Chereads / MISTERI MISTER GEPENG / Chapter 3 - BATANG KOREK API PENENTU

Chapter 3 - BATANG KOREK API PENENTU

Berarti semua aman, apa lagi tidak ada Mama di rumah. Nathan segera mengunci pintu kamarnya, lalu melompat melalui jendela kamar. Dengan kecepatan tinggi, dia berlari menuju pintu gerbang rumah. Kemudian membukanya lalu keluar dan berjalan cepat menuju ke ujung gang. Dia langsung memesan ojek online untuk mengantarkannya

"Malam-malam ngapain ke sekolah Mas?" tanya supir ojek itu. Rupanya dia merasa penasaran dengan kedatangan Nathan ke sekolah di malam hari.

"Ada kegiatan ekstra kurikuler, Bang ," jawab Nathan sekenanya.

"Oh begitu," ucap supir Gribe bike tersebut sambil tersenyum.

Tidak berapa lama kemudian mereka pun tiba di depan pintu gerbang sekolah Nathan. Setelah turun dan membayar ongkos , Nathan segera masuk ke dalam sekolah. Di belakang sekolahnya sudah nampak Heru dan Cakra sedang duduk menunggu dirinya.

"Akhirnya, kau datang juga Nathan! " ujar Heru sambil tertawa kecil menyambut kedatangan Nathan.

"Aku pikir, kau tidak akan datang teman!" ucap Cakra sambil tertawa menggoda.

"Mana mungkin aku tidak datang guys, aku tidak mau kehilangan uang juga handphone aku, jadi aku pasti datang, lah," jawab Nathan berusaha bersikap santai sambil tersenyum lebar.

"Baiklah kalau begitu kita langsung saja berjalan, menuju ke toilet sekolah sekarang juga!" ajak Heru dengan penuh semangat sambil tersenyum.

"Oke!" jawab Cakra dengan beraninya.

Lalu mereka pun segera berjalan menuju ke toilet sekolah, yang tidak jauh dari tempat mereka berkumpul saat ini.

Suasana sekolah yang lengang, sepi, dan gelap menciptakan suasana yang sangat mencekam. Sungguh sangat berbeda dengan suasana sekolah pada saat di siang hari.

Ketiga remaja tersebut, berjalan secara berjajar menuju ke arah toilet sekolah mereka dengan perasaan masing-masing. Pada saat itu entah mengapa, hati Nathan dapat merasakan sebuah firasat yang sangat tidak enak sekali.

Sepanjang perjalanan menuju ke toilet sekolah, Nathan teringat akan ajaran guru mengajinya dan juga percakapannya di meja makan dengan Abangnya Bimo.

Seketika Nathan langsung membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an yang dia hafal di dalam hatinya tanpa terputus. Dia tidak ingin ada sesuatu hal yang buruk, yang akan terjadi dengan dirinya karena kecerobohannya kali ini. Dan untungnya Bang Bimo mengingatkannya tadi akan hal tersebut. 'BAHWA MAKHLUK GHAIB ITU ADA!' Kalimat Abangnya Bimo tersebut yang terus menerus terngiang di telinga Nathan saat ini.

Toilet sekolah terlihat berjajar sebanyak enam buah pintu, yang di sekat tembok masing-masing tiga ruang. Tiga ruang toilet untuk siswa perempuan, dan tiga ruang toilet untuk siswa laki-laki. Nathan, Cakra dan Heru berdiri di hadapan toilet tersebut.

"Kita mau menggunakan toilet sekolah yang mana teman-teman? Toilet untuk anak perempuan atau laki-laki?" tanya Cakra sambil menoleh kearah Heru.

"Terserah kau saja Cakra!" jawab Nathan sambil berusaha tersenyum.

"Kalau begitu ... kita gunakan saja toilet untuk anak lelaki!" jawab Cakra memutuskan. Lalu mereka bertiga pun berjalan mendekati toilet untuk anak lelaki tersebut.

"Mana uang dan handphone kalian? Kita kumpulkan sekarang, lalu letakkan di atas kursi panjang tersebut. Agar tidak ada diantara kita yang bisa berbohong dan mengelak dari perjanjian!" perintah Heru sambil mengumpulkan uang dan handphone mereka bertiga, lalu meletakkannya di atas kursi panjang yang tidak jauh dari toilet tersebut.

"Sekarang siapa yang akan melakukannya terlebih dahulu?" tanya Heru sambil tersenyum menyeringai penuh arti.

"Terserah saja !" sahut Nathan ragu.

"Sebaiknya diundi saja, agar tidak ada kecurangan," usul Heru lagi.

