Kendaraan yang silih berganti melintas sudah tidak terlihat lagi di mata May, seakan kepedihanya melebihi rasa sakit Anne. Air matanya berbeda dari sebelumnya, itu lebih deras dan tersedu-sedu.
Vino tidan terlalu pandai membuat May tenang, ia hanya mampu mengelus pundak May dan meminta ma'af atas Perkataanya yang membuat May semakin panik dan hilang kepercayaanya bahwa Anne masih bisa di selamatkan.
"Iya, maafin aku. Kita sama-sama berdo'a, dan yakin pasti Anne masih bisa di selamatkan" Ucap Vino menenangkan, ia membelai lagi kepala May yang kucel, lalu meniupnya satu kali karena ada serangga yang sempat hinggap di rambutnya.
"Jangan masih gitu dong kak, yakin Anne pasti sembuh gitu loo!!!" Ternyata masih belum benar menurut May, perkataan Vino terlalu pesimis untuk meyakinkan dirinya.
Vino menarik nafas lalu membuangnya pelan-pelan, mencoba menenangkan dirinya dengan tidak menanggapi kicuan May lagi. Ia tetap memeluk May dari belakang, tapi tanpa May sadari.