Setiap tim memiliki ritme mereka sendiri. Keunggulan yang berbeda, taktik yang berbeda membuat tim memiliki ritme serangan yang berbeda. Walaupun Southampton mencoba untuk menguasai bola tetapi penguasaan bola bukanlah keunggulan Southampton. Everton mampu mengambil alih penguasaan bola dari The Saints.
Everton memiliki banyak pemain dengan postur tinggi. The Toffees memanfaatkan keunggulan ini dengan baik. Mereka menyerang pertahanan Southampton dengan umpan tinggi terutama di sisi sayap karena full bek Southampton memiliki postur yang lebih pendek daripada pemain sayap Everton. Setelah menggiring bola ke area sayap mereka melakukan crossing tinggi. Striker mereka adalah pemain asal Australia Adam Thompson. Adam memiliki tinggi 191 cm, sosoknya terlihat menonjol di area pertahanan Southampton u-23. Untungnya sundulan Adam masih bisa ditepis oleh Southampton.
Southampton mencoba melakukan serangan balik lagi dengan mengumpan nya pada Kazuki sebagai titik pusat serangan balik. Namun, ketika Kazuki menguasai bola ia merasakan tabrakan yang sangat kuat dari belakang tubuhnya sehingga membuat Kazuki terjatuh dan gagal mengontrol bola.
"Hey, wasit!" Kazuki mengangkat tangannya memberitahukan bahwa ini pelanggaran. Tetapi sang wasit menggelengkan kepalanya membiarkan permainan terus berlanjut. Bola yang gagal Kazuki kontrol jatuh ke kaki gelandang Everton.
Gelandang tersebut membawa bola sebelum akhirnya melepaskan umpan tinggi ke depan kotak penalti. Kali ini Adam tidak menyundul langsung ke gawang tetapi ke sisi kiri pertahanan Southampton. Kiper Southampton tidak menduga hal itu dan melompat terlebih dahulu. Hal itu membuat pemain sayap Everton yang menerima bola bisa mencetak goal dengan mudah.
Pemain Everton u-23 merayakan goal tersebut dengan penuh semangat. Sementara Kazuki meminta maaf terutama pada kapten tim Southampton u-23 yaitu Endo, bek tengah berusia 33 tahun.
"Maaf, seharusnya aku langsung mengejar bola itu bukan mengeluh pada wasit." Kazuki merasa bersalah. Bagaimana pun dia tidak tahu tindakan seperti tadi ternyata bukan pelanggaran.
"Tidak apa-apa, itu bukan salahmu. Aku juga gagal mengawal pertahanan Southampton tadi. Yang paling penting kau telah belajar kadang-kadang peluit wasit tidak bisa diandalkan." Endo menyemangati Kazuki dan menepuk pundaknya.
Permainan berlanjut. Southampton tentu saja hanya menginginkan kemenangn, terutama karena mereka bertanding di stadium Saint Marry's. Namun, Everton bertahan dengan baik. Kazuki juga diikuti dengan ketat sehingga ia tidak bisa menemukan peluang yang tepat. Pemain yang menjaga Kazuki adalah gelandang bertahan Everton Nkuku, pemain ini juga yang menabrak Kazuki tadi.
Ini perasaan yang baru bagi Kazuki untuk dijaga secara pribadi seperti ini. Tentu saja ia harus mencari cara untuk menyingkirkan penjagaan Nkuku. Southampton kembali melancarkan serangan. Kali ini Rustan mencoba menerobos sisi sayap pertahanan Everton u-23.
Namun, kali ini Everton bermain dengan bagus mereka menutup ruang bagi terobosan Rustan. Kazuki mendekati Rustan sebagai opsi passing bagi Rustan. Rustan mengoper bola itu pada Kazuki. Nkuku kembali mengganggu dengan menempel ketat Kazuki. Kali ini Kazuki mendorong bola melewati celah antara kaki Nkuku. Ia kemudian berlari mengejar bola itu lagi.
Tetapi Nkuku yang baru saja dilewati Kazuki tidak menyerah. Dia memegang baju Kazuki dengan kuat sehingga Kazuki tidak bisa mengambil bola. Untuk pertama kalinya, Kazuki kehilangan ketenangannya. Ia berbalik dan mendekati Nkuku, "Apa kau hanya bisa menghentikanku dengan pelanggaran huh?"
Nkuku melebarkan senyumnya dan berkata, "Itu berhasil bukan, Samurai kecil?"
Melanjutkan pertengkaran hanya akan berubah kartu kuning. Kazuki menekan emosinya dan menjauh dari Nkuku dengan tatapan kesal.
