Chereads / Tiada Harga Diri / Chapter 28 - Kemana ?

Chapter 28 - Kemana ?

Bagas tampak marah sekali sekarang, Bagas telah datang ke ruangan Claire, tapi tidak melihatnya disana.

Padahal jam makan siang telah terlewat jauh, ponsel Claire juga tidak bisa dihubungi sejak tadi.

Annisa tampak datang menghampiri Bagas di ruangannya, Annisa mengaku tidak bisa mengetahui dimana Claire sekarang.

Annisa hanya tahu kalau Claire makan di laur Kantor, dan Annisa memang tidak bersama Claire karena Annisa keluar belakangan terhalang pekerjaannya sendiri.

"Lalu kemana dia, bagaimana bisa terlambat sejauh ini"

"Maaf pak, tapi saya benar-benar tidak tahu tentang itu, Claire tidak bisa dihubungi"

"Kamu tahu rumahnya kan, susul dia kesana"

"Baik pak"

Annisa lantas pamit, Annisa juga jadi ikut kesal sekarang, pekerjaannya sangat banyak dan haruaqs selesai cepat.

Tapi Annisa justru harus mencari Claire dan mengabaikan pekerjaannya sendiri.

"Nisa mau kemana ?"

"Aku mau cari Claire, pak Bagas sudah sangat marah padanya"

"Kemana anak itu ya, udah tahu pekerjaan lagi banyak banget"

Annisa hanya menggeleng tanpa bisa menjawab, Annisa harus cepat pergi sekarang karena harus mengejar waktu juga.

Annisa harus cepat menemukan Claire agar bisa cepat kembali pada pekerjaannya, Annisa lantas pamit dan berlalu keluar kantor.

Memasuki mobilnya dan lansung meluncur menuju rumah Claire, Annisa berharap kalau Claire memang ada disana dan tidak lagi menyusahkan Annisa.

Bukan keberatan harus mencari temannya itu, tapi Annisa juga harus melakukan tanggung jawab pada pekerjaannya sendiri.

Annisa memang merasa aneh dengan Claire setelah beberapa hari sibuk lagi di Kantor, Claire terlihat lebih diam dan mudah sekali kesal.

Claire seperti tidak lagi menyukai keadaan Kantor, seperti asing dengan mereka semua disana.

Claire juga seperti menutupi banyak rahasia, tidak seperti dulu yang segala sesuatunya sering kali ceplas ceplos.

Claire juga seperti membatasi dirinya sekarang, merasa terganggu jika ada orang tiba-tiba mengajaknya berbicara.

Annisa memarkir mobilnya di halaman rumah Claire, melihat pintu rumah yang tertutup itu.

Annisa merasa rumah itu memang kosong, Claire tidak ada disana, Annisa menggeleng lantas keluar untuk langsung memastikan kebenarannya.

Annissa mengetuk pintu di hadapannya berulang kali, memanggil Claire yang mungkin ada di dalam sana.

Annisa juga mencoba membuka pintunya, tapi terkunci rapat, Annisa memejamkan matanya sesaat.

Tidak ada apa pun yang di dengan atau yang dilihat Annisa, sepi .... sudah jelas kalau Claire memang tidak ada di dalam sana.

"Lalu kemana kamu Claire ?"

Annisa melihat sekitar, kemana lagi Claire kalau tidak ke rumahnya sendiri, tidak mungkin juga kalau Claire mendadak pindah rumah.

Annisa kembali memasuki mobilnya, melajukannya meninggalkan rumah Claire.

Lalu apa yang harus disampaikan pada Bagas nanti, Annisa tidak mendapatkan apa pun sekarang ini.

Apa Bagas akan memarahi Annisa juga, tapi bukankah Annisa sudah menuruti Bagas untuk mencari Claire di rumahnya.

Tapi memang Claire saja yang tidak ada, entah dimana Claire sekarang entah harus kemana Annisa bisa mencari sampai menemukannya.

Claire itu orang hidup, bisa berpindah kapan pun dan kemana pun yang diinginkannya.

Annisa berfikir kemana kemungkinan Claire pergi sekarang, tidak mungkin kalau Claire lupa jika sekarang masih jam Kantor.

Annisa meraih ponselnya dan kembali mencoba menghubungi Claire, maih tetap sama, Claire tetap tidak bisa dihubungi sampai detik ini.

