"Aku mau kamu punya keturunan, Mas. Aku mau kamu mendapatkan kehidupan yang jauh lebih layak. Selama ini aku masih merasa belum layak sama kamu. Selama ini aku belum bisa kasih yang terbaik buat kamu, Do."
"Kamu udah jadi yang terbaik buat aku, Mahestri. Kamu segalanya buat kamu. Kamu udah cukup baik dan kamu sangat layak buat aku. Kamu tau kan kalau aku enggak butuh keturunan? Kamu tau kan kalau aku cuman butuh kamu aja dalam hidup ini. Aku enggak mau yang lain, Sayang. Cuman kamu yang aku mau di hidup ini. Aku tau mana yang terbaik buat aku dan diriku sendiri, please. Jangan pernah merasa kalau kamu paling tau mana yang terbaik buat aku."
Mengapa orang-orang suka sekali berspekulasi tanpa memikirkan apa pun juga ke depannya? Mengapa orang-orang suka sekali memikirkan kebahagiaan orang lain padahal kebahagiaan dirinya sendiri saja sering kali dilewatkan begitu saja?