Chereads / Tiada Harga Diri / Chapter 34 - Bingung Sendiri

Chapter 34 - Bingung Sendiri

Malam hari Claire masih berjalan menyusuri panjangnya jalanan, Claire masih mencari apa yang diinginkannya saat ini.

Tapi setelah jauh dan jauh pun, Claire tidak juga menemukan apa yang dicarinya.

Claire tidak mendapatkan apa pun dan tidak menemukan siapa pun, Claire pusing dengan keinginannya sendiri yang ternyata tidak bisa digantikan oleh apa pun juga.

Claire menginginkan mereka, tapi Claire tidak juga menemukan mereka, meski hanya satu orang saja tak mampu Claire lihat.

Kemana mereka, apa Claire harus menunggu saja di rumah dan mereka akan datang dengan sendirinya.

Bukankah kemarin juga seperti itu, Claire sudah sangat lelah mencari mereka, tapi ternyata ada yang datang dengan sendirinya menemui Claire.

Claire mengusap perutnya, lapar sekali Claire sekarang, Claire melihat dalam tasnya.

Hanya ada uang pemberian lelaki itu saja, Claire enggan memakainya sekarang, Claire takut dengan itu.

Tapi Claire sangat lapar sekarang, Claire lupa kalau semua debitnya telah diberikan pada Bagas.

Claire tidak sempat menyisihkan untuk dirinya sendiri, dan sekarang Claire kelaparan tapi tidak ada uang.

Claire menghentikan langkahnya dan terduduk di pinggiran jalan, Claire lapar sekarang, fikirannya mengingat tentang isi rumahnya.

Claire ingat disana masih ada banyak cemilan dan makanan lainnya, Claire mengangguk mungkin memang Claire harus pulang sekarang.

Claire akan makan dulu yang ada disana, dan Claire akan memikirkan uangnya nanti, yang jelas sekarang Claire ingin makan atau apa pun yang penting bisa mengisi perutnya.

Claire bangkit dan melanjutkan langkahnya, kali ini Claire memutuskan untuk pulang ke rumah saja, Claire akan menunggu dia yang pasti akan datang lagi ke rumahnya.

Datang menemui Claire dan akan membuat Claire bahagia lagi, Claire yakin dia akan datang lagi karena memang sudah tahu dimana Claire tinggal.

"Claire"

Claire menoleh dan melihat mobil yang terhenti disampingnya, Claire terdiam melihat Nino yang keluar dari dalamnya.

"Kamu mau kemana Claire, malam-malam seperti ini ?"

"Bukan urusan kamu"

"Kenapa sih Claire masih saja seperti ini ?"

"Ya kamu kenapa masih saja menemui ku, aku sudah bilang pergi saja cari teman baru saja"

"Aku gak mau, aku mau kita tetap bersama, jelaskan sama aku kenapa kamu jadi seperti ini sekarang, semuanya ini aneh Claire"

"Udahlah Nino, ini bukan urusan kamu, aku bisa urus hidup aku sendiri, jadi kamu juga urus saja hidup kamu sendiri"

Nino terdiam, tidak bisa .... Nino harus tahu apa yang menjadi masalah Claire.

Nino harus tahu kenapa Claire sampai berubah seperti sekarang, menghindari semuanya bahkan sampai melepas pekerjaannya.

Lalu akan seperti apa Claire hidup jika Claire hanya terdiam di rumah saja, bagaimana nanti Claire makan dan memenuhi kebutuhan hidup lainnya.

"Aku harus pulang"

"Aku antar ya"

"Tidak perlu, aku bisa pulang sendiri"

"Ayolah Claire, kita bisa bicara baik-baik"

"Tidak bisa"

Nino kembali diam, kenapa Claire sangat menyebalkan sekali sekarang.

Keras kepala sekali, apa susahnya tinggal Claire ceritakan masalahnya pada Nino.

"Udah selesai kan, aku mau pulang"

"Aku mohon Claire"

Nino meraih tangan Claire, menatapnya penuh harap, Nino tidak ingin jika Claire salah dalam melangkah dan mengambil keputusan.

"Nino, udahlah"

"Gak bisa Claire, apa .... kamu mau apa, kamu mau aku rahasiakan dari semuanya, ok aku akan rahasiakan tapi kamu cerita sama aku ya sekarang"

Claire terdiam, apa gunanya kalau pun memang Claire bercerita pada Nino.