"Kemana kamu ini Claire, menyebalkan sekali kamu sekarang"

Annisa menyimpan kembali ponselnya, tidak ada guna terus menerus menghubungi kontak yang memang mati.

Annisa memutuskan untuk kembali saja ke Kantor, Annisa juga harus menyelesaikan pekerjaannya, Annisa sudah menuruti Bagas untuk mencari Claire ke rumahnya.

Annisa tidak bisa terus berkeliling mencari Claire sekarang, bagaimana dengan pekerjaannya sendiri.

Kalau Annisa tidak mengerjakanya, sudah pasti Annisa akan dimarahi atasannya.

Annisa juga tidak mau bermasalah dengan pekerjaannya gara-gara mencari Claire.

"Mungkin nanti malam Claire akan pulang, aku akan datang lagi nanti selesai lembur"

Annisa mengangguk, mungkin itu lebih baik, biar saja meski sekarang Claire tidak balik ke kantor.

Claire pasti punya alasan yang memang bisa diterima Bagas, perihal kepergiannya sekarang dan meninggalkan tanggung jawabnya di Kantor.

Bukankah Claire adalah karyawan yang teramat disayangi Bagas, tidak mungkin kalau Bagas sampai tidak mau memaafkan Claire.

Annisa tahu sampai sekarang Claire adalah yang masih jadi kebanggaan Bagas, harusnya Bagas bisa lebih mengerti lagi dengan apa yang nanti akan menjadi alasan Claire

"Annisa"

Annisa menoleh, Annisa baru sampai ke Kantor lagi dan baru keluar dari mobilnya.

Annisa melihat Nino disana yang berjalan kearahnya.

"Kenapa ?"

"Kamu dari mana, Claire kemana sih kok ilang"

"Mana aku tahu, aku juga habis cari ke rumahnya, tapi tidak ada Claire disana"

"Memang aneh anak itu sekarang, aku merasa tidak begitu mengenal Claire lagi, dia itu jadi tertutup Sa sekarang"

Annisa mengangkat kedua alisnya sekilas, memang benar .... itulah yang Annisa juga rasakan sekarang

Claire memang jadi tertutup, entah apa alasannya Claire jadi seperti itu.

"Udahlah No, biar saja nanti saja kita cari tahu, kamu bukannya masih harus kerja"

"Iya memang"

"Ya udah balik kerja ajalah, nanti saja urus Claire setelah pekerjaan selesai, atau paling tidak sampai jam Kantor selesai"

Nino mengangguk setuju, Nino juga memang masih banyak pekerjaan, Nino hanya penasaran saja melihat Bagas yang begitu kesal karena Claire.

Keduanya lantas kembali memasuki Kantor, kembali pada pekerjannya masing-masing.

----

Claire memasuki rumahnya dengan malas, tidak ada yang didapatkannya dari perjalanan jauhnya.

Claire tidak mendapat apa yang diinginkannya, lelaki yang ditemuinya semua lelaki yang memang baik.

Claire tidak membutuhkan mereka yang baik, Claire butuk mereka yang memang membutuhkan Claire juga.

Claire memasuki kamarnya dan menjatuhkan tubuhnya di kasur sana, Claire terdiam melihat lurus ke atas sana.

Fikirannya menerawang jauh tanpa arah jelas, Claire teringat semuanya, apa yang telah terjadi pada dirinya, menekannya bersamaan.

Claire memejamkan matanya, bunga itu masih ada dalam dekapannya, dan Claire tidak berniat menyimpannya.

Claire ingin memberikannya untuk Pras, mana Pras sekarang .... kenapa tidak mau membawa bunga yang telah Claire siapkan sejak tadi.

"Kamu dimana Pras, kenapa tidak juga kembali"

Ucap Claire pelan, dengan mata yang tertutup Claire terfokus memikirkan Pras.

Kenapa lelaki itu menghilang begitu saja tanpa pamit pada Claire, apa dia lupa kalau ada wanita yang begitu bergantung padanya.

Apa dia lelah dengan sosok Claire yang selalu merepotkannya, kenapa tidak bilang saja .... kenapa harus seperti ini caranya.

"Ini tidak adil Pras, mereka tidak adil, Tuhan tidak adil, kenapa semua harus aku tanggung sendiri, kenapa Tuhan tega mengambil satu-satunya semangat hidup ku"

Air mata itu kini terlihat dikedua sisi mata Claire.