Chereads / Pelatihan Mimpi : Sang Juara / Chapter 15 - Everton u-23

Chapter 15 - Everton u-23

Setelah pelatihan pertama berakhir, Elen segera mengirimkan laporan mengenai Kazuki pada tim utama. Melihat Kazuki secara langsung benar-benar memiliki perasaan yang berbeda dengan melihat rekaman pertandingannya.

Walaupun laporan John menyebutkan Kazuki memiliki kemampuan menembak yang cukup bagus tetapi ia tidak menyangka Kazuki mampu melepaskan tembakan yang akurat dalam waktu yang singkat. Kemampuan menembak Kazuki lebih seperti akumulasi pengalaman daripada bakat. Setiap tendangan Kazuki sangat stabil, walaupun tidak semua tendangannya menjadi goal tetapi tidak ada yang melenceng jauh dari sasaran.

Di sisi lain, kemampuan pressing dan intercept yang Kazuki lakukan juga membuat Elen terkesan. Umpannya juga sangat akurat dan tajam, beberapa kali Kazuki memberikan umpan terobosan pada sisi sayap, sayang sekali umpan tersebut gagal di kontrol dengan baik oleh rekan Kazuki.

Elen heran kenapa John tidak menulis mengenai kelebihan Kazuki dalam aspek umpan dan juga bertahan.

Kepala pelatih tim utama Southampton, George Eastgate telah setuju, bahwa jika Kazuki mampu tampil cemerlang pada 3 laga tim Southampton u-23 berikutnya, maka Kazuki akan di panggil ke tim utama.

***

Dalam beberapa hari selanjutnya, Kazuki mengikuti pelatihan Southampton u-23. Ada beberapa hal yang membedakan pelatihan di sini dengan di Manchester United u-18 dulu. Pertama, intensitas latihan lebih meningkat. Kedua, pelatihan stamina selalu menjadi fokus dalam hal pelatihan fisik. Ketiga, pelatihan taktik lebih intens. Berbeda dengan tahap yunior, pelatihan taktik yang Kazuki alami di Southampton u-23 jelas lebih teliti dan lebih rumit. Pelatihan tersebut bahkan melibatkan beberapa detail kecil yang jarang Kazuki perhatikan.

Salah satu contohnya adalah skema serangan balik. Pada saat tim bertahan, pemain paling depan bukanlah Kazuki sebagai striker tetapi Rustan Dust sebagai pemain tercepat di Southampton u-23, Dust adalah pemain yang berposisi sebagai gelandang samping. Dalam skema serangan balik, kemampuan passing Kazuki yang bagus dimanfaatkan sebagai titik tumpu.

Taktik Southampton u-23 dan tim utama tidak jauh berbeda. Formasi 4-4-2 tetap menjadi andalan. Elen mencoba memasangkan Kazuki dengan Theodor, namun gagal. Keduanya sama-sama striker murni, walaupun Kazuki memiliki kemampuan passing yang bagus tapi kelemahannya dalam menerobos lawan menjadikannya tidak efektif sebagai striker bayangan.

Setelah berlatih beberapa hari, akhirnya pertandingan pertama Kazuki sebagai anggota Southampton u-23 datang juga. Dalam starting line up yang diumumkan Elen, Kazuki masuk menggantikan Theodor yang harus puas duduk di bangku cadangan. Hal ini normal karena dalam beberapa hari Theodor yang ingin bersaing dengan Kazuki ditampar oleh kenyataan. Kemampuan Kazuki lebih komprehensif daripada dirinya.

Salah satu hal yang membedakan pertandingan liga premier 2 dengan liga premier akademi adalah kandang tim. Dalam beberapa pertandingan pada satu musim akan ada pertandingan dimana tempat pelaksanaannya itu adalah di kandang tim utama. Kebetulan pertandingan kali ini juga akan dilaksanakan di rumah Southampton F.C Stadion St. Mary's. Itu semua untuk menarik perhatian publik pada liga premier 2.

Setelah pemanasan dilakukan, Elen memberi intruksi di ruang ganti. Pelatih Southampton u-23 itu berkata : "Kami bermain di rumah kami, ada banyak pendukung yang rela meluangkan waktu mereka untuk melihat The Saints muda berlaga. Jangan kecewakan mereka."

