"Aku terima tantanganmu Heru! Bagaimana dengan kau Nathan? Apakah kau berani menerima tantangan Heru ini?" tanya Cakra sambil menoleh kearah Nathan.
"A-aku ... aku berani, mengapa tidak?!" jawab Nathan dengan gugup dan berusaha memberanikan dirinya.
"Ingat ya, nanti malam jam 10! Kita akan bertemu disini, tepat di tempat ini!" ujar Heru lagi mengingatkan.
"Memangnya, bagaimana ritual yang akan kita lakukan, untuk memanggil Mr. Gepeng itu, Her?" tanya Nathan dengan suara yang sedikit bergetar. Karena rasa takut mulai menyusup ke dalam hatinya.
"Mudah saja, menurut legenda ceritanya. Kita tinggal berjalan maju mundur sebanyak 3 kali, sambil memanggil nama Mr. Gepeng di depan pintu toilet. Maka pada saat pintu toilet terbuka, maka kita akan melihat kehadiran Mr. Gepeng tersebut dihadapan kita," tutur Heru menceritakan.
"HufFf ... semudah itu kah Heru? Hah!" seru Cakra meremehkan cerita legenda tersebut.
"Kau bicara jangan sembarang Cakra, kalau ternyata legenda tersebut benar bagaimana? Hah!?" tanya Heru dengan nada suara yang mulai nampak kesal, dengan sikap Cakra yang sok jagoan tersebut.
"Tidak mungkin Her! Mana ada hantu ... itu kan cuma legenda saja, cerita yang di besar-besarkan!" jawab Cakra dengan Santainya.
"Sebenarnya ... kenapa dia disebut dengan panggilan Mr. Gepeng, Heru? Pasti ada alasannya kan?" tanya Nathan penasaran, raut wajahnya nampak mulai cemas dan hal tersebut tidak dapat disembunyikannya lagi.
Mendengar pertanyaan Nathan tersebut, Heru langsung menoleh ke arahnya dan memberikan sebuah penjelasan.
"Kalau dari cerita yang aku dengar, hantu tersebut di panggil dengan sebutan Mister Gepeng. Karena dulu di mana kabarnya sosok Mister Gepeng sering muncul di dalam toilet gedung pencakar langit dan toilet sekolahan. Sosok dari urban legend ini berupa pria separuh baya berwajah indo alias bule, dengan kondisi muka hancur dan gepeng. Menurut cerita, pria ini terbunuh akibat terjepit pintu lift di suatu gedung pencakar langit di Jakarta. Banyak mitos yang menceritakan, kalau Mister Gepeng bisa dipanggil dengan ritual maju dan mundur sebanyak tiga kali di dalam toilet, kemudian kita ketuk pintu toilet lagi sebanyak tiga kali. Setelah melakukan hal tersebut, buka pintu toilet akan terbuka dan … tadaaaa! Hantu Mister Gepeng akan muncul di hadapan kita!" tutur Heru mengakhiri ceritanya tersebut dengan suara yang terdengar menakuti.
"Benarkah cerita legenda tersebut Heru?" tanya Nathan semakin penasaran.
"Aku juga tidak tahu, kalau mengenai benar atau tidaknya hal tersebut. Makanya , aku menantang kalian berdua, untuk membuktikan kebenaran cerita tersebut. Apakah kalian berani?!" tanya Heru sambil mengangkat kedua alisnya dan tersenyum menantang.
"Aku sudah bilang kepadamu Her, itu sih masalah kecil! Aku pasti berani, masalahnya ... apakah Nathan teman kita ini berani?! Hehehe," tanya Cakra menantang sambil tersenyum menyeringai ke arah Nathan.
"Tenang saja teman-teman, aku pasti akan datang ke sini tepat jam 10 malam!" sahut Nathan akhirnya menjawab tantangan Heru tersebut.
"Baguslah kalau begitu, yang takut berarti harus menyerahkan handphone-nya beserta uang sebesar lima ratus ribu rupiah, kepada yang berani ya! Kalian ingat perjanjian kita ini, jangan ada yang mengingkarinya, oke?!" kata Heru menegaskan.
"Oke!" jawab Nathan dan Cakra hampir bersamaan.
"Sip lah kalau begitu! Tunjukkan kepada dunia, bahwa kita adalah seorang lelaki sejati guys! Hahahaaa ..." seru Lintang berteriak keras. Ia pun berdiri sambil mengepalkan kedua tangannya kemudian tertawa lepas.
