Liya mulai beranjak meninggalkan perpustakaan untuk menuju kelasnya, berharap Kevin sudah kembali dari kantin.
Saat ruang kelas sudah dapat Liya lihat, terlihat Kevin akan masuk ke dalam kelas. Segera saja, Liya berlari seraya memanggil nama Kevin.
Kevin memberhentikan langkahnya, saat namanya terpanggil. Ia menatap sumber suara. "Kenapa?"
Liya mengedarkan pandangannya untuk menunggu keadaan di sekitarnya sepi, tanpa orang selain mereka berdua.
Liya menoleh ke arah Kevin. "Gue minta bantuan lo."
Kevin menaikkan sebelah alisnya. "Bantuan apa?"
Liya lagi-lagi mengembuskan napasnya. "Biar Vano percaya lagi sama gue. Gue bingung hubungan gue mau dibawa ke mana kalo kaya gini terus."
Kevin menatap wajah Liya. "Seperti kata Vano, lo harus tunjukkin bukti kalo lo nggak salah," saran Kevin.
"Tapi apa yang harus gue jadiin bukti, Vin. Omongan gue nggak dipercayai sama Vano sedikit pun," sahut Liya, nadanya sedikit meninggi.