Elen menatap ke arah Kazuki, "Kazuki, kau adalah pemain baru disini. Aku harap kau bisa beradaptasi dengan atmosfer pertandingan. Lawanmu tidak mengenalmu saat ini jadi ini adalah waktu terbaik bagimu untuk memanfaatkan kemampuanmu. Seperti strategi yang telah kita bahas, kita akan mencoba merebut goal pertama."

"Baiklah semuanya, ayo kita menangkan pertandingan ini." Elen menyemangati tim Southampton u-23 dengan energik.

Lawan Southampton kali ini adalah Everton u-23. Sebuah kebetulan yang mengherankan, Everton adalah tim yang telah 'mengambil' Belliand dari Southampton, tentunya sebagai tim cadangan, Southampton u-23 harus memberi pelajaran pada the toffees.

Kick-off pertandingan dimulai Everton u-23. Namun, setelah mereka memulai kick off pemain Southampton u-23 naik melakukan high pressing sampai ke dalam 2/3 wilayah pertahanan Everton u-23.

Striker bayangan yang menjadi rekan Kazuki adalah Aspint Delmund, adalah salah satu pesepakbola veteran yang bermain di laga kali ini. Aspint naik melakukan high pressing pada bek tengah tersebut mengumpankan bola pada gelandang tengah yang turun untuk membantu. Akan tetapi gelandang itu tidak menyadari bahwa ia di ikuti dengan cermat oleh Kazuki. Pada saat gelandang tengah itu hendak menerima bola ia tiba-tiba melihat sesosok orang berpakaian merah putih, memotong umpan bek tengah itu.

Kazuki membawa bola sebentar sebelum melakukan umpan jauh ke area kanan, dimana Rustan Dust berada. Saat Kazuki merebut bola Rustan telah berlari dengan cepat sehingga dia berhasil melewati fullback Everton. Rustan langsung membawa bola tersebut ke kotak penalti Everton.

Rustan kemudian melakukan crossing ke area kiri. Di kiri Aspint Delmund menerima umpan Rustan. Ia kemudian melepaskan tembakan, sayang sekali tembakan itu mengenai cross bar. Bola kemudian terlempar ke bagian tengah kotak penalti. Area tengah kotak penalti agak kosong karena bek Everton cenderung menjaga kedua sayap mereka.

Kazuki yang berdiri di sana sendirian menerima bola itu dengan dadanya dan melepaskan tembakan Volley. Tendangan itu sangat cepat dan akurat menusuk sisi gawang yang tidak bisa dijangkau kiper.

Tepat saat Kazuki mencetak goal, para penggemar Southampton bersorak bersama. Kazuki berlari ke pinggir lapangan diikuti oleh rekan-rekannya. Mereka kemudian berpelukan seraya memberikan selamat pada Kazuki yang berhasil mencetak goal pertamanya sebagai anggota tim Southampton u-23.

Serangan kejutan tadi membuat Southampton unggul 1 goal dari Everton tetapi Southampton tidak langsung memasang strategi serangan balik karena bagaimanapun ini adalah stadion St. Mary's, Southampton u-23 tidak ingin tampil jelek di depan stadion utama mereka. Tetapi Southampton bukanlah tim dengan keunggulan teknis, karena itu untuk mempertahankan dominasi di lini tengah, Kazuki mundur untuk membantu sementara Delmund maju menggantikan posisi Kazuki sebagai striker utama. Mereka berdua berganti peran saat Southampton menguasai bola.

Sementara itu Everton yang kehilangan bola di awal-awal segera menyesuaikan diri. Mereka mencoba melakukan pressing untuk merebut penguasaan bola dari Southampton u-23.

Kazuki yang tengah menguasai bola langsung di incar oleh dua pemain Everton sekaligus. Namun, Kazuki melakukan umpan satu dua dengan rekannya untuk lolos dari tekanan yang diberikan Everton. Ia kemudian kembali melakukan umpan jauh ke area kanan. Akan tetapi, kali ini full back lawan berhasil merebut umpan Kazuki setelah dia melakukan duel dengan Rustan. Rustan melambaikan tangannya meminta maaf karena tidak berhasil menerima umpan Kazuki.

Kini giliran Everton melakukan serangan. Semua pemain turun ke belakang melakukan transisi dari menyerang ke bertahan dengan cepat. Pemain Everton gagal melakukan serangan balik karena transisi yang dilakukan Southampton u-23 lebih cepat dari serangan balik Everton. Ini karena Everton tidak memiliki pemain yang sangat cepat seperti Rustan sehingga serangan balik mereka sangat mudah di patahkan.