Chereads / Pelatihan Mimpi : Sang Juara / Chapter 27 - Debut Kazuki

Chapter 27 - Debut Kazuki

Pada menit ke 36, Southampton mendapatkan sebuah peluang. Kounde berhasil menerobos Zouma untuk pertama kalinya. Dengan kecepatannya Kounde membawa bola menuju pertahanan Tottenham. Para pemain Tottenham juga dengan cepat mundur, mereka melakukan transisi dari menyerang ke bertahan dengan cepat dan disiplin. Kounde yang tidak memiliki ruang untuk menerobos, mengembalikan bola ke tengah. Denilson menyambut bola dari Kounde, ia menerobos melewati celah antara Zouma dan Gregor. Setelah memasuki kotak penalti Tottenham, Denilson langsung melepaskan tembakan keras ke arah Llorente. Kiper Tottenham itu membuang bola tembakan Denilson ke luar lapangan. Tendangan sudut diberikan pada Southampton.

Beberapa pemain Southampton, termasuk bek tengah mereka, yaitu Hilton pergi ke depan untuk membantu serangan Southampton dalam tendangan sudut kali ini. Pemain yang akan melakukan tendangan sudut adalah Hugo.

Wasit meniup peluitnya, Hugo berjalan pelan, kemudian melakukan tendangan menggunakan kaki kirinya. Bola melambung ke tiang jauh. Simone dan Anderson melompat memperebutkan bola. Bola tersebut jatuh di kaki Denis, pemain Tottenham tersebut menendang bolanya ke depan.

Flaminho menerima bola tersebut. Rudolf melakukan pressing untuk menjatuhkan Flaminho tetapi bola diberikan Flaminho terlebih dahulu pada Moric. Moric menerima bola itu dan berlari dengan cepat, ia melewati Hilton yang berusaha menghentikannya. Moric kemudian memberikan umpan ke kiri. Gareth Neill yang tidak dijaga siapapun, menerima bola itu dan mempercepat larinya.

Pemain bertahan Southampton yang tersisa hanya Okhalo dan Vicente sementara Tottenham memiliki Gareth, Moric, dan Shradder. Dengan hanya dua pemain bertahan melawan 3 pemain penyerang, sangat sulit bagi Southampton untuk mempertahankan gawangnya.

Dean Smith berlari ke depan untuk mencegat Gareth Neill, tetapi Gareth memberikan bola ke kanan. Shradder berlari melewati Vicente dan menerima bola itu ia kemudian menendang bola tersebut. Bola itu menggetarkan jaring Southampton. Goal kedua bagi Tottenham Hotspur.

"What a Goal! Serangan balik yang indah dari Tottenham Hotspur. Shradder berhasil mencetak goal setelah menerima umpan datar dari Gareth Neill. Southampton harus kebobolan goal untuk yang kedua kalinya dalam pertandingan ini."

"Seharusnya Hilton melakukan pelanggaran untuk menghentikan Moric daripada membiarkan Moric melewatinya. Namun tidak bisa dipungkiri kombinasi kecepatan Gareth Neill dan ketepatan Shradder sangat menakutkan."

George Eastgate mengusap wajahnya melihat goal kedua Tottenham Hotspur. Ia tidak menyangka akan kebobolan lagi. Set Piece selalu menjadi salah satu fokus utama pelatihan Southampton, bagaimanapun sangat sulit bagi Southampton untuk mencetak goal dari open play. Karena ia tidak menyangka strateginya dalam melakukan set piece malah jadi awal goal kedua Tottenham.

Setelah goal kedua ini, Southampton benar-benar pasif. Tottenham terus menyerang tanpa henti seolah tidak puas dengan dua gol. Dean Smith berkali-kali menampilkan penyelamatan indah untuk menjaga gawangnya. Para pemain bertahan Southampton juga melakukan pelanggaran-pelanggaran untuk menghentikan serangan Tottenham.

Serangan Tottenham membuahkan hasil. Pada menit ke 44, Zouma melakukan umpan crossing ke kotak penalti. Luminaire kemudian menerima bola itu dengan dadanya dan memberikan tendangan voli ke arah gawang Southampton. Tendangan itu terlalu kuat dan cepat untuk dihentikan. Dean Smith hanya bisa terdiam melihat bola masuk ke gawang yang ia jaga.

Babak pertama berakhir dengan skor 3-0, Tottenham unggul berkat goal Gareth Neill, Shradder, dan Luminaire. Ketiga penyerang depan The Lilywhite sama-sama mencetak goal. Dengan perasaan senang dan bersemangat, para pemain Tottenham berjalan menuju ruang ganti.

