"Kau dari mana si, Rad...?" tanya Sakda yang sejak tadi menunggu di depan pintu apartemen Radi, namun sampai pukul delapan malam, Radi baru pulang dan Sakda baru bisa bertemu dengan teman yang juga tetangganya itu.
Sakda nampak melipat kedua tangannya di depan perutnya, ia juga memasang wajah curiga karena Radi yang baru saja pulang meskipun Sakda sudah mengirimkan pesan kepadanya sebelumnya.
"Iya…, maaf aku tadi ada urusan," ujar Radi menjawab Sakda dengan santai, namun sebenarnya wajah Radi cukup lelah karena seharian menghabiskan waktunya di luar.
Sakda menggelengkan kepalanya sembari menatap Radi dengan wajah tidak suka karena sangat tidak merasa bersalah dengan Sakda yang sudah menunggunya satu jam di depan pintu apartemennya.
