Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

MISTERI MISTER GEPENG

🇮🇩Muhammad_Fathur44
--
chs / week
--
NOT RATINGS
11.6k
Views
Synopsis
Di awal tahun 1990-an, sebuah permainan yang mengerikan terkait dengan sebuah mitos, mengenai keberadaan makhluk gaib yang terkenal dengan panggilan "Mister Gepeng" dimainkan oleh beberapa murid lelaki di sebuah sekolah. Untuk memanggilnya kita harus masuk ke toilet pada jam 11 malam dalam kondisi gelap, lalu mengetuk pintu dari dalam sambil berjalan maju mundur sebanyak 3 langkah. Kemudian ketuk kembali pintu toilet dari dalam. Saat kita membuka pintu, Mister Gepeng akan hadir tepat berada di hadapan kita. Permainan tersebut disertai dengan taruhan, untuk membuktikan keberanian mereka sebagai seorang lelaki. Sebuah permainan yang membawa rangkaian malapetaka, mengakibatkan banyak darah dan air mata yang tertumpah. Akankah mereka semua dapat selamat dari maut akibat kesombongan mereka sendiri? Apakah mereka dapat mengembalikan hantu Mister Gepeng ke alamnya, sekaligus menghentikan pembalasan sadis yang dilakukan oleh makhluk gaib tersebut.
VIEW MORE

Chapter 1 - ARWAH PENASARAN

_1990_

   "Kau saja yang melakukannya duluan!"

   "Tidak, kita sudah sepakat untuk melakukan ritual ini bersama."

   Suasana sekolah malam hari ini, sungguh sangat hening mencekam. Hujan mulai turun rintik-rintik menambah dingin dan membuat suasana semakin mengerikan saja!

    Tampak dua orang pemuda duduk di depan pintu toilet sekolah mereka. Kedua pemuda itu sedang bimbang. Mereka sangat penasaran dengan adanya hantu toilet yang kabarnya sangat menyeramkan. Jadi, mereka berdua ada di sekolah malam ini untuk membuktikan hal itu.

   "Ayo, cepat kau mulai ritualnya!" kata pemuda yang berambut ikal.

   "Iya ... aku akan mulai sekarang, jika terjadi sesuatu denganku, kau lari cari bantuan."

   "Mulai saja belum, ayolah cepat, Ton!"

     Pemuda yang dipanggil Tonny itu mulai melangkahkan kakinya maju mundur sebanyak tiga kali, ke depan dan kebelakang sambil memanggil nama Mister Gepeng berkali-kali. Kemudian mengetuk pintu toilet tersebut ... sebanyak 3 kali! Lalu setelah itu Tonny membuka pintu toilet yang berada di depannya perlahan.

   KRIEET!

      Tonny membuka pintu , ia melangkah masuk dan ternyata tidak ada apa pun di dalam sana. Ia pun menarik napas lega.

   "Halah! Tidak ada apa-apa. Sekarang giliranmu, Gil! Setidaknya aku bukan pengecut dan kau sudah membuktikannya. Aku rasa cerita hantu MR Gepeng itu hanya isapan jempol belaka," kata Tonny sambil menyalakan rokoknya.

      Ragil menghela napas panjang dan menatap sahabatnya itu.

   "Aku tidak akan berhenti penasaran jika belum membuktikannya sendiri. Sekarang, biar aku yang melakukan ritual. Kau tunggu saja di situ," kata Ragil dengan mantap.

    Ragil pun bergegas berjalan menuju ke depan pintu toilet. Lalu dia melakukan ritual yang sama persis, dengan apa yang dilakukan oleh Tonny tadi.

    Ragil maju mundur sebanyak tiga kali, sambil memanggil nama Mister Gepeng. Lalu mengetuk pintu toilet tersebut sebanyak tiga kali pula. Seketika aroma bau busuk dan bunga melati hadir memenuhi sekitar toilet tersebut.

    Lalu dengan perlahan Ragil membuka pintu toilet itu, dan tiba-tiba saja ... di hadapan Ragil, berdirilah sosok lelaki bule berlumuran darah, yang memiliki wajah gepeng dan kepala hancur! Sangat mengerikan sekali!

    Darah segar terlihat berlumuran di sekujur tubuhnya, lalu dengan cepat. Lelaki bule tersebut, menarik Ragil masuk ke dalam toilet! Dan seketika pintu toilet tersebut pun langsung tertutup sendiri dengan rapat kembali!

      Melihat hal itu Tonny langsung membuang rokok yang tengah ia hisap dan mencoba membuka pintu toilet.

   "Ragil! Woy! Ragil!" teriaknya panik. Ia mencoba untuk membuka pintu tetapi pintu itu tetap tidak bisa terbuka. Tonny menatap sekelilingnya mencoba mencari bantuan, tetapi sekolah sudah sepi dan penjaga sekolah pun tidak tinggal di area sekolah. Ia mencoba mencari alat untuk membuka pintu. Tetapi semua sia-sia. Satu-satunya alat yang ia temukan hanya linggis dan itu pun tidak bisa memaksa pintu itu untuk terbuka.

   "Kalau begitu, aku harus kembali melakukan ritual tadi," kata Tonny bermonolog.

     Pemuda itu pun tanpa ragu kembali melakukan ritual yang sama persis dengan yang pertama ia lakukan.

      Tiba-tiba, bau amis kembali menguar membuat bulu kuduk pemuda itu berdiri. Ia ingin berlari, tetapi kakinya seolah menempel dengan lantai yang ia pijak.

