Suara sirine saling bersautan membuat telinga nyaria berdarah, hati ternyanyat dan fikiran mati. Tidak ada yang menandakan bahwa sirine adalah kabar gembira, itu adalah kabar duka. Entah masih sakit, atau sudah terpanggil.
May mengamati dua pasang Suami istri tengah menangis histeris sambil mendorong ranjang tidur seorang Ibu yang sedang terbaring lemah, terlihat ada harapan besar dari mereka untuk berjuang mempertahankan ibunya.
Air matanya pelan-pelan mengalir, ternyata ia tidak sendiri. Banyak orang yang sedang berjuang sama seperti dirinya, memang sulit mengatur hati, apalagi jika harus selalu bersyukur. Memang bersyukur itu baik, tapi tidak semudah mengangkat kapas di atas kertas.
Tubuh May bersandar di dinding, dengan kaki menjulur ke depan dan kepala miring tidak berdaya. Ia sepettii orang tak sadarkan diri, pandangan kosong dan wajahnya pun pucat.