"Teman? Semenjak kapan lo punya teman selain gue? Lo kan anaknya cuek dan malas berbaur, cuma temanan sama gue. Teman yang mana nih yang lo maksud?"
Bodoh, mengapa alasan Anara sama sekali tidak masuk akal, seharusnya Anara mencari alasan lain. Jika seperti ini Anara pasti akan skakmat, Mikhaella tahu seluk-beluk Anara. Jadi Mikhaella pasti tahu jika Anara sedang berbohong.
"Emm, temen meeting. Kita kerja sama gitu, terus dia curhat, awalnya gue emang risih sama dia, tapi lama-lama care juga karena dia asik. Dia lagi ada masalah sama pacarnya makanya cerita ke gue, padahal gue gak tau tentang berpacaran atau apapun, jadinya gue tanya ke lo deh," timpal Anara kembali beralibi.
Gadis dengan piama tidur masih terfokus ke kukunya, menutup botol cat kuku tersebut lalu menatap Anara seolah mengintimidasi. "Baru kemarin lo bilang ke gue perusahaan seberang kantor lo ambil klien dan lo kalah tender. Jadi, yang bener yang mana?"