Setelah selesai menikmati rokok dan kuaci, akhirnya mereka memutuskan untuk segera pulang mengingat hari sudah semakin senja.
"Udah sore, balik yuk!" ajak Heru.
"Aah, cemen! Baru jam segini udah ribut pulang!" komentar Cakra sambil tersenyum mengejek.
"Bukan begitu bro! Motorku ini mau dipakai oleh abangku buat kerja shift malam. Bisa ngamuk dia kalau berangkat kerja motor belum juga kembali," jawab Heru menjelaskan.
"Ya sudah kalau begitu, baliklah kita sekarang. Kau bawa motor Nathan?" tanya Cakra sambil menoleh kearah Nathan.
"Bawa! Tenang saja, kau bisa nebeng denganku," jawab Nathan sambil tersenyum tipis.
"Ya sudah kalau begitu aku ikut kau! Nanti kita mampir sebentar untuk membeli es kelapa di tempat langgananku, nanti kau aku traktir," ujar Cakra sambil tersenyum lebar.
***
Saat ini jam menunjukkan tepat pukul 22:00 WIB. Nathan tampak terduduk di pinggir tempat tidurnya. Keraguan menghantui dirinya, saat ini adalah waktunya untuk bertemu dengan kedua temannya Cakra dan Heru.
Tadinya Nathan begitu yakin akan menjalankan taruhan dengan kedua temannya tersebut. Tapi setelah bercerita dengan Abangnya Bimo, seketika hatinya menjadi ragu. Bagaimana jika cerita tentang urban legend tersebut adalah benar? Bagaimana jika Mister Gepeng tersebut benar-benar ada, dan berdiri di hadapan mereka nanti?! Astagfirullahaladzim! Hufff.
Tiba-tiba ponselnya berdering dengan keras. Nathan menoleh spontan kearah handphone yang tergeletak di atas tempat tidurnya. Ia menghela napas panjang saat tau siapa yang meneleponnya.
"Hallo ...."
"Hallo, udah sampai mana Bro? Aku sudah di sekolah nih! Jangan bilang kau masih di kamarmu, dan bersembunyi di balik selimut karena ketakutan ya? Hahahaa ..." seloroh Cakra menggoda Nathan.
"Mana mungkinlah, sebentar lagi aku akan tiba di sekolah. Makanya ... kau jangan berisik terus, tutuplah teleponmu itu. Kalau kau terus menelpon, aku tidak bisa sampai di sekolah, karena hanya akan menemanimu mengobrol saja di handphone Cakra!" seru Nathan dengan suara yang mulai kesal.
"Oke, aku akan menutup telepon ini. Tapi segeralah kau datang ke sini Nathan, dan jangan lupa ya ... bawa uang juga handphone-mu yang bagus itu! Hehehee," ucap Cakra lagi mengingatkan sambil tertawa terkekeh.
"Baiklah, bagaimana dengan Heru? Apakah dia sudah datang?" tanya Nathan.
"Paling sebentar lagi juga dia datang, kalau sampai tidak datang. Habislah dia olehku nantinya," ujar Cakra dengan gemasnya.
"Ya sudah lah, aku OTW sekarang ya," ucap Nathan lalu menutup hubungan teleponnya tersebut.
Nathan menarik napas panjang lalu menghelanya perlahan. Nampaknya dia tidak bisa menghindari dari ini semua, mau tidak mau dia harus melaksanakan perjanjian dengan teman-temannya tersebut.
Jika tidak, handphone hadiah ulang tahun dari almarhum Papanya yang berharga mahal ini. Dijamin akan melayang, menjadi milik Cakra atau Heru. Dan jika itu terjadi, Bang Bimo juga Mama pasti akan marah besar kepadanya.
Ia berjanji ini yang terakhir, setelah malam ini ia tidak mau dekat dengan Cakra dan Heru lagi. Nathan sadar mereka berdua membawa dampak buruk baginya. Apa lagi sifatnya yang mudah dipengaruhi dan dipanasi oleh orang. Dan Nathan juga berjanji, tidak akan membuat sebuah perjanjian sembarangan lagi seperti saat ini.
Entah mengapa dia ingin sekali mengerjakan shalat Isya terlebih dahulu. Lalu dengan segera dia pun pergi mengambil air wudhu dan mengerjakan ibadah shalat Isya. Setelah itu Nathan mengintip dari balik pintu kamar, dilihat Abangnya Bimo sudah masuk ke dalam kamarnya rumah tampak sepi sekali.