Sesampainya dirumah Adeline meletakan tubuhnya di atas sofa ruang tamu. Kakinya lemas, ia bahkan tidak sanggup untuk berjalan kekamarnya. Seketika pipinya dibasahi dengan tetesan air mata yang mengalir secara tiba-tiba.
drrttt... drrttt...
Ponselnya berdering, itu Lucas. Adeline langsung mengangkat telfonnya.
"Umm... gue.. gue bukan bermaksud menggangu.. gue cuma mau bilang gue udah balik ke kampus dan gue udah absenin lo", ucap Lucas ragu-ragu lewat telfon itu.
"huhu.. gue.. gue gamau lepas itu.. tapi.. huhu.. huhu.."
"Del? Deline lo gapapa?!", tanya Lucas sedikit panik.
"huhu.. Lucas.. gue capek.. gue.. huhu.. gue mau ke Indonesia.. gue mau selesain semuanya huhu..", balas Adeline sambil masih menangis.
"Deline.. tarik nafas, buang, tarik nafas, buang. Maaf ya, gue udah bentak lo tadi, gue ngerti. Sekarang lo istirahat ya, kita bahas ini nanti", Lucas berusaha menenangkan Adeline sementara dirinya masih menahan diri untuk tidak menyusul temannya itu, karena Adeline tidak suka didatangi jika kondisinya seperti itu.
Telfon dimatikan. Masih tidak sanggup berjalan menuju kamar, Adeline berbaring di sofa ruang tamu sambil berusaha menenangkan dirinya, tanpa sadar ia terlelap.
.
(dalam mimpi Adeline)
Terlihat seorang laki-laki tertawa riang di tengah rerumputan indah yang membentang luas dihiasi dengan mawar-mawar cantik berwarna merah. Sosok laki-laki itu menatap Adeline sambil tersenyum kearahnya.
"Halo, kita ketemu lagi" sapa Adeline seperti biasa.
"Apa kabar?". Ya, suara khas nya sudah membuat Adeline terbiasa.
Tiba-tiba wajah sosok laki-laki dalam mimpinya itu yang biasanya seluruhnya samar-samar, perlahan bagian bibir dan hidungnya mulai terlihat jelas.
'hah.. mulutnya.. idungnya.. apanih?' pikir Adeline heran. Bibirnya yang berbentuk seperti love dengan warna pink soft serta hidungnya yang mancung tajam perlahan-lahan mulai terlihat.
Adeline berulang kali mencoba mengucek-ngucek mata menggunakan tangannya untuk memastikan bahwa yang ia lihat benar.
"kenapa? KENAPA BARU SEKARANG?! LO.. LO.. SEBENERNYA SIAPA?!", teriak Adeline tiba-tiba pada sosok laki-laki itu.
"gue.. huhu.. gue capek.. berapa lama lagi gue harus nunggu.. sampe lo bener-bener jelas huhu..", lututnya lemas sampai akhirnya ia terjatuh di rerumputan tersebut, sambil mengusap-usap pipinya yang dibasahi air matanya.
Laki-laki itu datang kearah Adeline, lalu duduk disamping nya. Terlihat beberapa kali laki-laki itu menepuk pundak Adeline dengan lembut.
"Datanglah, datanglah padaku. Banyak hal yang harus kita bicarakan", ucap nya sambil masih menepuk pelan pundak Adeline, berusaha menenangkan nya.
"Buat apa?! gue.. gua gatau lo siapa, buat apa?!", balas Adeline setengah berteriak.
Tanpa menjawab apapun lelaki tersebut memeluk Adeline. Tanpa menolak juga, Adeline akhirnya melepaskan tangisannya dipelukan laki-laki itu.