Chereads / Pelatihan Mimpi : Sang Juara / Chapter 28 - Kazuki Brace

Chapter 28 - Kazuki Brace

Kazuki membuka matanya melihat lapangan hijau di hadapannya. Sebuah pemandangan yang selalu menjadi impiannya. Ini adalah langkah pertama Kazuki dalam menggapai cita-citanya.

Suasana stadion telah sepi. Ada banyak penggemar Southampton yang pulang duluan karena mereka berpikir Southampton tidak mungkin bangkit lagi dalam pertandingan ini. Tidak ada sorakan istimewa ketika Kazuki dan Wright-Phillips memasuki lapangan. Hanya beberapa penonton yang bertepuk tangan pelan untuk menyemangati kedua remaja tersebut.

Kazuki berjalan ke posisi yang ditinggalkan oleh Osmund sementara Wright-Phillips berjalan ke tengah lapangan mengisi posisi yang ditinggalkan Rudolf.

Southampton kembali memulai permainan. Vicente melempar bola kembali ke lapangan, setelah tadi, bola sempat keluar lapangan. Hilton menerima bola tersebut, ia mengopernya pada Wright-Phillips.

Remaja itu mendribble bola ke tengah lapangan setelah itu ia memberikan bola pada kapten Simone. Pada tengah lapangan, Tottenham mulai memberikan tekanan. Simone memberikan umpan pada Hugo. Shradder dan Rouch menutup ruang Hugo sambil berusaha untuk mengambil bola dari kaki Hugo.

Hugo menarik bola itu ke belakang lalu mendorongnnya ke samping. Ia kemudian memberikan umpan panjang ke sisi kiri Southampton. Kounde berlari dan menerima umpan panjang Hugo. Kounde memberikan bola tersebut pada Wright-Phillips yang maju ke depan. Wright-Phillips menerobos ke posisi sayap menggantikan Kounde. Zouma naik untuk mencegah Wright-Phillips, tetapi remaja itu menggunakan teknik V behind dan melewati Zouma.

Sesaat setelah Wright-Phillips melewati Zouma, Kazuki yang berada di kotak penalti Tottenham dijaga dengan ketat oleh Gregor sementara Denilson dijaga oleh Anderson. Wright-Phillips membawa bola semakin ke depan lalu melakukan crossing ke tengah. Kazuki menggunakan tangannya untuk menahan tubuh Gregor sembari mencondongkan tubuhnya ke depan. Setelah itu ia menendang umpan Wright-Phillips melewati selangkangan Llorente.

"Gooaalll! Pemain nomor punggung 28, Kazuki Kazeshima berhasil mencetak goal pada sentuhan pertamanya setelah berhasil menerima umpan dari Wright-Phillips. Kedua remaja ini bekerja sama untuk mencetak goal pertama Southampton pada laga kali ini.

Masih ada kurang lebih 15 menit waktu normal. Mari kita lihat apakah Southampton bisa menyamakan kedudukan melawan Tottenham atau mereka harus menerima kekalahan pada laga kali ini."

Di lapangan Kazuki memeluk Wright-Phillips dan berkata, "Terima kasih, umpan mulai memberikan kesempatan bagiku untuk mencetak goal."

"Aku juga tidak menyangka kau bisa mengubah umpanku menjadi goal berkatmu aku mendapatkan asist pertamaku di musim ini," balas Wright-Phillips.

Para pendukung Southampton yang masih hadir di stadion bersorak untuk goal Kazuki, walaupun mereka masih pesimis dengan kemungkinan hasil seri tetapi mereka tetap mengapresiasi kerja sama antara Kazuki dan Wright-Phillips.

Dengan gol tersebut, Southampton mulai bangkit. Tottenham kembali menggunakan umpan-umpan pendek untuk menurunkan tempo pertandingan, tetapi Southampton terus memberikan high press pada Tottenham.

Pada menit ke 80, Flaminho melakukan kesalahan dalam menerima bola. Ia tidak menerima bola yang diumpankan dengan baik. Kounde langsung merebut bola sesaat setelah Flaminho gagal mengontrol bola. Pemain Southampton tersebut menggiring bola ke depan.

Kazuki bersiap untuk menerima bola tetapi di belakangnya Gregor menempel dengan ketat. Gregor berbisik pada Kazuki, "Jangan berpikir untuk melewatiku, aku akan mengawasimu." Gregor sepertinya siap untuk melakukan pelanggaran untuk menghentikan Kazuki.

Kounde memberikan umpan pada Kazuki. Di belakangnya, Gregor menekan Kazuki dengan kuat sehingga Kazuki sedikit oleng. Namun, Kazuki berhasil untuk memantulkan bola ke samping, ia kemudian memutar tubuhnya sehingga ia menghadap ke arah gawang Tottenham Hotspur. Teknik ini adalah Whiplash Turn. Salah satu teknik yang cukup sederhana tetapi sangat berguna.

