.
.
"ckitt..." suara sepeda tak asing menghapiri Adeline dari belakang.
"Hei babe", panggil seorang laki-laki dengan akrab kepada Adeline.
"ew, don't call me babe!", tolak Adeline tegas.
Dia adalah Lucas Bert Zander, teman satu-satunya Adeline di amrik. Lucas lahir dan besar disini, tetapi sebenarnya dia adalah orang indonesia. Nyokap bokapnya memutuskan untuk tinggal disini setelah menikah.
"Morning pretty", sapa Lucas dengan lembut.
"Mood gue gabagus, bye." balas Adeline sambil berjalan hendak meninggalkan cowo berambut pirang tersebut.
"ehh tunggu dong cantik. lemme guess, that dream?".
yap, Lucas adalah teman satu-satunya Adeline, sekaligus satu-satunya orang yang mengetahui mimpi aneh Adeline, yang bahkan Betty tidak mengetahuinya.
"c'mon, sampai kapan lo mau sembunyiin itu dari betlove?"
- Lucas manggil nyokap gue dengan sebutan betlove. Kenapa? gatau dia orang gila. -
"Lucas."
"Oke oke. Here, breakfast", ucap Lucas sembari menyodorkan sebuah sandwich dari tangannya untuk Adeline.
"I had breakfast", jawab Adeline singkat.
Setiap pagi, Lucas selalu memberikan sarapan untuk Adeline yang selalu bangun telat karena mimpinya. Tetapi pagi ini, kenyamanan tidur Adeline dibangungkan oleh suara Betty, membuat ia tersentak dari alam bawah sadarnya.
"Well, double breakfast!". Kepercayaan diri Lucas memang tidak bisa diragukan lagi, ia bahkan dengan santai teriak lantang seperti itu, dengan bonus senyumannya yang mematikan hati para perempuan di kampus itu.
Karena malu menjadi pusat perhatian satu kampus, Adeline hendak berjalan cepat meninggalkan cowo berambut pirang tersebut, namun tindakan Lucas memang tidak bisa dihentikan. Ia merangkul Adeline membuat Adeline tambah malu dan harus menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya.
"ih! malu-malu in", bisik Adeline pelan.
"How 'bout going to class? telat nih", Lucas mengalihkan topik mereka, membuat Adeline tambah kesal.
"dih, siapa suruh nungguin gue?", balas Adeline cemberut, Ia menepis tangan Lucas.
Kali ini, ia benar-benar meninggalkan Lucas.