Chereads / HARTA TAHTA VIRA / Chapter 24 - Doni kehilangan jejak

Chapter 24 - Doni kehilangan jejak

" tapi iya juga sih ham, aku udah kangen banget sama temen temen semua, sama suasana sekolah terutama aku kangen banget sama puput dan ayuk "

" sama aku nggak kangen? "

tanya ilham susuli ucapan vira.

dan doni pun yang duduk di sebelah mereka menahan tawa, mendengar ucapan ilham, dan akhirnya tawa itu pun terlepas, hingga pada akhirnya mereka semua pun ikut tertawa lepas.

" vir sebenarnya ada yang ingin ku omongin ke kamu nih, "

" ya udah ngomong aja, "

" serius ini, "

" iya, ngomong aja emang ada pa sih"

" vir, Robert itu sampai saat ini masih punya pacar "

" la trus kenapa? mau dia punya pacar mau dia nggak, apa urusannya dengan aku, "

" ya nggak, aku ngasih tau kamu aja vir, biar kamu nggak salah menilai nantinya "

kali ini obrolan mereka lumayan serius ilham mencoba menyusun posisi terbaik di antara hubungan mereka. walau ia belum tau persis isi hati vira namun ia berusaha mengambil peran positif di hadapan vira.

tak lama kemudian, Doni segera menagih janji pada ilham.

" ham, ayok,, "

ucap doni lirih sambil menggerak gerakan alisnya, memberi isyarat pada ilham yang tengah asyik ngobrol sama vira. ilham pun mengerti maksud doni lalu segera ilham berpamitan pada vira.

" ya udah vir udah malem nih kami pulang dulu ya"

" iya udah, makasih ya ham, don kalian udah repot repot mau jenguk ayah ku lagi"

" iya vir sama sama, ya udah

sampai ketemu di sekolah ya"

ilham dan doni segera bersalaman pada kedua orang tua vira dan berpamitan untuk pulang. malam itu adalah malam yang ke sekian kalinya doni ngajakin ilham ke kafe yang sama, ilham pun sebagai sahabat dekatnya doni selalu menemaninya untuk cari perhatian ke salah satu barista yang doni incar.

di perjalanan dari rumah sakit menuju cafe, motornya berjalan santai sambil mereka berdua ngobrol.

"Don kamu yakin sukak beneran sama barista itu? "

" ya iya lah, kamu pakek nanyak lagi ham"

" tapi udah brapa kali lo kamu ngajak aku ke kafe itu don, "

" iya trus kenapa? kamu keberatan, nggak mau. wah parah kamu ham, sebagai sahabat setiap kamu minta anterin kemana aku anterin, kamu minta bantuan, aku bantuin, giliran aku minta temenin aja kamu keberatan"

" haha, kenapa kamu jadi nyolot don, siapa jugak yang bilang aku nggak mau anterin, nemenin kamu ha? aku kan nanyak udah berapa kali kamu ngajak aku ke kafe itu don, "

" tuh kan,,, buktinya kamu nanyak udah berapa kali, berarti kamu keberatan ".

" doni, makanya kalo temen mu ngomong dengerin baik baik jangan main nyolot aja. kamu itu udah ngajak aku berkali kali ke kafe itu, tapi coba sekarang aku tanya kamu udah tau namanya barista yang kamu incar itu siapa? "

mendengar ucapan ilham itu doni terdiam seribu bahasa, ia sadar kalau selama ini ia banyak menghabiskan waktu untuk melihatnya dari jarak jauh dan dekat namun sampai saat ini ia belum pernah berani untuk berkenalan.

" iya jugak sih ham "

" makanya itu don, trus buat apa kamu ngajak aku nemuin dia, kalo kamu nggak memberanikan diri buat kenalan. "

doni menghirup nafas panjang, dan berusaha memasukkan omongan ilham ke dalam hatinya yang paling dalam, agar ia mampu memberanikan diri untuk berkenalan langsung dengan barista itu.