"Okey, aku setuju!" jawab Cakra sambil menganggukkan kepalanya.

"Baiklah ... kebetulan aku membawa korek api. aku akan mengambilnya tiga batang, dan akan mematahkannya satu buah. Barangsiapa mendapatkan korek api yang pendek, berarti dia yang terlebih dahulu mencobanya. Bagaimana?" usul Heru sambil menatap kearah temannya satu persatu, saat ini suasana semakin tegang dan membuat bulu kuduk berdiri.

"Setuju!" jawab Nathan dan Cakra hampir secara bersamaan.

Setelah memutuskan secara bersama, Heru segera mengeluarkan korek api miliknya dari dalam saku celana. Lalu bergegas memilih tiga batang, kemudian memendekkannya satu. Setelah itu mereka masing-masing pun memilih batang korek api tersebut, dan ternyata Nathan mendapatkan giliran yang pertama!

"Kau dapat giliran yang pertama Nathan! Apakah kau berani untuk melakukannya atau tidak?" tanya Heru sambil tersenyum menyeringai menggoda.

"Aku berani!" jawab Nathan berusaha memberanikan diri dan menutupi rasa takut yang menghinggapi dirinya saat ini.

Padahal hati Nathan saat ini merasa sangat ketakutan sekali, keringat dingin mulai mengucur ke seluruh tubuhnya. Hanya karena suasana dekat toilet sekolah mereka ini, memiliki penerangan yang remang-remang saja sehingga raut wajahnya tidak terlalu terlihat dengan jelas.

"Kau ingat kan bagaimana caranya untuk memanggil Mister Gepeng itu, Nathan?" tanya Heru memastikan, masih sambil menyeringai penuh arti.

"Tentu saja aku masih ingat Heru!" jawab Nathan dengan cepat.

"Baiklah, kalau begitu, kau langsung mulai saja ritual pemanggilan Mister Gepeng tersebut!" perintah Heru seperti seseorang yang tidak sabar.

"Baiklah ..." jawab Nathan dengan singkat.

Lalu Nathan berdiri di depan pintu toilet. Sedangkan Heru dan Cakra berdiri agak menjauh di dekat kursi panjang, tempat mereka menaruh uang juga handphone mereka semua tadi.

Nathan beristighfar di dalam hatinya berulang kali, lalu membaca ayat suci Al-Quran uny meminta perlindungan penuh kepada Allah subhanahu Wa ta'ala.

Suasana sekolah malam hari ini, sungguh sangat hening mencekam. Hujan mulai turun rintik-rintik menambah dingin dan membuat suasana semakin mengerikan saja!

Nathan memulai ritualnya, sedangkan Heru dan Cakra melihatnya dengan ekspresi wajah yang nampak sangat tegang sekali! Nathan mulai melangkahkan kakinya maju mundur sebanyak tiga kali, ke depan dan kebelakang sambil memanggil nama Mister Gepeng berkali-kali. Kemudian mengetuk pintu toilet tersebut ... sebanyak 3 kali! Lalu setelah itu Nathan membuka pintu toilet yang berada di depannya perlahan.

Krieeet!

Nathan, Heru dan Cakra menahan nafas mereka masing-masing. Ketegangan nampak menyelimuti suasana di sekitar mereka saat ini. Nathan memegang gagang pintu toilet, lalu membukanya dengan cepat. Dan nampaklah di hadapannya, sebuah ruang toilet kosong! Yang hanya terlihat sebuah lubang toilet, ember dan sebuah gayung yang berada di dalamnya.

"HufFf... alhamdulillah!" ujar Nathan. Di dalam hati, pemuda itu merasa sangat lega.

Setelah itu Nathan kembali menutup pintu toilet tersebut dengan cepat, lalu berjalan menuju kearah Heru dan Cakra yang sudah menunggunya.

"Bagaimana? Aku sudah melaksanakan tugasku dengan sangat baik bukan? Sini! kembalikan handphoneku, sekarang tinggal kalian yang harus menunjukkan keberanian kalian!" seru Nathan sambil mengambil handphone miliknya yang berada di atas kursi panjang.

"Okey, aku mengakuinya ... kau memang seorang pemberani Nathan! Aku salut denganmu Bro!" puji Cakra sambil menepuk pundak Nathan dan tersenyum lebar.

"Baiklah ... saat ini, siapa yang akan menunjukkan keberanian selanjutnya?" tanya Nathan sambil melihat kearah Cakra dan Heru secara bergantian.

"Biar aku saja terlebih dahulu!" jawab Cakra mengajukan dirinya sambil tersenyum menyepelekan.