Tak akan merubah apa pun, Nino pasti hanya akan menceramahinya saja, tidak akan memberikan solusi apa pun untuk keinginan Claire.

"Claire, katakan kamu mau apa sekarang, aku akan lakukan"

Claire mengeryit dan terdiam menatap balik Nino.

"Katakan"

"Bermain"

Ucap Claire datar tanpa mengalihkan tatapannya.

"Bermain ?"

"Bermain"

Ulang Claire, Nino mengernyit .... apa maksud Claire.

Apa Claire sedang merindukan masa kecilnya sekarang, kenapa jadi bermain.

"Kenapa, tidak bisa kan, kamu pulang saja"

Claire melepaskan genggaman Nino, dan melangkah pergi darinya.

"Claire .... Claire tunggu dulu"

Claire enggan mendengar panggilan Nino, tidak ada gunanya juga.

"Claire, ayo bermain"

Langkah terhenti seketika, ucapan Nino berhasil membuatnya terdiam.

"Claire"

Claire berbalik, menyebalkan sekali lelaki ini.

Apa dia sudah tidak waras, kenapa bisa mengiyakan keinginan Claire.

"Dimana kita akan bermain ?"

"Apa yang kamu mengerti dari ucapan ku"

"Apa pun"

Claire menggeleng pelan, Nino tidak mengerti apa pun, Nino hanya asal menyetujuinya agar Claire tidak pergi saja.

"Kamu pulang saja No"

"Tidak, aku akan menemani kamu"

"Tidak perlu"

"Kenapa ?"

"Karena kamu tidak pantas lagi berteman dengan ku"

"Apa alasannya, kita sudah lama berteman Claire, kenapa serba tiba-tiba seperti ini"

Claire terdiam tak menjawab, entahlah tapi Claire tidak bisa menjelaskan apa pun. pada Nino.

Nino menghembuskan nafasnya berat, berjalan mendekati Claire dan kembali meraih tangannya.

"Kamu tahu aku seperti apa selama ini sama kamu, bahkan saat ada Pras sekali pun"

"Seperti apa ?"

"Jangan berpura-pura"

"Tapi aku tidak mau"

"Kenapa, Pras udah gak ada sekarang, siapa lagi yang jadi penghalangnya, lelaki tua itu ?"

"Tidak"

"Lalu apa alasannya ?"

"Tidak ada, kamu cari saja wanita lain"

"Gak bisa Claire, siapa lagi, kita bukan cuma.sehari tapi sudah bertahun-tahun"

Claire menggeleng, apa saat ini Nino sedang mengungkapkan perasaannya pada Claire.

Apa harus secepat ini, kenapa Nino tidak mengerti kalau hanya Pras yang ada dalam hatinya.

"Claire"

"Aku gak bisa"

"Beri aku penjelasan, aku akan bantu kamu cari solusinya, kamu sedang ada masalah kan sekarang ?"

"Itu urusan ku"

"Biarkan aku membantu"

Claire kembali diam, Claire tidak ingin siapa pun tahu tentang Claire sekarang.

Claire enggan mendengarkan celotehan siapa pun, sekali pun itu Nino.

"Claire"

"Jangan paksa aku, aku cuma ingin sendiri sekarang, tanpa siapa pun bahkan kamu sekali pun"

"Tapi kenapa lelaki itu bisa sama kamu ?"

"Nino"

"Enggak Claire, aku tidak mau kamu salah langkah"

"Bukan urusan kamu, aku sudah bilang ini bukan urusan kamu"

Nino memejamkan matanya sesaat, kenapa harus sekeras ini.

"Cukup, aku mau pulang sekarang"

"Biar aku antar"

"Tidak perlu"

"Claire ini sudah malam, aku gak mau kamu kenapa-kenapa lagi"

"Biarkan saja, aku juga sudah tidak peduli dengan itu"

Nino menggeleng, tak ada yang bisa Nino mengerti dari setiap yang dikatakan Claire.

Nino membawa Claire memasuki mobilnya, tidak ada gunanya juga banyak bicara lagi.

Nino tidak mampu megerti apa pun yang dikatakan Claire.

Mobil melaju untuk mengantarkan Claire ke rumahnya, tidak ada perbincangan apa pun.

Mereka sibuk dengan isi dalam fikirannya masing-masing, sama-sama tidak mengerti satu sama lain.

Mereka tidak bisa mencari solusi apa pun untuk saat ini.