Gregor memegangi baju Kazuki sehingga pemain Jepang itu tidak bisa berlari. Kazuki memberikan umpan terobosan pada Denilson. Anderson mencoba untuk memotong umpan Kazuki tetapi ia terlambat, umpan Kazuki terlalu cepat bagi Anderson. Llorente mencondongkan badannya ke kanan berusaha untuk menutup ruang tembak bagi Denilson. Denilson mengincar sudut gawang sebelah kiri tetapi tendangannya meleset dari tujuan. Bola itu memantul lagi namun Kazuki datang dan bola itu masuk ke gawang Tottenham Hotspur.

"Aku tidak percaya ini! Kazuki kembali mencetak goal! Gregor, apa yang kau lakukan?! Kau membiarkan seorang striker jenius lepas begitu saja. Penampilan yang luar biasa dari remaja asal jepang, Kazuki Kazeshima!"

Kali ini semua penggemar Southampton berteriak bersama. Suara bising memenuhi stadion St Marrys.

"Kita mencetak goal!! Aku tidak percaya ini, kita mencetak 2 goal dalam waktu yang dekat."

"Ini keajaiban! Terima kasih Tuhan telah memberikan keajaiban pada Southampton."

"Southampton! Southampton!"

Para penggemar Southampton merasakan perasaan bahagia sekaligus terharu melihat goal Kazuki. Mereka adalah para penggemar setia The Saints. Mereka akan mendukung Southampton seburuk apapun Southampton bermain. Akan tetapi, tidak bisa dipungkiri bahwa hasil buruk Southampton akhir-akhir ini membuat para penggemar The Saints merasa tertekan. Rasa tertekan dan frustasi selama ini pecah setelah Kazuki mencetak goal.

Di sisi lain, Kazuki tidak merayakan goalnya, ia membawa bola dari gawang Tottenham dan memberikan isyarat pada wasit untuk segera memulai pertandingan kembali. Jelas, aksi Kazuki diperhatikan oleh komentator dan para penggemar.

"Kazuki tidak merayakan goalnya, sepertinya dia ingin cepat-cepat memulai pertandingan. Sebuah sikap yang luar biasa dari seorang remaja berusia 19 tahun. Ia tahu bahwa Southampton masih memiliki kesempatan untuk menyamakan atau bahkan memenangkan pertandingan kali ini."

Sementara itu, para penggemar Southampton memberi tepuk tangan pada Kazuki. Mereka menghargai mental 'tidak ingin kalah' yang Kazuki miliki.

Harry Greenknap melakukan pergantian pemain. Dia menggantikan Luminaire dan Shradder dengan pemain bertahan. Jelas dia tidak ingin Tottenham kehilangan goal kembali. Pemain depan Tottenham hanya menyisakan Gareth Neill sendirian.

Tottenham memulai Kick-off, Southampton kembali melakukan pressing namun kali ini Tottenham yang unggul pemain di belakang dapat mengatasi pressing Southampton dengan baik. Southampton mencoba melakukan pelanggaran untuk merebut bola tetapi Tottenham menunda-nunda waktu permainan dengan berpura-pura duduk dan kelelahan ataupun keram. Southampton marah melihat Tottenham yang terus menerus menunda permainan, mereka meminta wasit untuk bersikap tegas. Alhasil beberapa pemain Tottenham terkena kartu kuning.

Pada menit ke 86, Moric tiba-tiba melakukan umpan terobosan jauh ke daerah pertahanan Southampton. Gareth Neill berlari dengan cepat mengejar bola. Benson bersaing dengan Gareth Neill, ia tidak ragu-ragu untuk menarik baju Gareth Neill agar pemain Tottenham itu tidak dapat melewatinya. Akan tetapi, Gareth Neill mempercepat larinya, Benson perlahan-lahan melepaskan cengkraman nya hingga akhirnya dia terjatuh setelah ia kehilangan keseimbangannya.

Sudah tidak ada pemain Southampton di depan Gareth kecuali kiper. Dean Smith maju untuk menjatuhkan Gareth. Kali ini Gareth tidak memilih untuk mencungkil bola, ia menggocek Dean Smith dan melewati kiper Southampton itu. Ia kemudian menendang bola memasuki gawang yang kosong.

Suasana stadion menjadi hening. Tidak ada yang menyangka saat momentum Southampton naik, Gareth Neill sebagai mantan pemain Southampton malah mencetak goal. Pada akhir-akhir babak kedua, Tottenham berhasil mencetak goal lewat aksi solo Gareth Neill, skor 4-2 dengan keunggulan bagi The Lilywhite.