       Dan mendadak pintu yang tadinya tak bisa dibuka itu perlahan terbuka dan sosok mengerikan yang tadi membawa Ragil masuk muncul dengan seringai yang mengerikan.

   "Si-siapa kau?!Kembalikan sahabatku!" kata Tonny.

   "Kalian yang sudah memanggilku dan kalian harus bertanggung jawab!"

   "Ka-Kau Mr Gepeng?!"

        Terdengar suara tawa dan tanpa dapat mengelak tangan Mr Gepeng pun menangkap Tonny sebelum pemuda itu sempat berteriak meminta tolong.

   ***

_2021_

    Nathan bergegas berjalan cepat ke samping sekolahnya. Saat ini jam menunjuk kan tepat pukul 15:00 WIB. Hari ini dia ada janji dengan dua temannya yang bernama Cakra dan Heru untuk bertemu di samping sekolah mereka tersebut.

   "Hai Nathan! Akhirnya kau datang juga Bro! Hahahaa ... aku pikir kau tidak akan datang anak Mami!" teriak Cakra dengan nada suara yang terdengar mengejek sambil tertawa.

    Sikap Cakra inilah yang suka menyepelekan dirinya, yang membuat Nathan akhirnya datang untuk berkumpul di belakang sekolah. Hanya untuk sekedar merokok bersama dan membuktikan keberanian juga kejantanan mereka masing-masing.

   "Hey... menurut kalian, jika sekolah sepi seperti saat ini. Apakah ada hantu yang bergentayangan ya di setiap ruangan?" tanya Cakra dengan isengnya.

   "Hantu? Ah ... aku tidak percaya hal tersebut, seumur hidup aku belum pernah menemukan hantu. Itu hanyalah cerita, untuk menakut-nakuti seorang anak saja," jawab Heru dengan sombongnya.

   "Bagaimana menurutmu Reno? Apakah kau percaya dengan adanya Hantu?" tanya Cakra kepada Nathan sambil menoleh kearahnya.

   "Sejujurnya ... aku juga tidak pernah bertemu dengan hantu, jadii ... aku juga tidak terlalu meyakini kebenarannya! Dan ... aku rasa, aku juga tidak takut dengan hal semacam itu!" jawab Nathan berusaha menunjukkan rasa beraninya, terhadap apa yang saat ini mereka bicarakan. Padahal sesungguhnya ada perasaan takut yang mulai menyelinap di dalam hatinya saat ini.

   "Wah ... aku semakin suka dan salut sekali dengan teman kita yang satu ini Heru! Tampaknya Nathan seorang yang sangat pemberani ya? Luar biasa! Hahahaa ...," komentar Cakra sambil bertepuk tangan memuji Nathan dan tertawa bangga.

Mendengar pujian yang keluar dari mulut Cakra temannya tersebut, hati Nathan semakin bertambah bangga.

   "Bagaimana kalau kita bertaruh?" tanya Heru dengan nada suara yang nampak mulai terdengar serius.

   "Bertaruh bagaimana maksudmu,Her?" tanya Cakra sambil memasukkan kuaci ke dalam mulutnya dengan cepat.

   "Kalian pernah mendengar cerita tentang Mr. Gepeng?" tanya Heru dengan raut wajah yang serius, dan mencoba menciptakan suasana horor bagi kedua temannya tersebut.

   "Cerita tentang Mr. Gepeng? Kau ini ada-ada saja, namanya saja sudah lucu Mr. Gepeng?! Hahahaa ... itu hantu atau pelawak bro? Hahahaa," seloroh Cakra sambil tertawa terbahak-bahak.

   "Aku serius Cakra! Aku rasa ... jika kau mendengar ceritaku, kau pun belum tentu berani untuk melakukan ritualnya!" ujar Heru dengan gemas dan kesal.

   "Apa? Kau bilang aku tidak berani? Jangan merendahkan aku kawan! Kau tahu sendiri kan bagaimana aku? Anak STM sebelah saja, habis aku hajar! Apalagi Mr. Gepeng tersebut! Hahahaa ..." ujar Cakra masih dengan tawanya yang mengejek.

   "Aku serius Cakra!" kata Heru dengan nada suara yang terdengar bertambah kesal.

   "Aku juga serius Heru! Mr. Gepeng?! Hahahaa ..." ujar Cakra masih terus tertawa terbahak-bahak.

   "Kalau kau memang serius dan berani, bagaimana kalau nanti malam. Jam 10 kita ketemuan di sekolah kita ini?" tantang Heru kepada Cakra.

   "Untuk apa nanti malam kita ke sini Heru?" tanya Nathan yang sejak tadi hanya diam saja.

   "Kita saling bertaruh dengan bermain game, untuk mengetahui siapa yang paling pemberani di antara kita bertiga. Jika ada yang takut, berarti dia harus menyerahkan handphone miliknya kepada yang berani!" kata Heru memberikan usulannya.

   "Memangnya apa tantangannya, Her?" tanya Cakra sambil berusaha menghentikan tawanya. Tampak sekali jika Cakra sangat menyepelekan apa yang disampaikan oleh Heru.

   "Kita bertiga harus menunjukkan keberanian, untuk memanggil Mr. Gepeng secara bergantian. Siapa yang tidak berani berarti kalah! Dan harus menyerahkan handphone miliknya. Tapi kita tidak akan melakukannya sekarang, karena aku pikir tantangannya kurang seru. Kita akan melakukannya nanti malam? Bagaimana?" tanya Heru sambil nyengir dan mengangkat kedua alis matanya berulang kali, dengan tatapan mata yang menantang.