" iya udah, ntar aku bakal beranikan diri buat kenalan ham"

" nah gitu dong, itu baru sahabat aku"

ilham memberi suport pada doni dengan memberi desakan mental, ilham sebenarnya sangat faham akan karakter sahabatnya itu, namun ia ingin mencoba untuk memberi perubahan mental pada sahabatnya itu dengan selalu di desak.

saat jarak kafe itu mulai dekat, kira kira hampir sampai doni mulai tegang dan seluruh badannya mengeluarkan kringat dingin. tiba tiba laju motornya di hentikan

" ham kamu aja yang nyetir"

" lah kenapa don, udah deket jugak"

" udah kamu aja yang nyetir,"

doni langsung menjagang motornya dan turun dari motornya sedang ilham masih tetap duduk di atas motor. terpaksa ilham yang nyetir motornya. segera ilham mengambil alih kendali dan doni pun naik di boncengin ilham.

" kamu kenapa sih don, kok tiba tiba nyuruh aku nyetir motor? "

" aku lagi berusaha nyusun mental ini ham, katamu aku harus berani kenalan malam ini, makanya kamu setirin dulu motornya. "

ilham tertawa terpingkal pingkal mendengar penjelasan doni itu.

" iya juga sih don. aku akuin niat besar mu don"

Tak lama kemudian mereka sampai di cafe biasanya yang mereka maksud. agaknya malam itu cafe sudah hampir penuh tak berbeda dengan malam amalm biasanya, cafe itu memang selalu di penuhi dengan anak anak muda, baik datang bareng pacarnya maupun bareng bareng sahabat sahabatnya, ilham segera mencari lokasi parkir yang masih kosong, namun agaknya ilham tidak menemukan lagi cela yang kosong buat markir motornya, biasanya setiap kesitu doni yang nyetir, berhubung kali ini ilham yang nyetir dan setelah melihat semua penuh maka ilham langsung mencari tempat parkir di dekat toilet cafe.

" kenapa kamu parkir di sini ham? "

" kamu nggak liat tadi, parkiran udah penuh"

" iya sih, tapi,,,, "

" udah ayok turun, buruan kita masuk"

doni semakin panas dingin, saat turun dari mator dan hendak masuk ke cafe.

ilham sangat faham dengan kondisi doni, namun kali ini ia bener bener mau ngerjain doni agar doni berani.

" yuk masuk" jak ilham merapikan bajunya dan bercermin di kaca sepion sepeda motor dan menyisir rambut dengan menggunakan jari jarinya. kondisi doni bener bener tegang tak seperti malam malam biasanya saat doni ke cafe itu. hampir saja mereka kehabisan tempat untuk duduk untung saja masih ada temapat yang kosong walau itu bukan tempat biasanya, sebab tempat yang biasanya mereka pakai sudah di tempati pelanggan lain. sesat saat mereka duduk seperti biasa ada barista yang nyamperin mereka. tapi kali ini barista yang nyamperin mereka bukan barista yang doni maksud.

"malam, ada yang bisa saya bantu, masnya mau pesan apa? " tanya barista itu sambil menyodorkan menu makanan dan minuman. doni yang awalnya tegang badanya panas dingin seketika menjadi biasa. sambil menoleh noleh ke arah tempat dapur dan Resepsionis doni memesan kopi susu sedang ilham memesan es joshua dan cemilan kentang goreng. setelah barista beranjak membawa tulisan pesanan mereka, doni sampai berdiri mencari barista yang ia maksud.

" kamu nyarik dia kan sekarang don, "

" dia kemana ya ham, kok nggak keliatan dari tadi aku liatin"

" nah, baru tau rasa kan kamu sekarang, mau nyarik gimana, mau nanyak nyari siapa, bingung kan kamu sekarang, udah ku bilang dari dulu malah gak brani"

apakah doni akan bisa ketemu barista yang ia incar malam itu,,?

lanjut bacanya yuk,,,,,