemain mencetak goal dengan berulangkali mengeksploitasi ruang maka artinya pemain itu benar-benar memahami konsep ruang dan celah dengan sangat baik. John menegaskan kemampuan Kazuki setelah melihat cara Kazuki mencetak goal selama beberapa pertandingan.

John melanjutkan pembicaraaan. "Kau berbakat dalam menembak. Dengan kedua kaki yang seimbang dan juga postur yang tinggi aku jamin kau berpotensi menjadi mesin goal. Ketiga, kau tidak egois dan mau mengumpan bola yang berada di kakimu ketika kau tidak melihat peluang. Kebanyakan pemain muda yang memiliki bakat sebagai center forward memiliki kebanggaan mereka sendiri sehingga jarang melakukan umpan pada rekannya."

Untuk yang ketiga itu sebenarnya karena strategi Kazuki sendiri. Saat ini, semakin Kazuki diabaikan oleh pertahanan lawan maka semakin berbahaya dia. Jika Kazuki diawasi dengan ketat ia tidak bisa mengeksplorasi celah dan ruang yang muncul di pertahanan lawan. Karena itu ia membutuhkan pengalih perhatian seperti Ethan dan Bennet ketika ia berada di Manchester United.

"Kalau begitu sekarang aku akan memberitahumu kekuranganmu." John menyuruput kopi miliknya. Lalu ia berkata lagi pada Kazuki, "Kau belum melatih sundulanmu dengan baik, tubuhmu di tahap liga premier masih lemah aku yakin kau tidak bisa bertahan dalam 90 menit penuh pertandingan liga premier. Terakhir, kemampuanmu menerobos cukup rendah."

Kazuki tersenyum kecut, ia mengakui mata John sangat tajam. Yang pertama dan yang kedua mungkin bisa Kazuki perbaiki tetapi untuk kelemahan yang terakhir Kazuki sendiri mengakui itu sangat sulit. Ada dua tipe pemain yang mampu menerobos lawan, yaitu dengan kecepatan dan dengan teknik.

Kecepatan Kazuki mungkin bisa ia andalkan di tahap junior tetapi di tahap senior kecepatannya sangat biasa. Dengan kecepatan yang biasa saja, kegunaan Kazuki dalam serangan balik akan berkurang dengan signifikan, yang harus dicatat sebagian besar klub kecil dan menengah ketika berhadapan dengan klub top adalah melakukan serangan balik. Sementara Kazuki bisa berlatih di [Pelatihan Mimpi] untuk memperbaiki teknik dan skillnya tetapi saat ini itu bukan prioritas.

"Southampton telah menemukan kelemahanku kenapa kalian masih mengejarku?" Kelemahan Kazuki seharusnya bisa membuat Southampton sadar bahwa Kazuki tidak layak untuk perjudian.

John tersenyum, akhirnya Kazuki menunjukan kegelisahannya. Ia mengingat kata-kata asisten pelatih utama dan juga pelatih u-23 mengenai Kazuki.

"Walaupun kau sering menjadi false nine dan menjadi striker bayangan tetapi pada dasarnya kau adalah nomor 9 yang nyata, selama kau bisa mencetak goal kami akan menyesuaikan taktik untukmu."

Kazuki terkejut, saat ini Southampton sering memainkan formasi 4-4-2 dengan Denilson Hunt sebagai striker bayangan, Kazuki berpikir bahwa kemungkinan besar dia akan menjadi pengganti Denilson paling banyak tetapi ternyata dia akan menjadi pengganti Belliand yang merupakan striker inti Southampton. Tetapi masalahnya Persaingan untuk posisi Belliand sangat sengit di Southampton, apakah Kazuki memiliki kesempatan?

"Jendela transfer musim dingin nanti Belliand akan pergi dari Southampton. Pengganti Belliand adalah Osmund tetapi Anthony terlalu tua untuk menjadi pengganti Osmund nanti. Jika kau mampu membuktikan kemampuanmu ada kesempatan untuk merebut posisi pengganti utama dari Anthony. Tentu saja jika kau takut bersaing dengan Anthony kami yang sudah berusia 36 tahun kau bisa menolak kami."

John menyeringai ia percaya Kazuki dapat melihat ketulusan Southampton. Anthony sebenarnya masih bisa dipakai sebagai pengganti tetapi pelatih utama Southampton tidak puas dengan Anthony sehingga Kazuki masih ada kesempatan.

Kata-kata terakhir John adalah kalimat persuasi. Kazuki mengetahui itu tetapi dia masih terpengaruh. Kazuki telah berkata pada Travel bahwa dia tidak takut persaingan ketika persaingan itu bisa ia menangkan. Kazuki berpikir bahwa persaingan yang ada di Southampton kali ini bisa ia menangkan.

"Secara pribadi aku setuju untuk mencoba trial di Southampton tetapi untuk pembicaraan lebih lanjut aku harus menunggu agenku terlebih dahulu," ucap Kazuki, masih ada banyak yang harus di diskusikan dengan klub Southampton, tetapi hal-hal rumit itu adalah urusan Furochi.

Bagaimanapun pria itu harus bekerja setelah membebankan biaya hidup Kim Song Ha pada dirinya lalu kabur begitu saja.

John tersenyum senang mendengar perkataan Kazuki. "Terima kasih telah setuju, aku yakin kau mampu membuktikan dirimu di Southampton."

Persetujuan membuat negosiasi ini maju satu langkah, John berharap Kazuki benar-benar memenuhi ekspektasi klub Southampton.