Lidya memutuskan untuk tidak berangkat sekolah hari ini, selain tubuhnya yang lelah, hatinya juga perlu istirahat. Ia sudah mengirimkan pesan singkat kepada Via yang berisi ia tidak bisa menjemput Via. Via mempunyai banyak mobil di rumahnya, ia yakin kalau Via masih bisa tetap berangkat jika salah satu mobilnya berada di rumah Lidya.
Air matanya tak pernah berhenti dari semalam. Air matanya selalu berhasil menetes berkali-kali lagi. Kamarnya adalah kekacauan yang tidak berusaha ia tata. Handuk biru lembab yang dipakainya tadi malam masih tergeletak di tepi tempat tidur. Kemeja-kemejanya ada di punggung kursi, di gantungan, di tepi meja. Buku-bukunya pun berserakan di lantai. Tak ada barang yang tepat di tempatnya. Mungkin begitu juga isi kepala dan hatinya.