Sementara Kazuki dan Nkuku berkonfrontasi, Everton u-23 kembali menyerbu pertahanan Southampton. Dengan serangan yang sama, mereka memberikan umpan tinggi untuk di eksekusi Adam. Tetapi kali ini kiper Southampton maju dengan berani dan memotong umpan tersebut.
Serangan Everton dan Southampton sama-sama mengalami kebuntuan sampai pada akhir babak pertama, Southampton kembali melancarkan serangan. Umpan kembali ke kaki Kazuki. Seperti biasa Nkuku langsung menghadapi Kazuki.
Nkuku melihat Kazuki menatap ke arah kiri. Kazuki perlahan mengangkat kakinya dan mengayunkannya. Nkuku menjulurkan kaki untuk memotong umpan Kazuki. Namun, tidak ada yang terjadi. Ternyata umpan Kazuki mengalir ke kanan yang kemudian di sambut oleh Aspint.
No Look Pass. Teknik yang tidak membutuhkan skill yang tinggi namun membutuhkan momen dan pergerakan yang pas untuk menipu lawan
Kazuki segera melewati Nkuku. Aspint kemudian memberikan bola itu lagi pada Kazuki. Dengan satu sentuhan, Kazuki mengirim umpan terobosan yang ke sisi kanan. Kali ini Rustan berhasil mendapatkan bola tersebut. Ia memotong ke arah kotak penalti. Penjaga gawang Everton u-23 berlari ke depan berusaha merebut bola dari Rustan tetapi Rustan dengan tenang mencungkil bola itu ke gawang.
Southampton kembali unggul dari Everton. Skor 2-1 dipertahankan sampai babak pertama usai.
Pada jeda istirahat, Elen memuji para pemain Southampton u-23. Ia juga memberi perintah untuk tetap menjaga keunggulan. Walaupun Elen ingin tampil menyerang tetapi Southampton u-23 tidak memiliki gelandang yang luar biasa. Berpegang pada strategi serangan balik adalah yang paling bagus untuk saat ini.
Babak kedua kembali di mulai. Southampton memulai kick-off dengan memainkan bola di lini belakang, berusaha memancing Everton untuk melakukan high pressing. Bagaimana jika Everton u-23 tidak melakukan high pressing? Biarkan saja, Southampton akan memainkan bola di belakang sampai pertandingan usai. Malu? Apa itu? Selama tim menang tidak ada yang perlu merasa malu.
Dengan ideologi itu Southampton terus memainkan bola di belakang tanpa berniat menyerang hingga akhirnya Everton melakukan high pressing. Namun, ini adalah momen yang ditunggu Southampton u-23. Saat Everton melakukan pressing, Southampton langsung melakukan fast break. Kapten Southampton u-23, Endo melakukan umpan jauh ke depan. Umpan tersebut di terima oleh Kazuki.
Kazuki tidak memegang bola terlalu lama, ia langsung mengumpan bola itu kembali pada Aspint. Pertahanan Everton condong ke arah kanan untuk menutup ruang berlari Rustan tetapi Aspint mengoper bola ke kiri.
Walaupun pemain gelandang kiri tidak secepat Rustan yang bermain di kanan namun, pertahanan Everton yang condong ke kanan memudahkan gelandang kiri Southampton untuk menerobos pertahanan Everton. Setelah itu gelandang kiri Southampton segera memberikan umpan datar ke tengah kotak penalti. Aspint berlari dengan cepat menerima umpan itu. Ia kemudian melakukan tendangan palsu lalu mengumpankan bola pada Kazuki.
Kazuki menerima bola itu tetapi ia langsung dijatuhkan oleh Nkuku. Peluit wasit berbunyi, Southampton mendapatkan penalti. Suasana di kotak penalti agak panas, rekan-rekan Kazuki mendekati Kazuki untuk memastikan bahwa pemain asal jepang itu baik-baik saja.
Tentu saja Kazuki baik-baik saja, setelah berlatih berkali-kali, reaksi Kazuki setelah di jatuhkan sangat cepat sehingga meminimalkan resiko cedera. Sebaliknya, Kazuki dengan sengaja mengarahkan lutut dan sikut pada Nkuku.
"Apa kau tidak apa-apa?" tanya Aspint.
Kazuki mengangguk pelan, "Aku tidak apa-apa."
Di sudut penglihatannya, Kazuki bisa melihat bahwa tim medis membawa Nkuku ke pinggir lapangan. Tentu saja luka yang diderita Nkuku tidak terlalu fatal, Kazuki menghindari area seperti vital, bagaimana pun ia tidak sekejam itu untuk melakukannya.