***

Di ruang ganti Southampton, George menatap para pemain Southampton yang kini menundukkan kepalanya. Mereka tahu George marah dengan perfoma buruk mereka. Terutama para pemain bertahan, mereka telah gagal mematikan serangan Tottenham.

George menghela nafas panjang. Dia telah menurunkan para pemain yang paling ia percayai di setiap posisinya tetapi perbedaan kualitas Southampton dan Tottenham terlihat begitu jauh sehingga George tidak bisa berkata-kata.

"Kami telah ketinggalan 3 goal. Tidak ada gunanya mempertahankan pertahanan. Babak kedua, kita akan menyerang dengan penuh. Aku ingin kalian menciptakan goal cepat sebelum menit ke 50, sehingga kita memiliki kesempatan untuk setidaknya menyamakan kedudukan.

Untuk para pemain bertahan, aku tidak peduli bagaimanapun caranya kalian harus menghentikan Gareth Neill, jika perlu gunakan pelanggaran, tidak usah ragu-ragu.

Hanya itu yang bisa kukatakan, tetaplah bersemangat, aku yakin kalian pasti bisa membobol gawang Tottenham."

Di sisi lain, Kazuki sebenarnya berharap Southampton gagal mencetak goal dan menerima nasib dan menyerah. Dengan begitu Kazuki akan mendapatkan kesempatan bermain. Sebaliknya, jika Southampton berhasil mencetak goal dan memperkecil keunggulan Tottenham maka George tidak akan menurunkan Kazuki, tidak mungkin George menyerahkan nasib Southampton pada Kazuki sebagus apapun permainan Kazuki di tempat latihan.

Beberapa saat kemudian babak kedua pertandingan antara Southampton melawan Tottenham Hotspur akan segera berlangsung. Pada waktu jeda, para komentator sudah setuju bahwa Tottenham Hotspur akan memenangkan pertandingan kali ini. Mereka tidak percaya Southampton yang selalu memiliki masalah dalam mencetak goal selama musim ini, akan mampu mencetak 3 goal melawan Tottenham dalam waktu kurang lebih 45 menit.

Tidak ada pergantian pemain di kedua belah pihak. Tottenham memulai kick-off babak kedua. Sebagai pelatih yang berpengalaman, Harry Greenknap tahu bahwa Southampton akan melangsungkan serangan putus asa, karena itu ia mengintruksikan pada Moric untuk mengatur tempo permainan selambat mungkin.

Intruksi Harry tepat sasaran karena pada awal babak kedua ini Southampton melancarkan High press yang ganas, tetapi kerja sama antarlini Tottenham begitu apik. Ketika ada pemain yang di press, maka akan ada pemain lain yang mendekati pemain tersebut sebagai opsi umpan. Kerapatan lini tengah dan umpan-umpan pendek berhasil meredam high press Southampton.

Melihat taktiknya gagal, George mengigit jarinya gugup. High press Southampton begitu mudah diatasi oleh Tottenham. Justru karena terlalu banyak melakukan high press pertahanan lini belakang Southampton menjadi agak longgar. Moric memberikan umpan panjang ke kiri pertahanan Southampton. Gareth Neill kembali melewati Benson. Setelah membawa bola ke daerah pertahanan Southampton, Gareth memberikan umpan datar ke tengah.

Luminaire menerima umpan tersebut, lalu menembak ke sudut gawang. Sayang sekali tembakan tersebut meleset ke sisi gawang. Luminaire menggelengkan kepalanya menyesal karena membuang peluang yang bagus. Ia mengangkat tangannya meminta maaf pada Gareth Neill.

Pada menit ke 70, George memutuskan untuk menyerah. Ia memberitahukan Kazuki, dan Wright-Phillips untuk melakukan pemanasan. Kemudian pada menit ke 72, Geogre memasukan Kazuki untuk menggantikan Osmund dan memasukan Wright-Phillips untuk menggantikan Kounde. Kedua pemain tersebut adalah pemain muda berbakat yang dimiliki Southampton.

"Pergantian pemain dilakukan oleh Southampton. Oh, kita lihat pemain dengan nomor punggung 28, Kazuki Kazeshima masuk menggantikan Osmund sementara pemain dengan nomor punggung 19, Wright-Phillips masuk untuk menggantikan Rudolf. Sepertinya pelatih George sudah menyerah untuk mengejar hasil imbang pada pertandingan kali ini.

Ini adalah debut karir senior Kazuki. Mari kita saksikan apakah pemain asal jepang itu mampu memberikan penampilan maksmial."